Bertemu kembali

3609 Words
Bertemu kembali 3 tahun kemudian Zahwa terlahir dari seorang keluarga kaya raya, dia anak dari pasangan Dedy Hermansyah & Farida Azzahra yang juga memiliki perusahaan terkenal di Asia tak kalah dengan perusahaan milik keluarga fahmi yaitu Jaya Abadi Grup. Hidup bergelimang harta tidak membuat keluarga ini sombong, bahkan terkenal dengan kedermawanannya. Zahwa berusia 23 tahun seorang mahasiswa kedokteran di universitas ternama di kotanya namun kini dia sudah ditahap PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) untuk meraih gelas S.pog. zahwa aktif dibeberapa kegiatan di kampusnya. Salah satunya dia mengikuti atau bisa dibilang dia anggota bakti sosial yg diselenggarakan dikampusnya tiap sebulan sekali. Seperti biasa kegiatan bulanan hari jumat di minggu ke 3 zahwa & yg lain menyelenggarakan baksos ke panti asuhan, panti jompo, tempat a*k, dll. Tapi kali ini anggotanya memilih untuk ke panti asuhan Al-Hikmah yang tidak jauh dari kampus mereka. Semua orang termasuk Zahwa kini mulai membagikan snack kepada anak-anak panti. “zah, tolong dong ambilkan beberapa sisa snack lagi di mobil, disana terlihat ada seorang pemulung & pasukan kuning jadi tolong sekalian bagikan ke mereka ya!” ucap citra sambil nunjuk ke arah jalan raya. & yg langsung di jawab “ok” oleh zahwa. Zahwa yang membawa bingkisan snack yg terlihat kesulitan karna jumlahnya yg banyak membuat dia tidak bisa memperhatikan jalan disekitarnya. Pandangannya tertutup oleh bingkisan-bingkisan snack tersebut. Brukkk,,,, Auuuuuu ,,, Lalu terdengar suara orang rame-rame berteriak, zahwa yg tersungkur seketika menoleh ke arah bising tersebut. “mbak, gak apa-apa?” tanya seseorang. Tanpa menjawab si penanya, zahwa histeris langsung berlari kearah kerumunan. Zahwa melihat lelaki yg tergeletak tak berdaya dengan darah segar mengalir ntah dari mana, membuat zahwa lemas seketika. Beruntung temannnya datang tepat waktu & menangkap tubuhnya. “kamu baik-baik saja zah?” tanya widya. Zahwa langsung memeluk widya & meminta mengantarnya pada RS tempat lelaki itu dilarikan. “minum dulu ya, tenangkan dulu dirimu. Citra sedang mengambil mobil” widya memberikan aqua gelas yang sudah tertancap sedotan. “aku takut, ini semua salahku. Dia seperti itu karna aku”. Selama perjalanan menuju rumah sakit Zahwa terus menangis dipelukan teman-temannya. Saat sampai di rumah sakit tangisnya semakin histeris dengan sambil memandangi ruangan dimana lelaki yg telah menyelamatkannya itu di operasi. “kamu kenal dengan lelaki itu?” tanya citra. Zahwa hanya menggeleng. Sesaat kemudian datang 2 orang setengah baya dengan tergesa-gesa & menangis. Ya… pasti itu adalah keluarga si lelaki penyelamat itu. Melihat keluarganya yang nangis membuat zahwa semakin takut. “zah, kamu jangan seperti ini. Ini sudah menjadi takdir-Nya, jangan sampai dirimu tergoda oleh setan sehingga kamu tidak ikhlas dengan yg telah ditetapkan-Nya” widya mulai kesal karna sedari tadi zahwa terus menyalahkan dirinya sendiri. “pa, gimana anak kita pa… mama gak mau dia sampai kenapa-kenapa” seorang wanita dengan buliran air mata membenamkan wajahnya dalam pelukan sang suami. “InsyaAllah dia baik-baik saja ma, kita doakan yg terbaik saja” jawab sang suami dengan mengeratkat pelukannya dilanjut mereka sama-sama memandang ruangan dimana anaknya sedang dioprasi. “maafkan sy om, tante, mungkin kalau saja dia tidak menolong saya dia tidak akan berbaring didalam sana” zahwa menghampiri dua orang paruh baya tersebut dan menangis sambil memegang tangan seorang ibu dari orang yg telah menyelamatkannya. Ibu itu nampk tidak marah bahkan membalas memeluk zahwa “jangan menyalahkan diri sendiri terus nak, tidak ada yg salah dalam kejadian ini. Semua telah di gariskan oleh yang membuat takdir. Ini musibah bagi kita semua, bagaimanapun kita akan menghindar jika ini garis Tuhan maka kita akan tetap tertimpanya” zahwa terus menangis mengeratkan pelukannya. Terlihat 2 orang berjalan terburu-buru menuju arah dimana,zahwa berdiri saat ini. zahwa yg melihat siapa yg datang langsung lari memeluk mereka dengan disertai tangisannya. “kamu baik-baik saja nak, mana yg sakit?” tanya ke2 orang tua zahwa bersamaan “Ayo mama bawa periksa ke IGD dulu” lanjut mamanya. Mama & papa zahwa ditelfon oleh salah satu sahabat zahwa. “zahwa baik-baik saja ma, pa, tp lelaki yg menyelamatkan zahwa sekarang berada didalam sana diruang oprasi” zahwa memeluk mamanya “zahwa takut ma dia kenapa-kenapa” lanjutnya. “sebentar papa ingin bicara pada keluarganya dulua ya” dijawab dengan anggukan dari istrinya & zahwa. “permisi pak bu, saya Dedy orang tua zahwa Anak yang telah diselamatkan oleh putra kalian” sambil menjulurkan tangannya & disambut oleh ke2 nya “Saya minta maaf & sekaligus berterima kasih pada putra bapak. Jika berkenan & tanpa mengurangi rasa hormat, sy ingin membayar semua biaya rumah sakit seluruhnya sampai anak bapak benar-benar sehat. Ini tanda terima kasih sy pak tidak ada niat untuk merendahkan atau yg lainnya. Sy berharap bapak ibu berkenan dengan bantuan sy & keluarga” lanjut Dedy. “tidak usah minta maaf pak tidak ada yg salah dalam kejadian ini, & sy berterima kasih atas niat baik bapak. Tp mohon maaf pak sy tidak bisa menerimanya karna orang yang tadi menabrak anak saya mau bertanggung jawab. Tadi dia yang menelpon kami memberitahukan keadaan anak kami. Sekali lagi akmi minta maaf pak” kata lelaki paruh baya tersebut. *** 1 jam telah berlalu, seorang dokter keluar dengan mengusap keringat yg membasahi keningnya. Kedua orang paruh baya itu menghampiri dokter tersebut diikuti dengan langkah zahwa, orang tuanya, & teman-temannya. “gimana keadaan anak saya dok, apakah dia baik-baik saja? Oprasinya lancar kan dok?” wanita paruh baya itu mengeluarkan banyak pertanyaan tanda kekhawatiran atas anaknya. “Alhamdulillah, oprasinya berjalan lancar. Mungkin dia akan sadar sekitar 3 jam kemudian karna pengaruh efek biusnya. kalian bisa menjenguknya nanti saat pasien telah dipindah keruang rawat. sy permisi dulu” ucap sang dokter. mendengar hal itu semua yg ada disana merasa lega & penuh syukur. “sebaiknya kalian pulang saja, biar kami yg menjaga anak kami” ucap si ayah lelaki tersebut. Zahwa sebenarnya ingin menemani, tp ia merasa tubuhnya pegal semua mengingat dia terbentur keras saat lelaki itu mendorongnya hingga rasanya ingin merebahkan tubuh ditempat ternyaman dikamar rumahnya, apalagi kalau bukan kasur. “kalau ada apa-apa kabari kami ya om, tante, kami pamit pulang dulu mungkin besok kita akan kembali lagi” tegas zahwa yg bersalaman pada mereka dilanjut teman” & orang tuanya. “makasih banyak ya nak” ucap Wanita paruh baya itu. Zahwa mengangguk & mulai menghilang dari depan ruangan oprasi. “pa, kita antar widya & citra dulu ke apartemennya ya” papanya mengangguk dengan senyum lebar ciri khasnya. Widya dari semarang & citra dari bandung makanya mereka tinggal diapartemen. Mereka juga anak orang kaya sehingga mereka memilih hidup diapartemen dari pada harus tinggal di kos seperti lumrahnya mahasiswa lain yg dari luar daerah. Setelah mengantar temen-temen zahwa mereka pun pulang, zahwa yang matanya lelah karna seharian menangis meratapi seseorang yg telah menyelamatkannya membuat dia tak bisa menahan kantuk hingga tubuhnya langsung ambruk di kasur. *** “Assholatukhoirum minan naum,,, Assholatukhoirum minan naum” Seruan panggilan sholat subuh telah berkumandang, fahmi membuka matanya pelan. Ya… yang telah terbaring lemah menyelamatkan zahwa adalah fahmi. Kata dokter memang fahmi akan sadar setelah 3 jam dari oprasi, tapi fahmi lanjut tidur karna matanya masih terbebani rasa kantuk akibat efek obat biusnya. Walaupun sempat orang tuanya khawatir karna 3 jam yg diperkirakan fahmi belum bangun, namun dorter menjelaskan bahwa fahmi hanya tidur & itu wajar dialami siapapun yg telah menjalani oprasi. Fahmi memegangi kepalanya yang masih terasa sakit, dilihatnya ke2 orang tuanya sedang tidur di sofa di ruangannya. Fahmi mulai mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya hingga dia bisa terbaring disini.”ZAHWA, bagaimana keadaan dia? Apa dia baik-baik saja?” tenang saja, fahmi gak amnesia kok. Flashback on Fahmi sedang dari arah taman dekat panti asuhan, fahmi melihat seseorang yang tidak asing. Fahmi mulai mendekati & sekilas memperhatikan gerak gerik orang tersebut “Zahwa” gumamnya “Ya Rabbana, terima kasih telah mempertemukan kembali dengan wanita yang selama 3 tahun ini mengusik hatiku”. fahmi hanya mampu memandang zahwa dari jauh tanpa ada niatan untuk mendekat. “dia masih sama seperti saat pertama ketemu di kereta dulu, tak ada yang berubah. Dengan kerudung panjang hingga menutupi lutut & gamisnya yg selalu senada memperindah tubuhnya. Astagfirullah… maafkan hamba yg telah kagum dengan ciptaan-MU Ya Rabb” fahmi mengucapkan istigfar berkali-kali. “apa memang benar adanya cinta pada pandangan pertama Ya Rabbana?” Mobil dari arah selatan melaju dengan kencang yang lajunya tidak beraturan membuat lamunan fahmi terhenti & langsung memperhatikan wanita yang tengah membawa barang begitu banyak dari arah parkir panti asuhan (parkir mobil panti asuran jadi 1 dengan parkir taman yg harus menyebrang dahulu Jika ingin pergi ke panti). Fahmi lari dengan sekencang-kencangnya dan BRUKKKK… Flashback off “bagaimana sekarang keadaanya? Semoga dia baik-baik saja” fikiran fahmi masih ke zahwa membuat kepalanya makin pening. Dan tanpa dia sadari kedua orang tuanya sudah terbangun. “nak, kamu sudah bangun?.... pa anak kita sudah bangun” amina membangunkan suaminya & keDua nya pun mendekati fahmi. “bagian mana yang sakit nak, mama panggilkan dokter ya” terlihat wajah cemasnya aminah. “gak usah ma, fahmi gak apa-apa Cuma agak pening saja” tegas fahmi “ma, bagaimana dengan wanita itu apa dia baik-baik saja?” fahmi penasaran. “dia tidak apa-apa, hanya sedikit ada memar di kepalanya karna terbentur aspal. Dia menangisi kamu terus & dia juga selalu menyalahkan dirinya sendiri. Sebenarnya dia tidak mau pulang, ingin tetap menjaga kamu disini sampai kamu bangun. Tapi mama lihat wajahnya sangat lelah jadi mama suruh dia pulang ikut dengan keluarganya” senyum bahagia terpancar dari wajah fahmi, dia tak bisa menyembunyikan rasa bahagia karna wanitanya menghawatirkannya. “kenapa kamu senyum-senyum, kamu kenal wanita itu?” fahmi mengangguk “wanita itu yang sering mengganggu hati fahmi selama beberapa tahun terakhir ini ma” yes.... Akhirnya fahmi mau terbuka juga siapa wanita yg membuatnya linglung beberapa tahun terakhir ini pada sang mama. amina hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil sesekali tersenyum melihat tingkah anaknya yg lagi kasmaran. Ahsan yang baru saja dari mushollah rumah sakit melihat ruangan anaknya penuh dengan senyum anak & istrinya membuatnya penasaran “Ehmm… lagi kenapa ini kok pada senyum-senyum?” tanya ahsan penasaran. “ini lho pa, anak kita lagi kasmaran sama wanita yang dia tolong kemarin” aminah mulai menggoda anak sulungnya. “ apaan sih ma” fahmi tersipu malu. *** Di tempat lain zahwa sudah siap dengan pakaian rapi berwarna peach ditambah tas samping yang senada membuat siapapun yang memandangnya merasa sejuk. Jam sudah menunjukkan jam 7 pagi. Zahwa menghampiri kedua orang tuanya di meja makan. “zahwa mau kemana nak?” “zahwa mau ke rumah sakit ma jengukin orang yang uda nyelametin zahwa. Kalau gak ada dia, mungkin anak mama yg cantik ini yang akan terbaring lemah di rumah sakit” celetuhnya “hush ngomong apa sih kamu zah” tegur papanya “uda sekarang sarapan aja dulu, nanti kerumah sakitnya papa antar”. Lanjut papanya. “kamu ke rumah sakit bawa buah tangan apa nak?” farida menatap anaknya dan sambil memotong roti dipiringnya “habis ini zahwa mau beli buah ma, emang kenapa?” “tadi bi lila masak banyak, kamu bawa nasi juga ya biar habis ini mama suruh bi lila siapin” “terserah mama aja” zahwa sambil melanjutkan suapan ke dalam mulutnya. Dedy tampaknya telah siap untuk berangkat “zahwa, kamu sudah siap nak?” zahwa langsung menghampiri papanya “ayo pa” dengan terburu-buru zahwa meneguk air di gelas sambil berdiri lalu berlari mengejar papanya. mereka berjalan menuju rumah sakit, didalam mobil nampak terjadi percakapan ringan antara keduanya hingga tak terasa mobil papanya sudah masuk loby depan rumah sakit. “papa gak ikut turun?” tabya zahwa sebelum keluar dari mobil, dedy menggeleng pelan. “papa jam 8 ada meeting dengan client penting sayang, jadi papa terburu-terburu. Salam saja buat anak itu & keluarganya salam maaf karna papa gak bisa ikut menjenguknya bersamamu hari ini. Insyaallah lain waktu” zahwa mengangguk & pamit ke papanya seraya mencium punggung papanya. Tok … tok …tok … Zahwa membuka pintu, “assalamua’alaimum tante” sontak yang didalam menoleh & terkejut siapa yang membuka pintu. “wa’alaikum salam wr.wb… nak zahwa, kemari nak” ajak amina. Fahmi yang masih bengong tetap menatap zahwa tanpa bekata apapun bahkan menjawab salam zahwa pun serasa enggan. Ya… wanitanya kembali. “ini tante, dari mama buat tante sarapan” zahwa memberikan rantang berisi makanan pada aminah. “kok repot-repot sih, salam buat mama ya terima kasih banyak. Tante jadi sungkan” aminah meraih rantang yg dibawa zahwa. “gak apa-apa tante Cuma itu saja gak merepotkan sama sekali kok” zahwa tersenyum manis hingga membuat fahmi terbuai. “oh iya, zahwa sama siapa kesini nak?” “zahwa sama papa tante, tapi maaf papa gak bisa ikut jenguk karna papa ada meeting penting yang gak bisa ditinggalin. Papa titip salam untuk om & tante nanti kalau ada waktu insyaaallah akan datang menjenguk” zahwa yg tidak melihat sosok laki-laki tersebut akhirnya memberanikan diri untuk bertanya “oh iya tante, Om kemana tante?” “oh suami tante sudah berangkat kerja nak” “oh gitu, ya udah sekarang tante sarapan dulu ya” “iya deh, tapi tante sarapan dikantin aja ya soalnya ada yang mau tante beli” zahwa hanya mengangguk tapi rasanya canggung jika ditinggal berdua dengan lelaki yang belum halal baginya. & jangan heran ini memang akal-akalan amina yang ingin memberi ruang waktu untuk anak lelakinya bersama dengan wanitanya. Aminapun keluar menuju kantin. “hmmm… gimana keadaan kamu, sudah baikan? Maafin aku ya uda buat kamu seperti ini. Andaikan saja kamu tidak menolongku mungkin aku tidak akan berhutang budi padamu” zahwa membuka pembicaraan diantara meraka setelah keheningan beberapa saat. “sudahlah, aku bahagia bisa menolong kamu. Dari pada kamu yang sakit mending aku” jawab fahmi yang terus memperhatikan wajah zahwa. Zahwa heran mendengar pernyataan fahmi, yang juga sukses membuat pipi chubbynya Seketika merah merona “kamu masih ingat aku?” tanya fahmi yang sudah tidak sabar ingin mengetahui apa zahwa masih ingat dengannya atau tidak. Zahwa menggeleng, fahmi sangat kecewa hingga dia menghembuskan nafasnya dengan kasar. “kamu masih ingat 3 tahun lalu saat kamu naik kereta Malang-Jakarta?” mendengar pertanyaan itu zahwa mengerutkan kening & menaikkan alisnya mencoba mengingat karna seringnya dia bolak balek ke malang membuat zahwa mikir yang kapannya. “ingat lelaki yang duduk disebelah kamu saat di kereta dan dengan tujuan yg sama?” lanjut fahmi. Zahwa tersenyum, “iya aku ingat, kalau tidak salah nama kamu fahmi kan?” fahmi tersenyum setidaknya zahwa masih mengingat namanya walau pernah terlupakan. Sesaat hening, zahwa masih berdiri diujung brankar fahmi Drt… drt… Zahwa mengambil benda pipih di tasnya “sebentar aku angkat telfon dulu ya” zahwa pamit keluar ruangan. Fahmi kesal telah ada yang menggangu mereka, ingin rasanya menyuruh zahwa untuk mengabaikan telfon itu. Karna fahmi masih ingin tetap memandang wajah zahwa yang selama ini dia rindukan. Tapi apa haknya melarang zahwa, dia masih bukan siapa-siapa zahwa. Mungkin hanya teman masa lalu yg kini hadir lagi gumamnya. Terdengar suara pintu dibuka “hmmmm… aku pulang dulu ya, mama mengajakku untuk mengantarkannya belanja bulanan” ungkap zahwa “tapi mamaku belum datang, kalau aku butuh apa-apa gimana?” alasan fahmi yg sebenarnya tidak ingin ditinggal zahwa. “oh iya aku hampir lupa, ya sudah aku tunggu sampai tante kembali aja dulu” hati fahmi mulai bersorak riang. Zahwa duduk di sofa, terlihat mengambil kembali benda pipih miliknya seperti sedang mengchat seseorang. Zahwa melamun tak sadar bahwa sedang diperhatikan fahmi. “aku mau minum” zahwa yang reflex langsung mengambil botol minum yang sudah ada sedotan didalamnya & menyodorkannya pada fahmi. Hatinya berdebar tak pernah sedekat ini dengan kaum adam. “terima kasih” ucap fahmi yg sedari tadi pandangannya tidak pernah lepas dari gerak gerik zahwa terdengar langkah seseorang dari balik pintu, senang yang zahwa rasakan karna terlihat yang dibalik pintu itu mama fahmi yg sedang ia tunggu. Tapi lain halnya dengan fahmi yang kesal karna harus ditinggal zahwa sebentar lagi. “Alhamdulillah tante sudah datang, zahwa langsung pamit ya tante. Mama sudah nunggu zahwa mau belanja katanya” zahwa memeluk & mencium punggung tangan amina “hati-hati ya nak” amina mengelus punggung zahwa & dijawab dengan anggukan. “Fahmi, aku pamit pulang dulu ya lain waktu aku akan datang menjenguk lagi” “besok?” tanya fahmi “insyaallah” zahwa langsung keluar dari ruangan. *** Matahari terbit menyapa dengan sinar hangatnya, fahmi tersenyum bahagia karna hari ini zahwa akan kembali menjenguknya sesuai permintaannya kemarin ya walau tidak mengiyakan. Tp fahmi sudah terlanjur berharap. Hari sudah mulai siang, terdengar suara adzan dzuhur berkumandang. Pertanda panggilan untuk seluruh umat islam menunaikan ibadah sholat. Fahmi semakin gelisah, “atau sore hari nanti zahwa kesini?” tanyanya dalam dirinya sendiri. Siang, sore, hingga petangpun zahwa belum ada menjenguknya. Fahmi kesal dengan zahwa hingga membuat kepalanya pening & fahmi berteriak kesakitan. “aaaaaaaaaaaaaaa” “kenapa sayang, kepalanya sakit lagi?” amina langsung menekan tombol darurat dekat ranjang fahmi. Dalam hitungan detik dokter datang & memeriksa fahmi, amina cemas & menangis histeris. Ahsan kini di bandung sedang ada meeting dan masih akan pulang ke jakarta besok. Amina gak mungkin menelfon ahsan agar dia pulang, karna meetingnya sangat penting. Akhirnya amina memutuskan untuk menelfon zahwa, tapi tidak ada jawaban dari zahwa. “gimana keadaan anak saya dok” “tolong jangan terlalu banyak mikir dulu anaknya ya bu, kalau kebanyakan mikir kepalanya pasti akan sakit. Tp tidak apa-apa sy sudah memberikan obat pereda sakit & sekarang dia sudah tidur. Sy permisi ya bu” lelaki berjas putih pun meninggalkan amina. Amina juga langsung masuk menemui anaknya. *** Adzkia Zahwa Maharani Kenapa hati ini bergetar, bahkan rasanya jantung ini akan copot karna berdegup terlalu kencang saat didekatnya? Apa mungkin karna baru pertama kali aku dalam posisi sedekat ini dengan laki-laki? Aku berharap seperti itu, aku tidak ingin ada rasa lebih atau bahkan mencintai orang yang masih belum halal untukku. FAHMI, kenapa dia selalu hadir dalam bayanganku. Astagfirullah… apa mungkin karna rasa bersalahku yang membuat banyangan wajahnya terus hadir? --- Pegal sekali rasanya badanku setelah bangun tidur, hari ini hari minggu. Hari yang semua orang tunggu untuk merehatkan diri dari segala aktivitas di weekday. Setelah sholat subuh aku berniat untuk tidur kembali mengingat badanku yang pegal-pegal. Namun Sekilas aku mengingat fahmi kembali. “Rabbana, apa yang kini telah hamba rasakan? Lindungi hamba dari hal-hal yg tidak hamba inginkan. Jangan biarkan hamba mendekati zina ya Rabb.. walau hamba tau sebenarnya cinta tidak dosa, tapi perbuatannyalah yg dosa. Jangan biarkan hamba memiliki rasa kepada hamba-Mu melebihi rasa cinta hamba pada-Mu ya Rabb. Aamiin…” Awalnya aku ingin menjenguknya tiap hari, atau bahkan setiap waktu untuk memastikan keadaannya. Tp aku tak sanggup dengan yg terjadi pada jantung ini. & aku memutuskan untuk tidak lagi menjenguknya. Niat untuk tidur kembali setelah sholat subuhpun aku abaikan hingga aku sholat dhuha baru setelahnya aku tidur walaupun jam masih menunjukkan jam 8. Aku mencari hp yang seingatku semalem aku taruh diatas nakas, Hp aku mati dari semalam karna lowbat, & aku gak tau lagi benda pipih itu dimana karna ku cari kemana-mana tak ada. Aku abaikan & aku tetap melakukan aktifitas rumah seperti biasanya. Karna bisa dibilang aku cuek dengan hp & lebih memilih laptop untuk melihat Drakor. Xixixi Ups… aku baru ingat kalau aku belum lihat jadwal kuliah besok & terpaksa aku mencari benda pipih itu. & ternyata benda itu ada dikolong tempat tidur, mana mungkin bisa? Heran… batinku. Aq mulai mengecas & aku aktifkan kembali, betapa kagetnya aku melihat banyak penggilan masuk dari tante amina. Aq cemas & kuputuskan untuk telfon balik. “Assalamu’alaikum tante, ada apa? Apa yg terjadi? Fahmi baik-baik saja kan? “wa’alaikum salam wr.wb, maaf mengganggu kamu nak. Tadi tante bingung butuh teman karna papanya fahmi masih dibandung & disini fahmi berteriak kepalanya sakit lagi.tp sudah tidak apa-apa dokter sudah memberikan obat peredah nyeri” “syukurlah kalau gitu tante” “ya sudah kamu tidur aja sudah malam ini” “Iya tante, tante jg harus istirahat” dilanjut salam. Ingin rasanya aku menjenguknya kembali, tapi lagi-lagi aku takut dengan yang aku rasakan. Jadi kuputuskan tiap hari ntah bi lila, pak supri, atau sesekali mungkin mama yang akan menjenguknya sampai dia keluar rumah sakit. *** Hari ini tepat hari ke 10 fahmi dirumah sakit, dan dia sudah dijinkan pulang. Fahmi berharap zahwa datang untuk menyambut kepulangannya & mengantar ke rumah. tapi lagi-lagi dia kecewa melihat yang datang adalah mama zahwa bersama papanya. “Kemana zahwa? Padahal hari ini hari minggu jelas dia tidak ada kuliah”. Gumam fahmi dalam hati. “sudah siap semua jeng?” tanya farida. “sudah jeng, tinggal nunggu papanya fahmi yg masih ngurus sisa pembayaran administrasi” jawab amina “tante, zahwa mana?” fahmi sudah tidak sanggup dengan rasa penasarannya. “zahwa ada kegiatan tadabbur alam dengan teman-temannya jadi gak bisa ikut ngantar kamu pulang” tegas farida yg hanya dibalas hembusan nafas keras fahmi karna kecewa. & mereka pun langsung menuju parkiran setelah ahsan menelfon amina klu sudah selesai & memutuskan ke parkiran mo Bil duluan. Mereka semua mengantar fahmi menuju rumah, setelah perjalanan 25 menit akhirnya sampai juga dirumah fahmi. Fahmi tetap gelisah sampai rumah, walau semua kini tengah berada diruang tamu rumahnya tp fahmi memilih pamit masuk ke kamar beralasan kepalanya masih sakit. Dia merebahkan tubuhnya diatas kasur, “apa aku telfon zahwa aja ya?” gumamnya Tuuuttt… tuuuttt... Tuuuttt… (nomer yg anda tuju tidak dapat menerima panggilan anda, cobalah beberapa saat lagi) Lagi-lagi fahmi menghembuskan nafas dengan kasarnya. Rasa kecewa yg teramat sangat, ketika wanita yg dicarinya kini telah ditemuinya namun ternyata memilih menjauh darinya. Ntah disengaja atau tidak. *** Di termpat lain seorang wanita tengah berdiri dibalkon depan kamarnya, melihat sekeliling rumahnya. “zahwa” farida membuka pintu kamar anaknya & mendekati zahwa di balkon “iya ma” zahwa menoleh ke arah mamanya. “tadi kamu ditanyakan fahmi lho” “gimana keadaan dia saat ini ma?” tak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya zahwa sangat menghawatirkan keadaannya. “kan dia sudah diperbolehkan pulang, berarti keadaannya sudah membaik. Gak mungkin lha dia diijinkan pulang oleh dokter kalau dia belum pulih benar.” “…” “kenapa kamu tidak menemuinya? Sepertinya dia gelisah & kecewa ketika kamu tidak ikut menjemput kepulangannya dari RS” farida menjelaskan tentang fahmi yg terlihat kecewa. “bukannya haram ketika perempuan bertemu dengan laki-laki? Zahwa hanya tidak ingin zina mata ma, zahwa tidak mau sering bertemu dengannya. Takut hal yg tidak diinginkan terjadi.ketika perempuan sering bertemu, maka akan ada interaksi antara ke2 nya. Sesekali akan ada tatapan mata ntah disengaja atau tidak” salah satu alasannya ia ungkapkan, tapi sebenarnya ada hal lain yg lebih sebagai alasannya. Yaitu karna hati & jantungnya yg bergetar hebat saat bersama fahmi lha alasan utamanya. “ya udah, mama keluar dulu ya” Zahwa masuk & menutup pintu penghubung kamar & balkon, zahwa duduk disisi samping tempat tidurnya. Ada rasa gelisah menyelimuti pikirannya, zahwa mengambil bendah pipih berwarna rose di atas nakas. Dia melihat bebera notif di layar hp nya. Ada 3 panggilan tidak terjawab & 5 pesan. Bukan tidak tahu akan panggilan tersebut, namun sengaja zahwa abaikan. “Assalamu’alaikum zahwa” “sedang sibuk ya, sampai gak pernah datang lagi ke RS” “atau mungkin kamu tidak mau berteman denganku” “zahwa, apa yg sedang kamu lakulan hingga begitu enggan kamu menerima telfonku bahkan untuk membalas chatku” “zahwa, aku hanya ingin kenal lebih jauh denganmu” Hal yang tak diinginkan akhirnya terjadi, Pertemuan adalah awal dari sebuah hubungan. Dimana pertemuan pertama akan meninggalkan rasa penasaran, pertemuan ke2 akan menyisakan rasa rindu, & pertemuan ke3 akan ada sebuah hubungan yg terjalin diantara ke2 nya saat bertemu kembali, namun jika tidak maka itu akan menjadi kenangan. Hal yg benar-benar zahwa hindari.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD