BAB 4: PERMINTAAN KAYLA

1057 Words
SELAMAT MEMBACA  ***  "Ini foto Mami sama Tante ya?" tanya Kayla saat melihat sebuah potret tergantung di dinding. Memperlihat kan dua orang gadis dengan penampilan mereka yang terlihat kontras. Satu dengan jilbab besarnya sedangkan satu dengan dandanan culunnya. Adel tersenyum sambil mengangguk, memperhatikan potret disini dengan kakaknya. Adel jadi merindukan Sena.Sejak semalam entah sudah berpaa banyak pertanyaan yang Adel terima dari Kayla. Gadis kecil itu benar -benar menginap di rumahnya dan tidur dengannya. Bahkan Adel yang semalam sudah memiliki rencana tidur cepat, harus membatalkan rencananya karena terus saja menjawab pertanyaan Kayla dari yang penting sampai yang tidak penting. Gadis kecil itu benar-benar kritis dan ingin tau banyak hal. Namun Adel tidak kesal, dia senang karena keponakannya sangat menggemaskan dan pintar.  "Ayo turun Kakek dan Nenek sudah menunggu untuk sarapan," ajak Adel pada Kayla. "Ayo Tante," Kayla mengandeng tangan Adel denga riang menuntunnya menuju meja makan. Ternyata benar sampai di meja makan ternyata Ratna dan Benjamin sudah menunggu mereka. "Selamat pagi Kakek dan Nenek," sapa Kayla dengan riangnya. "Selamat pagi Sayang," jawab Ratna dan Benjamin bersamaan. Mereka pun memulai sarapan dengan bahagia, apalagi celotehan Kayla menambah kesan ramai di meja makan itu. "Nenek apa boleh, Tante Adel jadi Maminya Kayla?" Uhukkk.. Uhukkk... Adel kembali tersedak ketika telinganya lagi-lagi mendengar pertanyaan yang sama keluar dari mulut Kayla. Apalagi ini di depan kedua orang tuanya. Apa yang akan mereka fikirkan nanti. Ratna menoleh kearah Adel begitupun Benjamin, Adel hanya bisa menggeleng bermaksud mengatakan bukan dia yang menyuruh Kayla mengatakan itu. Dia juga tidak mau menjadi Mami dari gadis kecil itu, ayahnya benar-benar laki-laki yang mengerikan. "Ehemm..." dehemen Benjamin kembali mencairkna suasana yang tiba-tiba hening. "Memangnya kenapa dengan Tante Adel Sayang?" tanya Ratna pada Kayla. "Kayla suka, Tante Adel pintar. Dia bisa menjawab semua pertanyaan Kayla. Tante Adel juga cantik seperti Bunda, Kayla suka lihatnya," jawab polos Adel terdengar begitu jujur. Adel tidak tau harus menjawab Apa. Dia hanya diam sambil terus melanjutkan sarapannya. Berpura-pura tidak mendengar mungkin adalah tindakan yang tepat saat ini. *** "Tante kenapa pangeran jadi buruk rupa, Memangnya pangeran salah apa kenapa nenek sihir jahat mengutuk pangeran?" Kayla menunjuk sebuah dongeng setuja umat yang sangat melegenda yang menceritakan kisah putri cantik bernama Bele dengan pangeran buruk rupa. "Pangeran itu awalnya raja yang sombong, dia berlaku semena-mena. Suatu hari seorang penyihir datang kepestanya di istana, dia mneyamar menjadi seorang nenek-nenek meminta pertolongan. Tapi dengan kejamnya Pangeran justru mengusir dan berlaku kasar dengan nenek itu makanya pangeran di kutuk menjadi buruk rupa agar pangeran jera dan tidak mengulangi perilaku buruknya." jelas Adel. Kayla begitu antusias mendengarkan penjelasan Adel. Ternyata mendengarkan cerita yang Adel ucapan lebih menyenangkan ketimbang dia harus membaca sendiri. "Lalu ini setelah putri salju di buang kehutan bagaimana Tante, apa dia akan di bunuh dan dia ambil jantungnya?" Kayla beralih selembar selanjutnya. Sebuah kisah putri salju dan 7 kurcacinya. "Tidak, makanya Kayla baca sampai habis ceritanya jangan setengah-setengah. Setelah sampai di hutan putri salju tidak di bunuh oleh suruhan ibu dirinya. Dia lari, lari terus. Dia melewati hutan yang lebat dan sangat jauh, sampai dia menemukan sebuah pondok kecil di tengah hutan. Ternyata yang menempati 7 kurcaci baik hati. Sejak itu kurcaci itu menjadi teman dari putri salju, dan putri salju tinggal bersama 7 kurcaci itu." Prok...Prok...Prok... "Yeyyyy, putri salju hidup selamanya. Bahagia bersama 7 kurcaci.." sahut Kayla dengan antusiasnya. Padahal dia salah menebak alur kelanjutan cerita itu, tapi Adel hanya tersenyum. "Bukan begitu akhirnya..." ucap Adel. Kayla kembali menatap Adel dengan penasaran, namun belum sempat mulutnya bertanya sebuah suara mengintrupsi mereka. "Ini sedang cerita apa, Oma dengar kok seru sekali?” Entah kapan datangnya, tapi Elen sudah duduk di bergabung bersama Kayla dan Adel di atas karpet tebal di ruang tengah itu. "Cerita banyak Oma," jawab Kayla. "Sayang ayo pulang, kita kan akan belanja keperluan Kayla untuk sekolah. Senin sudah mulai masuk sekolah kan," Kayla menekuk wajahmu saat mendengar ajakan omanya. Dia tidak ingin pergi, dia ingin terus mendengar cerita dari tantenya. "Tidak mau Oma, Kayla mau disini saja. Dengarkan cerita Tante Adel," rengek Kayla pada Elen. "Ehh tidak boleh begitu Sayang, kita pergi dulu. Nanti setelah itu Kayla boleh kesini lagi, Tante Adel juga mungkin ada urusan. Dia tidak bisa terus-terus menjaga Kayla dan menceritakan semua kisah sama Kayla."  Elen berusaha membujuk cucunya itu. "Kayla pergi dulu sama Oma, nanti kalau libur sekolah. Kayla bisa kesini lagi, nanti Tante lanjutkan kisahnya. Tente juga punya filmnya, nanti kita nonton bersama ya," mendengar ucapan Adel Kayla kembali tersenyum. "Benar ya Tante?" "Iya." Akhirnya Kayla mau pergi bersama dengan Elen. Setelah berpamitan dengan Ratna dan Benjamin Elen membawa Kayla untuk pergi. "Kayla dekat ya sama kamu Del, kalian cocok, Mama jadi kepikiran permintaan Kayla tadi," ucap Ratna dengan pelan. Adel faham kemana arah pembicaraan mamanya kali ini. Dia hanya bisa memutar matanya dengan malas. "Jangan dengarkan ucapan Kayla Ma, dia kan cuma bercanda," jawa Adel pasrah. "Tapi mungkin saja kalian memang jodoh. Turun ranjang tidak dosa lho Del. Apalagi kita sudah mengenal keluarga Adam. Mereka pasti menerima kamu, apalagi Kayla sangat menyukai kamu. Mama akan dukung Del," ucap Ratna dengan antusiasnya. Adel justru kesal, apa sebegitu frustasinya mamanya ini tidak bisa lagi mencarikan calon suami untuknya sampai-sampai mantan kakak iparnya dia sodorkan untuknya. Adel Benar-benar kesal. "Jangan berfikir yang aneh-aneh Ma, harapan Mama tidak akan terkabul." "Katanya kamu mau menikah dengan yang tampan, mapan, beriman, Adam itu kandidat yang pas Del," Ratna semakin gencar menpromosikan menantunya itu untuk putribya sendiri. "Tapi tidak dengan Mas Adam Ma, dia mengerikan. Entah bagaimana bisa Mbak Sena dulu menikah dengan laki-laki seperti itu. Adel akan cari calon suami Adel sendiri, bukan laki-laki yang terkurung di dalam masalalunya Ma. Bagaimana bisa Adel hidup dan menikah dengan laki-laki yang bahkan tidak melirik pada Adel. Baginya hanya satu perempuan yang ada di dunia ini, bagaimana bisa Adel bersaing dengan dia yang sudah tidak ada Ma. Sungguh jangan berharap sedikitpun, karena ini mustahil. Adel mohon, Mama sabar Adel akan bawakan menantu idaman Mama." Adel melihat adanya harapan di mata Mamanya itu. Adel berusaha memberinya penjelasan, dia mengusap lembut tangan Ratna. "Tapi kok ya perasaan Mama bilang kalian berjodoh ya," guman Ratna pelan. "Mama juga bilang begitu waktu Desko, Bram, Aji, Setyo, Dito, Rehan entah siapa lagi itu saat datang kemari..." sahut Adel dengan senyum gelinya. Dia lalu masuk kedalam Rumah meninggalkan Ratna yang masih juga terdiam di teras. **** BERSAMBUNG****  wng, 30 juni 2021 salam E_Prasetyo
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD