Part. 3

1159 Words
Author POV. Thomas membuka kedua matanya dan melihat wajah istrinya yang masih tertidur dengan damai di sampingnya. Tidak ingin mengaggu tidur istri Thomas melepas pelukan eratnya dengan perlahan. Sebelum menatap jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Dengan pelan kedua kaki Thomas menuruni ranjang dan keluar dengan langkah pelan. "Malam Darling" sapa Thomas Sambil mengecup bibir Risa dengan lembut. Risa mengalungkan kedua tangannya di leher Kokoh Thomas. Membuat pria tampan itu memperdalam ciumannya. Tanpa mereka sadari Jenni melihat itu dengan jelas. Jika dulu dia sama sekali tidak melihat perlakuan b***t suaminya dengan wanita lain kini dia dapat melihat dengan jelas apa yang Thomas lakukan dengan Jenni. Thomas terbawa arus hingga tidak sabar jika tangganya sudah berada di d**a ranum Risa meremasnya dengan lembut hingga membuat wanita cantik itu mendesah nikmat. Jenni menyekat sudut matanya yang tanpa sabar sudah mengeluarkan air mata. 'ya Allah apakah sesakit ini saat melihat suami kita berzina dengan wanita lain yang bukan muhrimnya di depan mata mu' bisik Jenni sedih dalam hati. Thomas melepas pungutan liar bibirnya dengan bibir Risa mengelus lembut bibir Risa yang basah karena air liurnya. "Ini sangat manis" bisik Thomas yang masih bisa di dengar oleh Jenni. "Kamu udah makan ?" Tanya Thomas lembut sambil mengelus lembut rambut Risa. "Belum" jawab Risa manja. "Ya kamu tunggu dulu, aku masukin dulu ya. Mau makan apa darling ?" Tanya Thomas perhatian. Demi Tuhan, bahkan suaminya itu tidak pernah bertanya padanya apakah dia sudah makan atau belum. Tapi ini suaminya mau memasak untuk wanita lain. Jenni mengenal suaminya dengan baik, jangankan untuk memasak untuk masuk kedalam dapur saja Suami enggan. Sekarang tekatnya sudah bulat dia akan bercerai dengan suaminya. Dia tidak ingin memperbanyak dosanya dengan menjadi penghalang suaminya agar cepat-cepat menikah Risa. Jenni masih berdiri dengan diam di depan pintu dapur tanpa Thomas dan Risa Sabari. Bahkan Thomas dengan sabar dan penuh perhatian menyuapi Risa makan. "Mas" panggil Jenni lembut. Thomas tersenyum lebar dengan tangan yang masih setia menyuapi Risa. "Iya sayang" jawab Thomas tidak kalah lembutnya. "Aku ingin bicara" kata Jenni. "Ya sudah kamu naik aja dulu kekamar nanti mas menyusul jika sudah selesai menyuapi Risa makan" Jawab Thomas santai tanpa menyadari sakit di hati Jenni. Jenni mengaggukan kepalanya pelan dengan menahan sakit di hatinya. Dia tidak ingin menjadi orang munafik dia juga seorang wanita dan juga istri. Istri mana yang ridho jika melihat suaminya begitu mesrah dan perhatian pada wanita lain. Jenni menurut perkataan suaminya dengan masuk kedalam kamar mereka terlebih dahulu. Jenni mendudukan badannya di ranjang sambil menatap kosong langit-langit kamarnya. Apakah Allah akan marah padanya saat dirinya lebih memilih untuk berpisah dari pada menggiklaskan suaminya untuk menikah lagi yang dengan kata lain dirinya di poligami. Sudah tiga jam lamanya Jenni menunggu suaminya untuk menyusulnya masuk. Suara pintu dibuka Membuat Jenni mengalihkan pandangannya. Suaminya berdiri di depan pintu dengan wajah bersalahnya. "Maaf ya sayang, Mas. Tadi harus menemani Risa tidur dulu" kata Thomas lembut. Jenni hanya mengaggukan kepalanya pelan. Dia tahu jika suaminya saat ini berbohong. Dengan bekas merah di sekujur tubuh suaminya sudah mampu membuat apa yang baru saja mereka lakukan. "Kamu mau apa sayang ?" Tanya Thomas lembut sambil mengelus lembut rambut Jenni. "Aku mohon tolong ceraikan aku mas" kata Jenni lembut. Perkataan Jenni benar-benar seperti petir di siang hari. "Tidak mas, tidak akan pernah melepaskan mu" kata Thomas dingin dengan rahangnya yang sudah mengeras. "Aku mohon mas, aku mohon untuk ceraikan aku. Aku tahu mas tadi berbohong saat mas bilang menemani Risa tidur, mas bukan menemaninya tapi menidurinya dengan arti kata lain mas" kata Jenni lembut dengan tatapan memohonnya. Thomas menatap bersalah istrinya dia tidak tahu jika istrinya itu tahu apa yang dia dan Risa lakukan tadi. "Sayang maafin mas, maaf benar-benar khilaf tadi" mohon Thomas. "Jika mas melakukannya sekali mungkin itu bisa di sebut khilaf, tapi mas melakukannya berkali-kali dan dalam keadaan sabar sepenuhnya itu bukan khilaf tapi nafsu setan mas" kata Jenni membuat Thomas semakin bersalah. "Maafkan mas...maaf" Isak pilu Thomas. "Nikahi Rida dan ceraikan aku. Aku bukan tuhan mas, bukan aku tempat mas memohon ampun. Tapi yang kuasa, dosa mas sudah terlalu besar dengan berzina dengan bukan muhrim mas dan mas akan membuat dosa mas semakin besar hanya membuat hubungan mas dan Risa terus seperti ini" kata Jenni. "Aku tidak marah mas, aku hanya kecewa aku tidak berhak untuk marah di saat yang kuasa mungkin lebih marah saat melihat kelakuan mas dengan Risa" lanjut Jenni tepat mengenai hati Thomas Membuat pria itu terdiam tanpa kata. " Aku mohon mas ceraikan aku, apa aku harus berlutut terlebih dahulu agar kamu mau menceraikan aku" kata Jenni membuat Thomas benar-benar frustasi. Thomas menatap dalam kedua mata indah istrinya, istrinya yang dia bohongi dan dia hiyanati. "Kamu benar-benar ingin bercerai dari ku ?" Tanya Thomas pada Jenni. Jenni mengaggukan kepalanya yakin sambil membalas tatapan dalam suaminya. Thomas menarik tubuh istrinya itu dalam pelukan eratnya, memeluk erat tubuh kecil Jenni. Jenni mengepak semua baju-bajunya yang tersisa di lemari bajunya. Hari ini adalah hari terakhir tinggal di rumah suaminya setelah tadi malam pembicaraan panjang mereka. Jenni yakin ini adalah keputusan yang tepat untuk dirinya dan juga untuk rumah tangganya. Dia tidak ingin terus menerus menumpuk dosa di hatinya. Dengan melihat perhatian serta kemesraan yang di tunjukkan suaminya tiap hari Kepada madunya. Dengan langkah pasti Jenni melangkah keluar dari dalam kamar suaminya yang dulunya juga kamarnya tapi itu dulu sebelum dia benar-benar di talak secara agama oleh suaminya tadi malam. "Tunggu mbak" panggil suara pelan Risa. Jenni membalikan tubuh dan menatap lembut Risa. Tidak ada tatapan dingin atau benci yang di layangkan oleh mantan istri calon suaminya itu. Hanya tatapan lembut serta hangat yang mampu membuat Risa Ingin menangis. "Maafkan aku mbak karena aku rumah tangga mbak jadi berantakan" kata Risa dengan Isak tangisnya yang sedari tadi dia tahan. "Aku memang bohong dengan mengikuti nafsu aku. Aku dengan berani merayu mas Thomas hingga mau tidur dengan ku dan menyerahkan keperawanan ku pada pria yang bukan suami ku mbak. Tapi aku mencintai mas Thomas mbak" kata Risa dengan Isak tangisnya. Jenni memeluk lembut bahu Risa yang gemetar karena tangisnya. "Aku memaafkan mu Risa. Tapi alangkah lebih baik jika kamu meminta maaf pada yang kuasa, kalian sudah membuat dosa yang sangat besar" kata Jenni. "Iya mbak sekali lagi maafkan aku mbak, maaf" Isak Risa semakin keras dan hanya di tanggapi dengan anggukan kepala oleh Jenni. "Iya" balas Jenni Sambil melepaskan pelukannya di bahu Risa. Jenni melanjutkan langkah kakinya keluar dari dalam rumah mewah suaminya yang pernah dulu menjadi rumahnya juga. Jenni benar-benar akan pergi dan dia tidak berharap untuk dapat kembali lagi nanti untuk masuk kedalam rumah ini. 'ya Allah hamba sudah mengikhlaskan semaunya jika ini memang sudah menjadi takdir hidup hamba dan juga takdir jodoh ku dengan mas Thomas. Mungkin kita memang sudah tidak berjodoh lagi mas' batin Jenni Sambil menyekat air mata yang keluar. Jenni memasuki semua kopernya di Bagasi belakang taksi yang dia pesan sebelum masuk kedalam taksi yang membawanya pergi dari rumah dengan sejuta kenangan dengan mantan suaminya. ........................ TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD