Part. 7

912 Words
Penulis POV. Jenni mendesah lega saat Juan sudah keluar dari pandangan, kini pandangan atas pembicaraan tentang juga bernafas lega seperti. "Ayo nduk, nanti telat" kata Seno sambil menarik lembut tangan putrinya. "Iya pak" balas Jenni. Jenni mengikuti langkah-langkah yang diambil menuju gedung belakang tempat para OG dan OB mendukung hanya untuk memudahkan istrirahat menghilangkan sedikit rasa lelah di tubuh mereka. "Asalamwalaikum Bu Lia" sapa Seno ramah pada wanita yang tidak berumur panjang dengan ayah dan mengizinkan itu. "Walaikumsalam pak, ini ekor yang bekerja di sini?" Tanya wanita bertubuh tambun itu di Seno. "Iya Bu ini Putri saya, memanggil Jenni" kata Seno memperkenalkan Jenni pada wanita yang menyetujui baya itu. "Jenni ini Bu Lia, dia yang akan menjadi atas mu nanti nduk" kata Seno pada Jenni. "Jenni Bu" kata Jenni memperkenalkan diri sambil mencium punggung tangan wanita menyetujui baya itu. "Panggil saya Bu Lia ya Jenni, semoga kamu betah kerja di sini ya. Jangan sungkan-sungkan bertanya jika belum tahu" kata Bu Lia ramah. "Iya Bu" balas Jenni sambil tersenyum hangat. Sepuluh menit waktu mereka habiskan untuk berbincang sebelum wanita menghitung baya memberi tahu apa saja pekerjaan Jenni di perusahaan swasta terbesar itu. "Minta Bu Lia sama titip putri saya ini kamu, Bu" kata Seno membuat Jenni cemberut. "Pak Jenni bukan barang yang ada di titip-titip" kata Jenni tiba tiba tiba membuat baya itu terkekeh geli. "Iya pak Seno pasti aku jagain putrinya" balas Lia jahil. Membuat Jenni semakin kesal. "Oh iya jen nanti jam dua kamu harus buatkan teh dan juga nasi goreng untuk tuan Juan" kata wanita paruh baya itu membuat kening Jenni menyerengit bingung. "Tuan Juan ?" Tanya Jenni bingung. Lia tersenyum lembut melihat tatapan bingung dari anak Sabahatnya itu. "Tuan Juan itu bos besar di perusahaan cabang ini" kata ibu Lia lembut. "Cabang ? Jadi perusahaan ini hanya cabangnya saja" tanya dan kata Jenni kaget. "Iya perusahaan ini hanya cabangnya saja dan perusahaan indienya ada di Rusia, Itali dan juga Korea" kata Lia semakin membuat Jenni kaget. Ya Allah seberapa Kayanya bos-nya ini hingga memiliki gedung cabang yang sebesar ini. "Ayo ikut ibu, ibu akan memberitahu apa saja yang harus kamu kerjakan" kata Lia yang hanya di balas anggukan kepala oleh Jenni. Jenni mengikuti langkah pelan kaki Lia dari belakang sambil melihat-lihat seluruh isi gedung mewah ini. . . . . . . Pria tampan itu berdiri dengan tegak di depan pintu mobil mewahnya, wajah serta pakaian mampu membuatnya menjadi pusat perhatian para ibu-ibu di sekeliling sekolah dasar swasta terbesar di Jakarta. "Daddy" teriak keras anak laki-laki berwajah blasteran itu. Juan mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sedari tadi di pegangnya dan melihat putra ketiganya yang tersenyum lebar kearahnya. "Daddy" teriak anak kecil sambil berlari cepat kearah Juan. Juan tersenyum lembut sambil merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan hangat putranya. "Daddy Kei laper" adu suara manja putranya. "Nanti kita pesen makanan di kantor daddy" kata Juan sambil menggakat tubuh kecil putranya dan membawanya ke masuk kedalam mobilnya. Sepanjang perjalanan kearah kantor Juan dengan setia mendengarkan perkataan dari putra ketiganya ini. Juan membuka pintu mobilnya saat mobil sudah terparkir manis di basmen kantornya. "Daddy aku mau ambil minum dulu di dapur" kata keino, dahi Juan menyrergit bingung mendengar permintaan putranya itu. Juan menghentikan langkah kakinya di tengah-tengah lobi mewah kantor, kini pandangan sudah sepenuhnya terarah kepada putra ketiganya. "Di ruang kerja daddy juga ada dapurnya, son" kata Juan. "Kei enggak mau minum di atas ada bibi jahat di atas" balas keino sengit sambil membuang wajah kesamping. Juan hanya mampu menghelai nafas pasrah saat melihat putranya ketiganya ini sudah merajuk. "Baiklah tapi nanti kalau sudah selesai minumnya langsung keruang kerja daddy ya, kalau kei enggak bisa membuka pintu lifnya nanti minta bantuan Tante resepsionis ya, son" kata Juan panjang lebar membuat keino hanya manggut-manggut pelan. "Siap daddy" balas bocah itu sambil mengacungkan kedua jempolnya kearah Juan dan hanya di balas usapan lembut di atas kepalanya. Juan melanjutkan kembali langkah kakinya dan memasuk kedalam lift khusus yang memang hanya di buat untuknya saja. Jenni tersentak kaget saat kemeja biru OG-nya di tarik kebawah, Jenni menundukkan kepalanya dan melihat wajah tampan bocah berumur sekitar 6 tahun yang menatap dengan cengiran polosnya. Jenni tersenyum lembut membalas cengiran polos bocah laki-laki di hadapan ini. "Hai dek, lagi apa di sini ?" Tanya Jenni lembut sambil mengelus lembut rambut hitam keino. "Kei haus Tante, kei mau minum" jawab keino sambil tersenyum lebar. "Oh tunggu sebentar ya tante ambil dulu minimnya" balas Jenni. Jenni mendudukan badan kecil keino bangku tempat para OB dan OG istirahat makan siang. Bocah tampan itu memperhatikan gerak gerik Jenni dengan mata polosnya membuat siapa saja melihatnya akan gemas. Satu gelas air putih Jenni kasih pada keino yang sedari tadi menatap tanpa berkedip. "Makasih Tante" kata keino. "Sama-sama sayang" balas Jenni lembut. Jenni memperhatikan wajah tampan keino yang meminum air putih di dalam gelasnya dengan cepat, benar-benar terlihat sekali jika bocah itu kehausan. "Tante mau enggak anterin kei keruang Daddy" pinta manja bocah laki-laki itu. Kening Jenni menyeret bingung mendengar nada manja bocah laki-laki tampan di hadapannya ini. Dia hanya mampu menghindar nafas pasrah, tidak tega jika harus menolak keinginan bocah laki-laki tampan yang di hadapannya ini. Keino berteriak senang, sambil duduk dari kursi yang di dudukinya dan memeluk erat pinggang Jenni. "Makasih tante peri cantik" kata keino riang. Jenni terkekeh geli mendengar panggilan bocah laki-laki tampan itu mengundang. "Iya ayo sekarang tunjukkin di ruang kerja Daddy-nya kei ya" kata Jenni sambil menggandeng tangan kecil keino dan berjalan keluar dari dapur kearah seumur hidup. ................. TBC 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD