Embusan napasnya yang terdengar berat saat dia baru saja keluar dari bangunan rumah sakit menuju ke arah taman rumah sakit. Belasan ata bahkan puluhan pasien UGD yang dia tangani tiap hari, belum lagi disela jadwal mengajarnya membuatnya terlihat lelah hari ini. Tenaganya begitu terkuras. Dia menyukai double job seperti ini dan tidak mengeluh untuk itu. Saat Dr. Riska menawarinya untuk menggantikan beliau bekerja sebagai dosen pengganti, dia menerimanya dengan senang hati. Baginya memberi ilmu tentang segala hal yang dia ketahui memberikan kesenangan sendiri. Kepalanya menoleh ke atas, menatap langit sore yang mulai teduh, dengan warna orange kemerahan yang mulai terlihat. Tatapannya beralih ke salah satu sudut taman. Senyumnya mulai terlihat di wajahnya, saat melihat dokter koas yang

