Salah Ternyata

628 Words
Sampai dirumah ternyata tante Asih sudah pulang dan sedang sibuk didapur untuk menyiapkan makan malam mereka. Rena langsung menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dan, segera turun kebawah dan menuju dapur untuk membantu tante Asih. “Nasak apa tan..?” “yang sederhana dan cepet aja Ren, karna udah telat banget tante pulangnya tadi. Maaf ya Ren tante gak bisa jemput sibuk banget tadi dikantor” jelas tante Asih karna merasa tidak enak pada Rena. “Ga papa ko tan, kan dah dijemput juga sama Om Hendry tadi” Asih terkekeh mendengar Rena yang menyebut Hendry dengan panggilan Om. “Hendry itu emang pemalu tapi dia belum tua Ren, hahaha....” “pasti Hendry kaget kamu panggil om” Rena mengerutkan keningnya mencerna omongan tante Asih yang menyebut Hendry orang yang pemalu, karna jelas2 tadi Rena yang dibuat malu setengah mati sama Hendry. “Emang om Hendry umur nya berapa tan?” entah kenapa Rena penasaran saja dengan pria yang disebutnya om tersebut. “Awal Januari nanti baru 22 Ren, Hendry itu anaknya pinter Ren dia SMA cuma dua tahun karna otak nya encer banget kuliah juga cepet tamat nya. Sekarang dia lg nyelesein S2 nya sambil bantu tante sama om urus perusahaan eyang yang disini” tante Asih menjelaskan sambil mengaduk aduk sayur asam yang hampir masak. “Ntar malem kamu boleh ngobrol panjang sama dia, biasanya kalau malem dia sering kesini makan. Dia gak terlalu suka makan diluar, katanya sih makanan rumahan lebih enak” Rena hanya mengangguk angguk kan kepalanya mendengarkan tante Asih bercerita panjang lebar tentang Hendry dan sesekali mereka tertawa. Rena memperhatikan penampilannya dipantulan kaca entah kenapa dia ingin terlihat lebih rapi saja dari biasa nya, hot pant dan kaos hitam yang agak selebor terlihat serasi di tubuh Rena. Rena memang lebih suka memakai pakaian yang longgar karna lebih nyaman menurutnya, bukan karna dia tidak memiliki tubuh yang indah, tapi dia memang lebih suka dengan penampilan yang sekarang. Setelah selesai Rena menuruni anak tangga untuk makan malam, samar Rena mendengar suara dibawah om Will berbicara dengan seseorang yang sepertinya suara itu tidak asing di telinga Rena, yah...benar itu Hendry. Seketika mata mereka bertemu, dan jantung Rena maraton dibuat nya hanya dengan tatapan lembut dan tajam. ‘Shiiit...kenapa gue jadi deg degan gini sih, tenang Rena anggap dia sodara lu’ Rena menenangkan pikirannya sambil menuruni anak tangga. Rena melihat tante Asih yang sibuk menyiapkan makanan di meja makan, dengan sigap Rena membantu tante Asih. Dan tak lama makanan sederhana pun sudah tersedia di meja makan, tidak banyak Cuma ada sayur asem kesukaan om Will sambel terasi tempe mendoan dan ayam goreng bumbu tak ketinggalan lalapan nya karna tante Asih emang doyan makan sayur mayur mungkin itu yang membuat kulit nya terlihat bagus dan awet muda. “Ren..panggil om sama Hendry gih..ajak makan, tante udah lapar nih” pinta tante Asih sambil mengusap usap perutnya yang memang sudah lapar. Rena langsung menuju ruang tamu, untuk mengajak mereka makan. “om..tante ngajak makan tuh, udah laper katanya” “Oh..ya, om juga udah laper ni Ren. Yuk Ndry” ajak om yang sudah menuju kedapur dan meninggalkan Hendry masih duduk. Rena bermaksud mengekori om Will menuju dapur tapi langkah nya tertahan karena sebelah tangan nya dicekal Hendry. “Tungguin gue, emang gk mau ngajak gue makan juga” seringai Hendry kerena yang sudah berdiri disamping Rena. Tanpa mereka sadari tante asih telah memperhatikan Hendry yang bertingkah aneh menurut nya. Mereka pun berjalan menuju ruang makan dan duduk dengan posisi saling berhadapan, tante Asih merasa ada yang aneh dengan tingkah iparnya ini pun tersenyum tanpa ada yang memperhatikan. Selesai makan malam, Rena dan tante Asih membereskan sisa makanan dimeja. Setelah selesai Rena bermaksud ingin langsung kekamarnya, karna dia tak tau harus bertingkah seperti apa dihadapan Hendry sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD