01 : Little Angel

1118 Words
Renata berlari sekuat tenaganya. Tubuhnya yang mungil hampir tak mampu menahan beban dirinya. Ia sangat capek, tenaganya telah terkuras. Namun gadis cilik itu tahu, bila berhenti berlari ia akan mati. Airmata Renata terus menetes, menyesali nasib buruk yang menimpanya! Bagaimana mungkin ayahnya tega menjualnya ke Tuan Tanah yang tua dan gendut? Usianya bahkan baru menginjak 12 tahun! Dia tak sudi menjadi simpanan bandot tua yang botak itu. Renata semakin membenci ayahnya, kali ini ayahnya sungguh keterlaluan! Dulu setiap kali mabok ayahnya sering menyiksanya dan ibunya, namun Renata masih bertahan. Karena ia tak bisa meninggalkan ibunya yang sakit~sakitan. Tapi kali ini, Renata bertekad tak kembali ke rumahnya! Ia kabur dari rumah mewah si Bandot tua. Dan ia terus berlari hingga masuk ke suatu hutan.. tapi bodyguard bandot tua itu terus mengikutinya! Kaki Renata telah tergores~gores, hingga perih bila dipakai berlari. Akhirnya Renata ambruk, dia jatuh ke jurang yang dalam! Tubuh Renata limbung, terjun ke dasar jurang yang sangat dalam. Renata menyadari ajalnya sudah dekat, ia memejamkan matanya. Sambil menangis ia berbisik lirik, "selamat tinggal Mama.." Renata bersiap menyambut hempasan tajam di dasar jurang yang terjal namun ia terheran. Tubuhnya seakan melayang, naik keatas secara perlahan. Itulah untuk pertama kalinya Renata melihat sosok indah rupawan itu. Sosok putih berkilau dengan sayap seputih salju, bersinar menyilaukan mata! Sosok itu menggendongnya dan membawanya terbang keatas. Siapa dia? Bukan manusia, tetapi sepertinya bukan iblis! MALAIKAT?? Renata terpaku melihat malaikat dengan wajah rupawan seperti anak kecil itu tersenyum padanya. Senyumnya begitu agung, suci, kudus tak bisa diungkapkan dengan kata~kata! Mendadak Renata tak merasa layak didepannya. "Little Angel?" cicit Renata bingung. Sosok itu tersenyum dengan anggunnya. "Kamu aman sekarang Renata," ucap Malaikat itu dengan suara agungnya. "Tapi orang~orang itu masih mengejarku." Malaikat kecil itu telah sampai keatas jurang, ia menurunkan Renata diatas tanah dengan hati~hati. Renata duduk diatas tanah sambil melihat sekelilingnya. "Tak usah takut Renata. Mereka sudah pergi. Mereka mengira kamu sudah meninggal terjatuh dari jurang." Renata tersenyum lega. "Terima kasih telah menyelamatkanku Malaikat. Apakah aku sudah meninggal?" tanya Renata polos. "Kamu masih hidup Renata. Setelah ini mulailah hidup barumu dengan baik. Lupakan apa yang sudah terjadi." "Tapi, bagaimana aku bisa melupakan masa laluku Malaikat?" Malaikat kecil itu tersenyum, dia mengusap rambut Renata dengan lembut. Mendadak Renata tertidur. Ia bagaikan terhipnotis oleh sesuatu. "Lupakan kesedihanmu Renata. Lupakan kepahitan hidupmu. Juga lupakan aku." Malaikat itu berkata dengan lembut. Entah mengapa, ia memiliki perasaan aneh terhadap gadis cilik ini. Seperti ada ikatan aneh diantara mereka namun ia tak bisa membiarkan perasaan aneh ini berkembang. Ia... Sang Malaikat Kudus. Namanya tak pernah disebutkan, namun semua malaikat tahu tentang dirinya. Kedudukannya amatlah tinggi, diatas empat Malaikat Agung Gabriel.. Malaikat Agung Mikhail.. Malaikat Agung Rafael dan Malaikat Agung Uriel. Karena ia adalah The Punishment, Sang Malaikat Kudus yang memiliki tugas mengembalikan fungsi malaikat ke asalnya atau membasmi Iblis yang memberontak! Ia begitu sempurna dan ia tak boleh m*****i kesempurnaannya dengan perasaan aneh yang dirasakan pada gadis cilik ini. "Selamat tinggal Renata, kuharap kita tak pernah bertemu. Untuk selama~lamanya." Malaikat itu mengecup kening Renata sebagai tanda perpisahan. Kemudian ia mengembangkan tangannya. Sinarnya makin berkilau menutupi sekujur tubuhnya! Perlahan sinar itu memudar, bersamaan dengam hilangnya sosok indah rupawan tadi. *** SEPULUH TAHUN KEMUDIAN.. Seorang wanita muda memasuki sebuah kedai di pasar. Beberapa pasang mata laki~laki langsung menatapnya jalang! Wanita itu sangatlah cantik dengan pakaian yang sangat menonjolkan lekuk~lekuk tubuhnya. Ia memakai celana hotpen jins super pendek hingga menonjolkan kakinya yang jenjang. Ia mengenakan kemeja kotak~kotak super ketat dengan semua kancingnya terbuka. Kemeja itu hanya ditali simpul di bawahnya. Didalam kemeja itu ia memakai kaus singlet berleher rendah hingga menunjukkan belahan dadanya yang indah. Wow, beberapa lelaki menelan ludahnya memperhatikan pemandangan menggoda seperti ini! Apalagi kemudian cewek itu membuka kemejanya hingga tinggal memakai tanktop hitam didalamnya. Dan ia mulai menggerakkan tubuhnya yang s*****l sambil bernyanyi, ditemani oleh pria botak yang mendampinginya dalam aksinya. Rupanya cewek itu adalah penyanyi jalanan yang di pesan seseorang didalam kedai untuk merayakan hari spesialnya. Selesai menunaikan tugasnya cewek itu kembali memakai kemejanya. Ia menghitung uang honornya. "Beb, kau tak salah menghitungnya? Kurang 100ribu," katanya pada teman cowoknya. Dia mengangsurkan tangannya pada temannya yang botak itu. Temannya menampik tangan itu sambil tertawa geli. "Ayolah Beib! Gak usah hitungan gitu. Anggap saja itu ongkos transport!" BRAK!! Cewek itu menggebrak meja, lalu menginjak s**********n teman cowoknya dengan sepatu botnya! "Perjanjian kita Beib.. 50% ~ 50%.. tak ada potongan apapun," desis cewek itu sambil menempelkan pisaunya pada pangkal paha temannya. Cowok itu gelagapan. Sialan, cewek ini preman banget! Gak ada kompromi sedikitpun. Dengan lesu ia mengeluarkan selembar uang seratus ribuan. Cewek itu langsung menyambar uang itu dengan cepat! "Thanks Beib.." Dia mengecup pipi temannya dan berbalik meninggalkannya. Di luar kedai, ia mendengar teriakan seorang Ibu. "Maliiiingggg!!" Cewek itu melihat ada seorang pemuda cilik yang berlari kencang membawa tas wanita. Secepat kilat ia berlari mengejar pemuda cilik itu! Mereka terus berkejaran hingga setengah kilo kemudian cewek itu berhasil menangkap pemuda cilik itu. "Ampunnnn Kak, ampun Kak.." pemuda cilik itu mengaduh saat cewek itu memukul kepalanya. "Masih kecil sudah berani maling. Besok besar mau jadi apa kamu?" "Jadi maling besar, Kak. Eh, enggak Kak. Ampun, saya terpaksa Kak. Ibu saya sakit keras. Saya harus membelikan obat untuknya." Hati cewek itu melemah, setiap kali mendengar kata ‘ibu sakit’ entah mengapa perasaannya berubah mellow. "Mana tas itu?" Pemuda cilik itu menyerahkan tas yang tadi dicurinya. "Masih utuh kan?" Pemuda cilik itu menggangguk lemah. Cewek itu mengeluarkan lima lembar uang seratus ribuan dari dompetnya. "Nih buat kamu, periksaiin ibu kamu. Sisanya buat beli obat. Ngerti?" "Hah?! Makasih Kak!!" Pemuda cilik itu mencium tangan cewek itu saking senangnya. "Kakak betul~betul malaikat. Tuhan akan membalas kebaikan kakak!" *** Ibu itu meneliti tas tangan yang diserahkan oleh si gadis seksi. Untung masih utuh! "Terima kasih, Nak. Biar Tuhan yang membalas kebaikanmu." "Cuma gitu doang, Bu?" sindir cewek itu. "Lalu mau kamu apa?" Ibu itu mulai naik nada pembicaraannya. "Ngejar maling tadi gak gampang loh, Bu. Capek banget. Mana panas lagi. Belum resikonya taruhan nyawa. Apa tak ada reward buat saya?" tanya cewek itu to the point. Ibu itu mendengus kasar. Dikeluarkan selembar uang lima puluh ribuan. Yee pelit banget. Harapan cewek itu si ibu memberinya minimal limaratus ribu untuk menggantikan uangnya yang tadi diberinya pada maling cilik tadi! "Masa segini doang, Bu?" protesnya gemas. "Mau ngerampok? Uang yang didompet saya tadi cuma duaratus ribu. Masih untung saya kasih limapuluh ribu!" Cewek itu mendesah kesal. Hari ini ia belum beruntung. Cewek itu adalah Renata. Kini dia menjadi cewek jalanan , yang hidup dengan pekerjaan serabutan. Asal tak membunuh orang, asal tak disuruh menjual tubuhnya semua kerjaan ia lakoni. Supaya bisa menghasilkan duit, duit dan duit.. Kehidupan keras telah merubahnya dari gadis polos menjadi wanita manipulatif. Dialah Renata.. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD