Ren mengusap wajahnya kesal. Ia mendaratkan dirinya pada sofa empuk di ruangan yang tidak jauh dari kamar Haruka. Minato sudah lebih dulu duduk di sofa tersebut, meminum kopi instan kalengan yang sudah nyaris tandas. “Ada apa? Kau tampak kesal.” Ren menghela napas panjang. “Mengapa aku kebagian mengurus bocah itu? Benar-benar merepotkan.” Keluhannya. Minato melirik datar. “Katakan protesmu di hadapan Aniki.” “Hah? Yang benar saja! Aniki akan membunuhku jika sampai dia mendengar keluhanku.” “Kau sudah paham, kalau begitu terima saja.” Ren mendecak. “Aku menerimanya, aku hanya kesal karena selalu saja kebagian tugas yang merepotkan. Kau juga mendapatkan tugas untuk menjaga kakaknya bukan? Ah, setidaknya kau masih lebih beruntung karena dia wanita.” Minato terkekeh pelan. Ia mel

