Keputusan Kiran

1027 Words
“Kamu harus menikah dengan Devan. Papa tidak meminta pendapat dari kamu. Keputusan papa mutlak. Papa tidak menerima penolakam dari kamu!” ucap Dean dengan nada tegas dan nafas memburu yang menandakan jika laki-laki parih baya itu tampak sedang merasa emosi. Diam.. Kiran diam seribu bahasa tanpa menjawab apa yang diucapkan oleh sang papanya itu. Kiran menattap ke arah sang papa dan si dosen killer dengan tatapan menghunus tajam secara bergantian saat ini. Tatapan mata Kiran tanpa sengaja bersiborok dengan tatapan sang mama yang tampak teduh itu. Kiran dapat melihat jika wanita paruh baya itu memganggukan kepala kepada dirinya. Kiran yang dekat dengan mamanya seketika dapat mengerti dengan arti tatapan dan anggukan kepala sang mamanya itu. Huft.. Kiran menghela nafas berat untuk menenangkan diri dan mengendalikan emosi yang menyelimuti di dalam dirinya saat ini. Kiran juga sedang menyakinkan diri dengan semua keadaan yang sangat tidak disukai oleh dirinya. Sungguh.. Kiran benar-benar sangat membenci dengan semua hal ini. Kiran merasa terdesak dengan situasi dan keadaan yang ada itu. Namun Kiran tidak dapat melakukan hal apapun itu untuk lari dari semua hal itu. Apalagi sang mama telah memberikan isyarat melalui tatapan dan anggukan kepala yang sangat dimengerti dan dipahami oleh wanita cantik itu. Ya. Kiran tidak akan pernah menolak jika mamanya telah meminta sesuatu kepada dirinya. Wanita paruh baya itu segalanya bagiKiran di dalam hidupnya selama ini. Kiran juga tidak ingin menyakiti hati sang mamanya itu. Helaan nafas kembali terdengar dari bibir ranum dan mungil milik Kiran until kesekian kalinya. Kiran benar-benar merasa dilema dan galau denvan semua ini. Bingung. Itulah yang sedang dirasakan oleh Kiran saat ini. Usia Kiran yang masih sangat muda membuat wanita cantik itu itu belum memikirkan tentang pernikahan sama sekali hingga detik ini. Kiran benar-benar ingin menikmati masa muda di dalam hidupnya seperti yang lainnya. Bukan dengan menikah di usia muda. Bukan. Semua itu bukan impian Kiran. Kita kembali menatap ke arah mamanya yang masih menatap ke arah dirinya. Pendar mata sang mama tampak jelas menggambarkan apa yang diminta oleh wanita paruh baya itu. Kiran mengalihkan perhatian ke arah papa dan si dosen killer itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Dua laki-laki yang beda generasi itu tampak sedang menatap ke arah dirinya dengan tatapan arti. “Baik.. Kiran akan menerima apa yang papa minta tadi. Kiran melakukan semua ini hanya demi mama. Bukan demi papa dan siapa pun itu. Tapi demi mama dan hanya demi mama. Kiran menerima semua ini tidak gratis begitu saja Pa. Tapi dengan satu syarat yang harus di penuhi oleh papa dan dosen killer itu,” balas Kiran yang berusaha menahan semua rasa di dalam hatinya. “Kiran.. Devan itu calon suami kamu. Kenapa kamu masih memanggil Devan dengan dosen killer?” sambung Dean dengan nada kesal saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang putri kesayangannya itu. “Kenapa memangnya Pa? Apa ada yang salah dengan ucapa Kiran tadi? Laki-laki itu kan memang dosen killer Pa. Laki-laki itu juga baru calon suami kan Pa? Belum menjadi suami Kiran. Jadi Kiran rasa tidak ada yang salah dengan semua yang Kiran katakan tadi,” seru Kiran dengan nada tinggi. Dean merasa sangat kesal dengan semua kalimat yang baru saja keluar dari bibir sang putri kesayangannya itu. Dean hendak membuka mulut untuk menjawab apa yang diucapkan oleh Kiran. Namun Dean mengatupkan mulutnya kembali saat mendengar suara bariton yang masih terdengar asing di indera pendengarannya. “Tidak apa-apa om. Tidak masalah bagi Devan dengan apa yang dikatakan oleh Kiran. Apa yang dikatakan oleh Kiran semuanya benar om. Devan memang dosen killer di kampus. Jadi semua hal itu tidak menjadi masalah bagi Devan,” sahut Devan dengan nada dan sikap sopannya. Dean memganggukan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh Devan. “Iya kak Devan. Terima kasih karena nak Devan tidak marah dan tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Kiran tadi.” “Iya om. Om tidak usah mengucapkan terima kasih kepada Devan. Devan yang seharusnya mengucapkan terima kasih kepada om karena om telah mberikan ijin dan restu kepada Devan untuk meminang putri om,” sambung Devan. “Om tahu kamu itu laki-laki yang baik. Om tahu kamu itu laki-laki yang pantas untuk putri kami. Om berharap putri kami akan berubah jika menikah dengan kamu. Om yakin kamu bisa menjadi yang terbaik untuk putri om nanti,” seru Devan dengan nada tulus. “Terima kasih untuk kepercayaan dari om. Tapi Devan rasa semua itu berlebihan om. Devan hanya manusia biasa om. Insha Allah Devan akan melakukan yang terbaik bagi Kiran. Devan akan menjadi suami yang baik untuk Kiran, om. Devan juga mohon bimbingan dari om dan tante agar Devan dapat menjadi suami yang baik untuk Kiran nanti,” balas Devan. “Insha Allah om dan tante akan membimbing kamu dan Kiran nanti. Om dan tante minta tolong kamu untuk menjaga Kiran menggantikan posisi kami berdua. Tapi om dan tante tetap tidak akan lepas tangan dan mengontrol kalian berdua. Om dan tante akan menegur kami dan Kiran jika kalian berdua melakukan kesalahan. Om dan tante akan bersikap netral. Siapa pun yang telah melakukan kesalahan pasti akan om dan tante tegur nanti. Om dan tante tidak akan pernah pilih kasih. Walaupun Kiran salah. Om dan tante tetap akan menegur dan tidak akan pernah membela Kiran,” imbuh Dean. “Iya om. Terima kasih om dan tante,” seru Devan. “Iya nak Devan,” tukas Dean. Kiran berdecak kesal saat mendengar pembicaraan di antara sang papa dan si dosen killer yang berada di hadapan dirinya. “Kenapa papa dan dosen killer asyik mengobrol tanpa menjawab apa yang Kiran tanyakan tadi?” tanya Kiran dengan nada kesal. Devan dan Dean tercengang saat mendengar apa yang diucapkan oleh Kiran. Sontak Devan dan Dean mengalihkan perhatian ke arah sumber suara di mana tampak Kiran sedang menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan kesal saat ini. “Apa syarat dari kamu sayang?" tanya Devan. "Kiran tidak mau ada pesta pernikahan mewah. Kira hanya mau ada akad nikah saja nangi. Kiran tidak mau ada yang tahu tentang pernikahan ini. Siapa pun itu. Kiran tidak mau pernikahan ini diketahui oleh orang lain. Kalau sampai ada yang tahu tentang pernikahan ini. Kita cerai. Bagaimanapun Pak dosen killer?" "Saya setuju dengan syarat dari kamu. Deal.."

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD