Part. 2

1209 Words
Penulis POV. Wanita cantik hanya memandang kosong hamparan jalan yang penuh akan penduduk yang berlalu lalang, Air mata seakan kering. Dia terlalu lelah menangis, menangis nasib rumah tangganya. Jenni lompat kasar setiap lintasan air mata yang jatuh di kedua pipi mulus. Pengkhianat sukses luar biasa. Pantaskah dia menyalahkan sang illahi? Jawabnya tidak dia tidak akan memutar siapa pun atau punah memarahi siapa pun, dia sabar apa yang terjadi di rumah tangganya memang sudah pasti takdir tuhan, dan hanya mampu bersabar dan berdoa. Jika waktu dapat di putar makanya Jenni akan memilih di mana waktu di belum bertemu dengan pilihan. Rumah tangga yang dibangunkan dengan tulus harus runtuh hanya karena seorang wanita. Tapi dia yakin di setiap kejadian buruk pasti ada kebahagiaan di baliknya, Tuhan tidak akan memberikan percobaan di luar batas kemampuan umatnya. Begitu juga yang selalu di percaya oleh Jenni. Jika perceraian di benci oleh Tuhan maka Jenni rela memohon ampun selamat atas sang penguasa, pemilik alam semesta. Jenni percaya apa yang di alaminya murni cobaan dari yang diperintah. Dan hanya untuk-nya lah Jenni mengadukan nasib baik dengan air mata. Jenni menarik nafas dalam-dalam menghembuskan dengan terang, sebelum dibuka rumah sederhana milik keluarga. Ya dia memang bukan dari keluarga kaya atau pun terpandang seperti penilaian. Tapi rumah ini yang paling penting akan indah bersyukur mau sedikit atau pun banyak yang diberikan oleh Tuhan. Kedua memilih mundur masuk ke rumah orang tuanya dengan senyum indah di kedua sudut bibirnya. Senyum yang hanya bisa terlihat di wajah cantiknya tetapi tidak sampai kehatinya yang terluka. "Assalamualaikum bu" suara lembut itu mengalun indah di rumah sederhana milik keluarga Jenni. "Walaikumsalam nduk" balik salam suara wanita baya yang terlihat cantik dengan balutan jilbab sederhananya. "Tumben kamu kesini nduk, mana suamimu, nduk. Ora di aja?" Tanya wati Ibunda Jenni. Jenni hanya mampu tersenyum saat wanita yang sangat berjasa pada perdebatan itu mempertanyakan perihal percakapan. "Jenni boleh masuk dulu roti?" Tanya Jenni dengan suara lembutnya. "Monggo masuk nduk" jawab ibu Wati sambil membimbing tubuh putrinya untuk duduk di sofa miliknya. "Kamu kenapa nduk pasti ada masalah ?, coba cerita sama ibu" Tanya ibu Wati pengertian kepada putrinya. "Mas Thomas Bu, dia menghamili wanita lain yang bukan muhrimnya" kata Jenni dengan Isak tangisnya. Hatinya sakit jika mengingat setiap pengkhianat yang di lakukan oleh suaminya. Ibu Wati hanya mampu menatap iba putri semata wayangnya. Dengan lembut wanita paruh baya itu menarik tubuh rapuh putrinya mengelus lembut punggung bergerak anaknya. Hati ibu mana yang tidak sakit saat melihat putrinya terpuruk. 'ya Gusti cobaan apa lagi yang kau berikan pada putri ku' batinnya sambil mengusap satu tetes air matanya. "Sabar nduk wes berdoa dan memohon pada Gusti Allah, ibu yakin ini cobaan untuk mu nduk. Semakin besar cobaan yang terima oleh umatnya maka semakin besar juga kedudukan di mata Gusti Allah" kata ibu Wati berusaha menguatkan hati putrinya. Tanpa mereka sadari pria paruh baya itu menatap sedih putri serta istrinya. Begitu besar cobaan yang terima putrinya. Dengan pelan seno memasuki rumahnya mengelus lembut rambut panjang putrinya. "Jangan nangis lagi nduk, di setiap cobaan pasti ada hikmahnya dan setiap perbuatan pasti ada imbal baliknya nduk" kata Seno. Jenni hanya mampu menumpahkan semua air matanya di bahu ringkih ibunya hanya pelukan serta nasehat dari kedua orang tuanya lah yang Jenni butuh sekarang. Ya benar yang di bilang oleh dapaknya setiap cobaan pasti ada hikmahnya dan setiap perbuatan pasti ada imbal baliknya. Tuhan tidak akan pernah buta akan kesusahan serta derita yang di tanggung oleh umatnya. ....................... Suara bantingan barang serta pecahan kaca terdengar jelas di telinga semua yang berada di rumah mewah milik Thomas. Thomas membanting serta memecahkan semua apa saja yang ada di pandangannya. Bahkan dia tidak memperdulikan teriak serta permohonan orang yang berada di sana. Ya dia tahu ada separuh jiwanya pergi meninggalkan kekosongan di hatinya. BRAK Kali ini Thoma melempar gelas kaca hingga serpihan kaca mengenai kaki Risa. Teriak kesakitan Risa bahkan tidak mampu membuat Thomas berhenti untuk mengamuk. Dia hanya butuh istrinya Sekarang, dia membutuhkan suara serta sentuhan lembut dari istrinya, Jenni. "AKU TIDAK AKAN PERNAH MELEPASKAN MU JENNI TIDAK AKAN PERNAH" Teriak Thomas hingga terdengar keseluruh rumah mewahnya. Para pelayan serta pembantu di sana tidak ada yang berani untuk turun tangan atau pun hanya sekedar membantu Risa yang masih mengeram kesakitan. Thomas mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar dari rumah mewahnya tanpa memperdulikan Teriakan dari ibu serta ayahnya. Yang ada di otaknya saat ini hanya Jenni, istrinya. "Ibu mas Thomas mau kemana ?" Tanya Risa saat melihat calon suami itu pergi dengan amarah serta luka yang mendalam di hatinya. "Ibu juga enggak tahu Ris, semoga aja Thomas bisa membawa menantu ibu pulang kerumah ini" kata lili sedih bercampur penuh harap. Risa hanya diam, ada rasa sakit di hatinya saat calon suami malah sibuk dengan istrinya bukan padanya yang jelas-jelas sedang mengandung hasil dari benihnya. ............... Jenni melipat sejadah serta mekenahnya kembali setelah dia selesai menunaikan ibadah sholat wajibnya. Suara ribut-ribut menghentikan langkah kaki Jenni yang awalnya ingin ke kamar mandi. 'pergi kamu b******n dari rumah ku jangan temui putri ku lagi' sayup-sayup Jenni dapat mendengar teriakkan marah ayahnya. 'tidak, saya tidak akan pergi dari sini sebelum saya dapat membawa istri saya kembali pulang bersama saya' balas suara datar yang sudah sangat di hapalnya oleh telinga Jenni. 'udah pak, malu sama tetangga' kata suara lembut seorang wanita yang di yakini Jenni adalah suara ibunya. BRAK Tubuh Jenni tersentak kaget saat pintu kamarnya di dobrak kasar oleh suaminya nya yang sebentar lagi akan berstatus menjadi mantan suaminya. "Mas kamu gila ya" seru Jenni kesal. "Kita pulang ya sayang" ajak Thomas lembut pada istrinya. "Mas aku mohon jangan kaya gini, sebentar lagi kita pisah mas" kata Jenni lembut berusaha memberikan pengertian kepada suaminya itu. "Enggak kita enggak akan pernah pisah, kamu itu cuma milik aku Jen. Milik ku" kata Thomas Sambil menekan kata terakhir yang dia ucapkan. "Enggak mas.." belum selesai Jenni bicara suaminya sudah menggakat tubuhnya dan menggendongnya keluar dari dalam kamarnya berjalan keluar dari rumah sederhana milik keluarga Jenni. "Mau kau bawa kemana putri ku b******n" sentak seno kasar. Thomas terus saja berjalan tanpa memperdulikan Teriak serta tatapan mematikan dari mertuanya. "Udah pak, biar aja mereka menyelesaikan masalah rumah tangga mereka dulu pak. Kita sebagai orang tua hanya mampu menasehati serta melihat dari jauh saja pak" nasehat istrinya Wati. "Tapi Bu, pria b******k itu hanya akan menyakiti putri kita saja" balas Seno. "Wes pak serahkan pada Gusti Allah aja" kata Wati menenangkan suaminya. ....................... Thomas Terus saja menggendarai mobilnya tanpa memperdulikan protesan serta penolakan dari istri tercintanya. Dengan asal dia memberhentikan mobilnya di perkarangan luas rumah dan membuka pintu untuk dirinya sendiri sebelum untuk istrinya. Thomas kembali mengendong tubuh kecil Istrinya dan kembali dengan santai. Bahkan pria tampan itu tidak memperdulikan orang tuanya dan orang tua Risa yang masih setia duduk menunggunya. Thomas Membuat pintu kamarnya dan membungkus tubuh kecil Istrinya di tempat tidur mereka. "Kamu cape kan, Sayang. Istrirahat dulu ya" kata Thomas Sambil ikut membaringkan peran di samping berbicara. "Mas ..." Kata Jenni lemah. "Udah kata mas tidur" kata Thomas lagi sebelum menarik tubuh kecil berbicara dan memeluk erat tubuh Jenni. Sangat sulit untuk membuat seperti takut mengurangi separuh dari hidup serta separuh jiwanya. Jenni lelah untuk protes kembali dan memilih untuk mengistirahatkan tubuh serta pikiran dulu sebelum berargumen kembali dengan pemulihan nanti. .......................................... TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD