Aku terpaku mendengar ucapan Pingkan. "Coba lo pikir, dia selalu ada buat lo, disaat-saat terburuk lo. Bahkan dia rela jadi pengganti laki lo, dia rela dimanfaatin sama lo." Aku menatap Pingkan seolah apa yang di ucapkannya itu tidak nyata. "Lo gak bisa pungkirin hati lo Ta. Kenapa lo harus cemburu sama Adeline, nyata-nyata mereka udah gak pacaran. Rangga anter dia karena tu cowok emang orangnya berjiwa tanggungjawab, dia pasti gak enak sama ortunya Adeline karena balik malem." "Ya sama ke gw juga gitu kali Ping." Aku berusaha menyangkal. Pingkan menggeleng, "Yang gw liat gak gitu Ta. Dia gak pernah ijinin Adeline masuk ke wilayah pribadinya. Bahkan gw yang notabene masih sodaraan sama dia aja gak bisa. Lah lo siapa? Lo orang lain Ta. Tapi dia dengan sukarela bawa lo masuk, dia sendir

