“Deeva ....” panggil Riska saat sahabat anaknya ini masuk ke dalam ruangannya. Tatapannya terlihat tak fokus dengan pikiran yang terus melayang. Riska tersenyum tipis, gemas dengan kedua sahabat kecil itu yang terus kucing-kucingan. Yang satu ingin mendekati namun terhalang gensi, yang satu ingin bicara tapi terhalang dengan kekecewaan yang sedang dia rasakan. Wajah kedua anak itu terlihat begitu sendu, masing-masing merindukan interaksi dan kedekatan yang telah terjalin selama lima belas tahun itu, namun di sisi yang lain. Ego mereka menghalangi. Dia sadar, setelah bersahabat begitu lama, ada perasaan yang lain yang tumbuh di antara mereka. Dan dia baru menyadarinya saat Deeva wisuda tempo hari. Reyhan, putra sulungnya itu yang awalnya bersemangat saat wisuda Deeva, berubah menjadi beg

