BAB 7: PENOLAKAN ADAM

1236 Words
SELAMAT MEMBACA  ***  “Oma apa Kayla besok boleh ke rumah Tante Adel lagi?” tanya Kayla pada Elen. Saat ini mereka tengah duduk didalam mobil yang akan membawa mereka pulang. Elen mengusap pelan kepala cucunya dengan sayang. “Kay suka sekali ya sepertinya sama Tante Adel?” tanya Elen dengan lembut. Kayla mengangguk mengiyakan ucapan Oma nya. “Iya Kay suka, Tante Adel baik, cantik lagi. Dia bisa semuanya,” cerita Kayla dengan antusiasnya. “Tapi sayang, Tante Adel tidak akan bisa jadi maminya Kayla,” ucap Elen dengan sendunya. "Kenapa memangnya Oma?" tanya Kayla penasaran. "Tante Adel kan juga akan menikah nanti sama suaminya, terus punya anak sendiri. Tante Adel akan main sama anaknya, jadi sibuk tidak ada waktu lagi main sama Kay," ucap Elen dengan wajah di buat sesedih mungkin. Padahal di dalam hati dia tengah tertawa senang, karena melihat cucunya yang mulai terprovokasi. Sejak awal melihat Adel, Elen sudah menaruh simpati pada gadis itu. Namun tidak memiliki sedikitpun pemikiran untuk menjadikannya menantu. Namun tadi saat mendengar ucapan Kayla tadi saat meminta Adel menjadi maminya, Elen seperti menemukan sebuah harapan baru. Kenapa tidak dia manfaatkan saja cucunya untuk mendapatkan menantu baru. Apalagi itu Adel. "Tidak boleh!! Anak Tante Adel ya cuma Kay tidak boleh ada yang lain, tadi juga Tante Adel sudah bilang iya mau jadi maminya Kay," ucap Kayla dengan kesalnya. "Ya tidak bisa begitu dong Sayang," ucap Elen lagi. "Bisa Oma, bisa. Kay akan bilang sama Papi, supaya Tante Adel akan tinggal bersama Kayla. Jadi maminya Kayla, biar nanti di kasih uang sama Papi biar tidak perlu kerja lagi seperti Oma yang di kasih uang Opa." Ucap Kayla menggebu. "Tapi kan Tante Adel harus menikah," ucap Elen lagi dengan lirih. "Tante Adel bisa menikah sama Papi. Bisa kan Oma?" tanya Kayla dengan polos. "Bisa kalau Papi mau, Tante Adel juga mau. Kalau tidak mau ya tidak bisa, Tante Adel akan menikah dengan orang lain dan punya anak-anak sendiri, main sama anak-anaknya nanti juga tinggal sama anak-anaknya," Elen semakin gencar memprovokasi cucunya. Ucapan Elen semakin membuat wajah Kayla terlihat muram. "Tidak! Kay akan paksa Papi. Pasti Papi mau, kalau tidak nanti Kay ngambek." ucap Kayla dengan mantapnya. Elen tidak lagi menjawab, dia cukup puas dengan apa yang Kayla katakan. Mungkin selama ini Adam bisa menolak keinginan, tapi dia tidak akan bisa menolak keinginan Kayla. Dan Kayla menginginkan Adel, maka mau tidak mau Adam akan mengabulkannya. Elen benar-benar merasa senang, nampaknya tuhan tengah berpihak kepadanya kali ini. Tuhan mengabulkan harapan dan doanya selama ini. Mungkin melalui Adel, hidup Adam dan Kayla akan berubah, semoga saja. ***  "Papi..." Kayla membuka pintu kamar Adam dengan pelan. Dia masuk namun tidak mendapati papinya didalam kamar. Tapi dia bisa mendengar suara air dari dalam kamar mandi. Kayla tau jika papinya pasti tengah mandi. Kayla memutuskan untuk menunggu papinya sambil duduk di atas ranjang. Dia melihat tablet milik papinya tergeletak di atas ranjang, dia kemudian memainkannya. "Kay sudah pulang?" saking asiknya bermain game, Kayla tidak sadar jika papinya sudah selesai mandi. "Iya," jawab Kayla singkat. Adam langsung membuka pintu di dekat kamar mandi dan masuk kedalamnya. Tak lama kemudian Adam sudah keluar dengan pakaian santainya. "Papi... " panggil Kayla dengan manja. Adam mendekat ke arah putrinya itu. Pasti akan ada yang dia minta jika mengeluarkan suara rengekan manjanya itu. "Kayla mau apa?" tanya Adam langsung. "Papi, apa benar Tante Adel nanti akan menikah dan punya anak sendiri?" tanya Kayla dengan sendu pada Adam. Adam yang tidak faham kenapa tiba-tiba Kayla menanyakan masalah Adel padanya. Membuat Adam kembali teringat dengan adik iparnya itu. Adam tidak terlalu suka dengan Adel, dulu adik iparnya itu terlihat seperti perempuan lugu dan polos. Adam tidak mempermasalahkannya. Tapi sekarang, Adel terlihat sangat liar. Pakaiannya sedikit terbuka dan membuat Adam tidak suka. Apalagi wajah Adel yang persis dengan Sena, membuat Adam teringat dengan istrinya, namun dalam bentuk gaya Adel. Istrinya Sena adalah perempuan yang tertutup, dia selalu memakai pakaian dan kerudung dengan sopan kemanapun istrinya itu pergi. Sena selalu bertutur kata dengan lembut dan halus tidak pernah berkata keras. Melihat Adel yang memiliki wajah persis seperti Sena namun dengan tingkah dan gaya yang berbanding terbalik membuat Adam membencinya. "Tentu saja. Semua perempuan akan menikah dan punya anak." jawab Adam dengan pelan. Dia sama sekali tidak berminat untuk melanjutkan pembicaraannua dengan putrinya itu jika membahas tentang Adel. Jawaban Adam membuat Kayla semakin murung. Adam melihat kesedihan dari wajah putrinya itu. "Hei, kenapa? Kenapa anak Papi ini sedih?" Adam mengusap kepala Kayla dengan lembut. "Kay suka sama Tante Adel. Tante Adel cantik, Tante Adel pintar, Tante Adel bisa mendongeng, bisa membuat kue nastar yang enak. Tante Adel juga bisa menjahit baju berbie yang cantik. Kay mau Tante Adel jadi Maminya Kay. Tapi Tante Adel tidak mau, sudah Kay paksa, sekarang sudah mau. Tapi kata Oma, Tante Adel tidak akan jadi maminya Kay selamanya. Dia akan menikah dan punya anak sendiri. Tante Adel akan main sama anaknya, dia akan lupa sama Kay." Adam mendengarkan cerita putrinya dengan seksama. Sekarang dia faham dengan maksud putrinya dan satu orang yang bisa menjelaskan semua ini. Yaitu Mamanya, Elen. "Papi, apa bisa Tante Adel menjadi maminya Kay selamanya. Tante Adel tidak perlu kerja, Papi bisa kasih uang sama Tante Adel, biar Tante Adel di rumah terus main sama Kay. Tante Adel tidak perlu menikah dengan orang lain, dia bisa menikah dengan Papi, Tante Adel bisa tinggal di sini sama kita. Sama Kay juga..." Adam tidak juga menjawab ucapan putrinya, dia tidak tau sejauh apa Mamanya mempengaruhi putrinya itu. Hingga Kayla nya bisa memiliki pemikiran seperti itu. "Papi...." Kayla kembali memanggil Adam, karena sejak tadi Kayla merasa papinya itu tidak menanggapi ucapannya.  "Kita bicarakan nanti, sekarang Kayla kekamar terus mandi sudah sore. Papi mau ketemu Oma ya Nak," perintah Adan dengan halus pada Kayla.  Meski dengan wajar enggannya, Kayla tetap mengangguk. Lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar Papinya.  Adam pun ikut keluar dari kamar, dia akan mencari mamanya dan meminta penjelasan atas semuanya. Adam melihat Elen sedang menyiram tanaman di halaman belakang. Dia langsung berjalan mendekati Elen. "Apa yang Mama katakan sama Kayla?" tanya Adam langsung. Elen hanya terkejut dengan kedatangan Adam yang tiba-tiba karena sejak tadi dia juga sudah menunggu kedatangan putranya itu. "Memang apa yang Mama katakan?" tanya Elen pura-pura tidak faham dengan maksud apa yang Adam katakana padahal dia jelas-jelas faham. "Tolong jangan memprovokasi Kayla untuk menjadikan Adel Maminya. Itu tidak akan terjadi," ucap Adam dengan penuh penekanan. Namun justru di tanggapi dengan santai oleh Elen, sambil tangannya terus saja menyiram tanaman. "Mama tidak memprovokasi Kayla, Mama hanya menjawab pertanyaan Kayla. Dia sendiri yang menginginkan Adel, bahkan memaksa Adel." "Itu tidak akan terjadi Ma, jadi tolong. Stop mempengaruhi Kayla, aku akan larang Kayla untuk bertemu Adel mulai sekarang." "Kamu tidak bisa melarang Kayla Dam. Dia menyayangi Adel, meski baru bertemu tapi mereka sudah dekat. Apa salahnya permintaan Kayla Dam, Adel juga perempuan yang baik. Dia sayang sama Kayla. Apa pernah Kayla sedekat ini sama perempuan selama ini, sama teman-temanmu. Tapi sama Adel dia bisa cepat dekat, anak kecil tau mana yang tulus dan tidak Dam." Adam hanya menatap Elen dengan tajam. Dia sama sekali tidak setuju dengan ucapan mamanya itu. "Terserah Mama, yang jelas Mama tidak akan mendapatkan apa yang Mama inginkan..." setelah itu Adam pergi meninggalkan Elen sendirian. Elen hanya bisa menatap kepergian Adam dengan senyuman tipisnya. "Bagaimana kalau ini bukan keinginan Mama, tapi keinginan Kayla Dam," gimana Elen pelan. ***BERSAMBUNG****  YOGYAKARTA, 28 JULI 2021  SALAM E_PRASETYO
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD