Sebelum masuk kembali ke dalam mobil Andi, Andhini menghampiri Andi dan istrinya. Andhini menatap Haniva seraya menggenggam jemari wanita tiga puluh tahun itu. “Iva, terima kasih banyak. Kamu juga, Mas. Aku sudah banyak berhutang budi padamu. Kamu beruntung sekali mendapatkan istri seperti Iva. Wanita yang benar-benar berhati mulia.” Andhini merangkul Haniva, Haniva tak kuasa menahan air matanya. “Kak, sahabatnya uda Andi adalah sahabatku juga. Kalian lebih dulu memiliki dia dari pada aku. Tidak pantas rasanya jika aku menghalang-halangi perbuatan baik. Lagi pula, aku juga senang melakukannya. Apa lagi sekarang aku jadi punya seorang teman dan seorang kakak yang begitu cantik.” Haniva membalas rangkulan Andhini. “Iva, semoga Allah membalas kebaikan kalian berdua. Sekali lagi aku minta m