Andi merebahkan bokongnya dengan kasar ke atas sofa ruang tamu Reinald. Pria tiga puluh delapan tahun itu masih kesal karena Reinald lupa menjemputnya sore tadi. Terpaksa ia menggunakan taksi menuju kediaman Reinald, dan sialnya, Andi tidak menemukan sahabatnya itu di rumah. “Masih marah bro?” Reinald meletakkan makanan yang sudah ia beli di atas meja ruang tamu. “Gue nggak nyangka, ternyata semudah itu lu ngelupain gue,” sungut Andi seraya bangkit dari duduknya dan berlalu menuju dapur Reinald. Pria itu mengambil dua kaleng minuman bersoda dari dalam lemari pendingin Reinald kemudian kembali ke sofa ruang tamu. “Sorry bro, gue beneran lupa tadi. Habisnya gue bosen di rumah sendirian, jadinya gue keluar nyari angin, Hehehe.” Reinald ke dapur, mengambil beberapa wadah untuk makanannya.

