Part 3

719 Words
Suara berisik seperti perang dunia ke-II yaitu seperti suara bom meledak yang   menyebabkan tidur Angel terusik. Reflek dia langsung menutup kepalanya menggunakan bantal. Suara itu semakin mendekat bahkan seperti suara toa masjid. Angel tetaplah Angel, bila sudah tidur susah di bangunkan. Biar pun itu suaranya sangat dekat, otak nya hanya berisi kata 'bodoamat'. "Bangun woy! Udah pagi!!!" teriak seorang pria membuat Angel menutup dirinya menggunakan selimut sampai atas kepala. Tidak lupa suara dengkurannya memenuhi kamar. "Ck, jadi cwe kebo banget," gerutunya sambil menggelengkan kepala. Matanya menatap wanita yang sedang tidur pulas di atas ranjang. Ada rasa kasihan dan menjengkelkan. Bisa-bisanya sudah sesiang ini masih betah tidur. "Gue punya ide," batin pria itu. Angel pov' Saat aku masih tidur terdengar suara ricuh membuat aku terusik. Tiba-tiba aku merasakan ada yang aneh dan dingin. Entah aku sedang mimpi liburan berada di salju atau emang nyata. Rasanya sedikit dingin. Tapi lama-kelamaan rasa dingin tersebut berubah menjadi sebuah air terjun. Entahlah ini nyata atau khayalan tidurku. Byurr.... "MOMY!!! KAMARKU BOCOR!!! KAMARKU TERKENA AIR TERJUN!!!!" teriakku. "Hahahaha," tawa seseorang terpingkal-pingkal. Siapa lagi kalo bukan Damian si kakak k*****t yang selalu buat aku sebel. "ABANG k*****t!!!," teriaku histeris. Kedua tanganku menjabak rambut Damian sampai dia teriak minta dilepaskan. "Sakit b**o!!!" "Ada apa ini? pagi-pagi udah ribut?" tanya seorang paruh baya itu, dia adalah Meli Angel dan Damian.  "Astaga, ini kenapa juga kamar kamu berantakan dan basah? Kamu udah besar kok ngompol, Ngel? Nggak malu sama anak tetangga?" sambungnya. "Momy, apaan sih. Ini tuh kerjaannya abang. liat tuh Bang Damian usilin aku tidur, ini bajuku sampai basah gini. Pokoknya momy harus hukum Bang Damian!!!" rengeku pada momy. "Kamu itu ya, Yan. Pagi-pagi sudah bikin rusuh, sana kamu ke bawah sarapan, terus siap-siap berangkat sekolah!" suruh Meli. "Lagian adik udah pagi tapi nggak bangun," ucap Damian sambil ketawa dan berjalan menuju ke bawah. "Udah kamu mandi saja sana, terus ke bawah. Nanti kamarmu biar bi Inah yang bersihin." "Iya mom." Aku berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan campur-campur seperti es campur. Untung saja abang gue dan untung saja dia ganteng. Kalau enggak kedua-duanya mungkin udah aku habisin sekalian biar populasinya punah. *** "Mom, Angel dimana? Dia belum bangun?" tanya Rudi-dady Angel. "Sudah kok, Dad." Rudi hanya menganggukan kepala. Meli sedang sibuk mengolesi roti untuk  sarapan. Sedangkan Rudi dan Damian sedang berbicara mengenai bisnis. Walaupun masih SMA kelas XII, Damian sudah ahli dalam bidang bisnis. Begitu juga dengan Angel yang masih kelas XI dia lebih ahli daripada Damian. Di keluarga Jhasob memanglah keluarga pengusaha, dimana perusahaannya terus turun temurun dan perusahaannya terkenal. Bahkan cabangnya ada juga yang di luar negeri. Selebihnya, otak kedua anaknya itu penuh dengan keenceran. Jadi, maklumin aja jika mereka pandai semuanya. "Morning momy,  dady," ucap Angel yang suaranya mirip toa masjid. Seperti biasa dia pasti akan mencium pipi keluarganya. Pertama kali yang dia cium adalah ibunya dan yang kedua ayahnya. "Morning too sayang," balas Meli dan Rudi. "Gue nggak disapa nih?" tanya Damian. "Nggak!!!" ketus Angel "Jahat lo, dek." "Jahatan siapa yang nyiram gue pakai  air?" "Jahatan yang nggak nyapa lah," jawab Damian dengan wajah polosnya tanpa dosa. Pandangan matanya saja masih pada makanan yang ada ditangannya. "Sudah-sudah. Damian, kamu nggak usah gangguin adikmu terus, kasihan dia. Lebih baik kamu siap-siap karena sekarang sudah hampir jam 7." "Iya mom." Sambil perpamitan dengan kedua orang tua nya. "See you pulang sekolah little girl," sambungnya sambil mengacak rambut adiknya. "Ihhh abang!!! please deh!!!" teriak Angel yang selalu dibuat sebel oleh kakaknya. *** Koridor sekolah Nusa Bangsa sangat ramai. Siapa lagi penyebabnya kalau  bukan karena most wanted sekolah. Dia adalah marvell, Damian, Reno, dan Rangga. Sebenarnya sih mereka anak baik-baik. Mereka hanya usil sedikit sama orang lain. Menurut mereka, hidup tanpa usilan itu bagai makan baso tanpa garam. "Pangeranku ganteng sekali." "Busetdah, marvel ku sayang yang paling perfect." "Mana ada, yang paling perfect ya Damian." "Reno pacarku." "Rangga my lope-lope ku." Begitulah suara toa alayers para kaum hawa. Yang dipuja mah biasa-biasa saja. Setiap pagi mereka sudah mempunyai sarapan dari mulut. Jadi, bagi mereka hanya dianggap angin lalu saja. "Eh yan, nanti pulang sekolah gue  ke rumah lo ya." kata Reno. "Lo ikut gak, Vell?" tanya Rangga. Yang di tanya sih cuma menganggukan kepala saja. Marvell adalah orang yang paling irit bicara diantara mereka dan dia juga orang yang paling famous diantara mereka. "Sip bro," jawab Damian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD