Mita duduk lesu di ruangan, tatapannya kosong hingga tidak terasa air mata jatuh di pipi. "Ta. Kamu gak apa-apa?" tanya Ane, duduk di samping temennya yang sama sekali tidak memberikan respon. "Ini bukan salah kamu, Ta. Ibu itu memang sudah tiba waktunya kembali," ujarnya sambil mengusap punggung tangan sang teman yang tengah bersedih karena pasien yang baru ditangani meninggal dunia sesaat setelah melahirkan. Ane menarik tubuh temen dalam pelukan, mengusap punggungnya. "Udah. Jangan sedih terus. Kita kan udah berusaha semaksimal mungkin. Kamu yang nyuruh keluarga pasien agar kuat tapi kamu sendiri yang cengeng." Mita mengurai pelukan kemudian mengusap jejak air mata di pipi tanpa mengatakan apa pun. Tetapi dalam hati masih merasa sedih. "Udah oke?" Ane kembali bertanya. Mita mengang

