Mencari

1355 Words
Danita melirik sinis pada Yudit yang saat ini sedang melihat acara berita di televisinya dengan sangat fokus. Sedangkan dia saat ini sedang menyiapkan makan malam yang hanya untuk dirinya, bodo amat kalau Yudit belum makan. Tadi Yudit masuk ke dalam apartemen Danita tanpa mengatakan apa pun atau setidaknya meminta izin, tapi malah mendorong tubuh Danita agar masuk bersama ke dalam unit ini. Danita cuma bisa memendam kekasalannya mentah-mentah. Dia juga akan mogok bicara karena Yudit juga tidak mengatakan apa pun padanya soal kepergian pria itu. Selesai memasak sayur orak-arik dan udang yang dia beri bumbu asam manis, Danita memakannya di meja bar. Dia sama sekali tidak menawari Yudit. Sembari memakan makanannya, Danita melihat acara variety show asal negeri gingseng yang paling terkenal yaitu Running Man. Sebagai salah satu penggemar artis-artis negeri itu, Danita sampai tidak tahu lagu barat dan artisnya. Jadi terkadang dalam circle pertemanan kalau sedang membahas Justin Bieber, Ariana, Billie Eilish, dia tidak akan paham. Bahkan saat sedang boomingnya Billie, dia terlihat paling ketinggalan info. Tapi untungnya teman-temannya menghargai apa yang dia suka, tidak mengejek satu sama lain hanya karena berbeda genre musik. Semua berhak menyukai jenis musik apa pun, kan? Danita tertawa-tawa melihat tingkah anggota acara yang sangat konyol. “Kwang Soo kenapa idupnya sial banget kalo lagi di Running Man?” dia lanjut tertawa lagi. Yudit yang sudah berpindah fokus pada ponsel pribanya yang dia ambil lagi dari Fazran pun teralihkan akrena suara tawa Danita. Wanita itu seolah sedang menertawai hal yang sangat lucu sampai terbahak-bahak saat ini. Yudit bangkit mencari Danita yang tadi dia ketahui sedang memasak di dapur tapi tidak kunjung muncul. Dan ternyata wanita itu sedang makan sekarang bukan memasak lagi. Dia menghampiri Danita yang masih tidak menyadari kedatangannya. Dia juga kelaparan karena dia baru selesai melakukan misinya, kemudian mengambil ponselnya dari Fazran dan pergi kemari. Tapi Danita sepertinya tidak ada niat untuk menawarinya makan. Wanita itu juga tampak sekali sedang marah walau dia tidak tahu apa sebabnya. Danita langsung menghentikan tawanya ketika melihat seseorang duduk di kursi terpisah yang ada di sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Yudit yang seketika membuat wajahnya yang tadi terasa lelah karena tertawa kembali menyetel wajah ketus. Danita tidak memedulikan Yudit dan tetap menikmati makanannya sambil melihat acara tv Korea Selatan melalui ponselnya. Tapi sendoknya tiba-tiba direbut oleh Yudit dan pria itu menarik juga piring nasi milik Danita. “Eh, apa-apaan nih?!” Danita terkejut dan segera meraih piringnya lagi tapi Yudit menepis tanganya. Hal itu membuat Danita sempat terkejut sebelum kemudian dia menabok lengan Yudit dengan keras tapi reaksi pria itu sangat tidak Danita duga. Sebab Yudit langsung merasa kesakitan dan memegangi lengannya. “Sss...,” Yudit meringis kesakitan. “Eh-eh.. kamu kenapa?” Danita segera turun dari kursinya dan berdiri di sebelah Yudit. Dia ingin memegang lengan Yudit tapi pria itu tidak mengizikannya dan malah bangkit berdiri menjauh. “Aku akan pakai kamar mandimu.” Danita terdiam di tempatnya. Antara merasa terkejut juga bingung. Terkejut dengan Yudit yang sepertinya sedang  terluka dan bingung karena Yudit minta izin ke kamar mandinya padahal masuk ke rumahnya saja secara paksa. “Dasar cowok aneh! Hih!” Danita mendecak lidahnya kesal. Danita memutuskan melanjutkan makannya dengan cepat lalu dia berjalan ke kamarnya karena Yudit lama sekali tidak kunjung muncul lagi. Kemudian dia melihat pintu kamar mandi di dalam kamarnya saat ini tengah terbuka, Danita pun masuk karena penasarannya sudah sampai menguasai isi kepalanya. “Kenapa kamu masuk?” Danita yang sedang melongokan kepalanya ke dalam kamar mandi terkejut saat Yudit bersuara untuk menegurnya, sehingga hampir saja dia terjatuh. Tapi untung saja Yudit dengan gesit bisa menangkap tubuh Danita yang kepalanya sebentar lagi akan membentur lantai kamar mandi. “Ya ampun.” Danita menutup matanya saking dia takut kalau benar-benar akan bertabrakan dengan lantai kamar mandinya. Dia bisa saja ‘kan kehilangan ingatan nanti? “Cepat berdiri. Sss...,” Danita membuka matanya dan melihat Yudit sedang meringis kesakitan lagi dan itu karena pria itu menangkap tubuh Danita dengan lengan kirinya yang sakit. Danita pun cepat-cepat berdiri dan menjauh dari Yudit. Dia merasa sangat bersalah saat Yudit masih kelihatan sangat kesakitan. “Astagaaaa!! Ini sampe jadi ungu lho lebamnya!” Danita memekik melihat luka lebam di lengan Yudit yang berwarna ungu gelap. Yudit masih meredakan rasa sakit juga ngilu di lengannya, tidak terlalu memedulikan wajah panik Danita. Sedangkan Danita berdiri heboh di tempatnya melihat keadaan Yudit yang tidak baik-baik saja. “Kenapa kamu nggak ke rumah sakit, sih?! Ini tuh bisa jadi parah nanti!” Danita mulai mengomel. “Ayo kamu pake baju kamu lagi kita ke rumah sakit!” tidahnya kemudian. Danita hendak mendorong tubuh Yudit tapi pria itu menolaknya. “Aku baik-baik saja.” Kata Yudit walau bibirnya masih memberikan respon kesakitan dari lengannya. “Apanya yang baik-baik aja, hah? Kamu ini lho sakit. Ditabok sama cewek aja sampe aduh-aduh!” Danita mengomel lagi. “Nanti kalau kesakitan lagi aku ayng dituduh bikin—“ Tapi Yudit yang sedang diomeli malah menyelonong keluar dari kamar mandi hingga membuat emosi Danita memuncak. “YAAAA!! Kamu mau aku sembeleh ya, hah?! Aku lagi ngomong sama kamu!” Danita menjerit dari arah kamar mandi pada Yudit yang sosoknya sudah tidak terlihat.   ///   Danita berakhir duduk di sebelah Yudit dengan kedua tangannya bekerja mengoleskan salep di pinggiran luka lebam Yudit. Pria itu menolak untuk diajak ke rumah sakit dan malah memintanya membeli obat di apotik yang masih dalam satu gedung apartemen ini. “Ck! Udah.” Dengan kesal Danita menutup lagi salepnya. Kini Yudit sudah tidak kesakitan lagi tapi untuk beberapa saat dia akan tetap bertelanjang d**a karena dia tadi menggunakan kemeja lengan panjang saja. Dan tidak ada persediaan pakaian di bagasi mobilnya karena dia habiskan saat menjalankan misi selama beberapa hari. Danita memperhatikan Yudit, kini pria itu sedang memejamkan mata sambil duduk bersandar di sofa. Pria itu sudah dia beri makan juga tadi sementara dia turun membeli salep juga beberapa obat yang berguna untuk keadaan Yudit seperti ini. Sejak pertama melihat tubuh Yudit, Danita menyadari kalau tubuh pria itu penuh bekas luka bahkan ada bekas luka jahitan yang ada di punggung sebelah kanan. Entah jenis luka apa itu tapi tubuh Yudit yang tegap dan kekar serta sexy ini harus punya bekas-bekas seperti itu. Bukankah Yudit ini pria kantoran? Kenapa bisa punya luka bekas jahitan? Luka panjang bekas goresan dan lebam separah itu? Memangnya apa yang pria itu lakukan selama beberapa hari ini hingga baru muncul di hadapan Danita dan membawa luka ini? Karena terakhir kali mereka bercinta, Danita ingat Yudit masih baik-baik saja.   ///   Yudit terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara notifikasi khusus yang dia berikan untuk nomor seseorang yang dia hormati juga selain Fazran. Dia menoleh sebentar pada Danita yang masih terlelap dengan sangat nyenyak di sebelahnya, baru kemudian dia bangkit dari ranjang dan kembali menggunakan kemejanya yang Danita rapikan dan digantung menggunakan hanger di dekat meja rias. Satu persatu Yudit memasang kancing kemejanya sambil menatap Danita. Wanita yang kerap dia temnui akhir-akhir ini dan dia merasa belum bosan dengannya. Karena biasanya hanya bertahan sampai 4 kali pertemuan dengan wanita yang sama lalu Yudit akan menghilang. Tadi mereka tidak melakukan apa pun sampai tertidur karena sama-sama lelah dengan kegiatan seharian ini. Tapi Yudit merasa berterima kasih juga karena Danita memperhatikannya dengan memberinya makan dan membelikannya obat. Yudit berdiri di dekat jendela kamar Danita yang menyuguhkan pemandangan kota Jakarta pada dini hari yang sepi dan tidak bising. Setelah itu dia mulai memeriksa keadaan jendela yang sudah terkunci sempurna juga jendela lain di ruangan tengah dan dapur. Dia melakukan hal yang sama juga ketika dia keluar dari apartemen Danita. Dia memastikan pintunya sudah tertutup baru kemudian dia beranjak pergi. Yudit masuk ke dalam mobilnya dan menggunakan topi untuk menutupi setengah wajahnya. Kemudian menggunakan mini bluetooth earphone di telinganya. Dia kembali menghubungi seseorang melalui telepon yang bukan milik dia pribadi karena ponsel itu dia tinggalkan di laci nakas di kamar Danita berikut dompet yang berisi identitas aslinya. Yudit mendengarkan banyak orang sedang berbicara satu sama lain melalui earphone yang terpasang di telinganya. Dia masih belum menyalakan mesin mobilnya sampai selesai mendengarkan instruksi. “Target terlihat sedang berada di kawasan Cilandak dan kamu yang paling dekat dari tempat ini. Sekarang kamu ke sana dan akan saya beri detailnya dalam perjalanan.” “Dimengerti.” Setelah mendapatkan informasi dan perintah, Yudit menyalakan mesin mobil. Baru beberapa jam saja dia mendapatkan waktu istirahat, kini dia harus menjalankan misi lagi tanpa bisa menolak. Dia sudah disumpah dan hanya dengan ini pula Yudit akan tahu jati dirinya sendiri ini siapa.   ///  **: Gorjesso Purwokerto, 6 September 2020 Tertanda, . orang yang pengen bilang, sabar ya... aku nggak bisa update semuanya berbarengan... nulis itu bukan cuma ngalir gitu aja tapi harus ada penelitiannya supaya nggak halu-halu banget gitu lho... T_T . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD