Adrian terpaksa menguncinya di dalam kamar. Ia tak punya pilihan lain. Ia takut Cassie pergi darinya. Ia tahu ini egois. Tapi ia sudah kelimpungan menghadapi Cassie yang sekarang. Perempuan itu benar-benar marah sekali. Ia juga syok melihatnya. "Maaf, sayang." Ia bisa mendengar Cassie menangis tersedu-sedu di dalam. Sementara ia merenung sambil duduk menyandarkan punggungnya pada pintu kamar. Keduanya sama-sama bersandar pada pintu loh. Bedanya yang satu di dalam dan satu lagi di luar. Adrian sedang merenung. Ia tak pernah tahu kalau pada akhienya akan begini. Mungkin dulu ia hanya terlalu egois. Karena hanya memikirkan perasaannya sendiri. Ia tak berpikir soal Cassie. Ia yang kehilangan cinta adalah hal utama yang menjadi fokusnya. Padahal ada hati lain yang ia korbankan demi egonya.

