BAB 5 – Rindu

1394 Words
Di tempat yang berbeda, Reinald mulai gelap mata. Mira ditarik dengan sangat kasar dan dilempar dengan keras ke atas ranjang. Ia tidak ingat jika istrinya itu baru saja kecelakaan, yang masih menyisakan luka dan sakit di beberapa bagian tubuh, khususnya bagian kepala. “Au ... apa-apaan kamu, sakit aku mas. Lupa kamu kalau aku belum lama keluar dari rumah sakit.” Mira meringis kesakitan. Reinald memang sedang terbakar amarah saat ini. Ia tidak rela melihat kekasih gelapnya diperlakukan semena-mena oleh Mira. Bahkan kali ini Mira sengaja menyakiti adiknya itu. “Kamu sudah kelewatan Mira! Apa kamu tidak sadar apa yang kamu lakukan tadi bisa menyakiti hati dan perasaan mamamu sendiri.”  Reinald melotot ke arah Mira. “Mengapa kamu malah membela Andhini, Mas. Jangan-jangan kamu juga ada main ya sama dia.” “CUKUP MIRA!” Kali ini Reinald tidak sadar mengeluarkan suara yang sangat keras. Tangannya hampir saja memukul Mira, untung masih tertahan. Andhini dan Mamanya terkejut mendengarkan teriakan Reinald. “Mama, apa yang dilakukan mas Reinald kepada mbak Mira?” “Biarkan saja, Mira pantas mendapatkannya. Dia memang sudah kelewatan. Bahkan suami sendiri juga tidak dihargai olehnya.” Mama Andhini tampak bersikap biasa saja. Jauh dalam hati Andhini, ia juga tidak khawatir sama sekali dengan keadaan kakaknya itu. Kekerasan dan sikap tidak menyenangkan yang selalu didapatkan Andhini dari kakaknya membuat hatinya menjadi kebas. Bahkan ketika mendengar kabar Mira kecelakaan, tidak ada perasaan khawatir dan sedih sama sekali. Andhini memang pintar menyembunyikan perasaanya yang sebenarnya. Di tempat yang berbeda, Mira semakin emosi diperlakukan seperti itu oleh Reinald. “Mau apa kamu mas, mau pukul aku. Ayo pukul mas, PUKUL AKU ....” Mira berteriak-teriak di dalam kamarnya. Tak lama Reinald keluar dari kamar, membanting pintu kamar dengan keras dan pergi meninggalkan rumah itu. Sudah lima belas tahun Reinald menikahi Mira. Namun sikap keras kepala dan sombong Mira tak juga berubah. Reinald sudah cukup sabar menghadapi Mira. Berkali-kali menasehati, namun hati wanita itu memang sudah kebas. “Ma, Dhini ke dapur dulu ya. Mau menyimpan sayuran ini, sekalian mau masak.” Andhini pamit kepada Ibunya. “Ya, Nak.” “Oiya, papa belum pulang dari rumah tante Eni?” Sudah dua hari papa Andhini tidak di rumah, beliau sedang di rumah tantenya Andhini membantu persiapan adat untuk pernikahan sepupu Andhini. “Belum, mungkin belum selesai,” jawab mama Andhini. “Baiklah ma, Dhini ke dapur dulu.” Andhini memang selalu sopan dan hormat kepada orang tuanya. Beberapa saat berlalu, Mira tampak keluar dari kamarnya. Dengan pakaian yang sudah rapi dan tas jinjing bermerk di tangannya. Mira tampaknya hendak pergi, padahal hari sudah petang hampir malam. Reinald memang belum kembali selepas memuncahkan amarahnya pada Mira. “Mau kemana kamu, Mira?” Langkah kaki Mira terhenti oleh sapaan mamanya. “Mau keluar.” Jawabnya dingin. “Mama mau kemana, Asri ikut ya ma.” Asri—Anak bungsu Mira yang berusia delapan tahun—merajuk, ingin ikut bersama ibunya. “Nggak bisa, mama ada urusan.” Jawabnya ketus. “Mira, kapan kamu bisa menghargai mama sebagai orang tua kamu. Mama bertanya baik, tapi kamu tidak menoleh ke arah mama.” Suara Ibu Mira sedikit meninggi. “Buat apa mama ngurusin aku, urusin saja anak bungsu kesayangan mama itu.” Mira pun berlalu tanpa menghiraukan perkataan ibunya. Gibran—anak sulung Mira yang sekarang duduk di kelas satu SMP—jarang di rumah. Sementara Siska yang sekarang kelas enam SD, gayanya sudah lebih dewasa dari usianya. Hanya si bungsu Asri yang agak berbeda. Asri lebih sopan dan penurut. “Nenek kenapa menangis?” Asri dan aulia menghampiri nenek mereka. “Tidak kenapa-kenapa. Kalian berdua siap-siap salat maghrib ya. Nenek sayang dengan kalian.” Neti—mama Andhini dan Mira—menciumi dan memeluk Asri dan Aulia. “Mama sabar ya ma, jangan terlalu dipikirkan perkatan mbak Mira.” Andhini mencoba menghibur ibunya. “Entah kapan Mira akan berubah. Mama khawatir dengan dia. Lihatlah, sekarang Gibran dan Siska sudah tidak bisa lagi diatur. Mira begitu menuruti semua keinginan anak-anaknya itu.” Neti menangis sesegukan. “Mama jangan menangis terus, nanti darah tinggi mama bisa kambuh. Kita doakan saja semoga mbak Mira bisa berubah.” Ponsel Andhini berdering. Andhini segera mengambil ponselnya dan terlihat di sana nama bu Naldi memanggil. Bu Naldi sendiri adalah Reinald, Andhini sengaja mengganti nama Reinald di ponselnya agar tidak ada yang curiga jika dia terlalu sering menerima panggilan dari Reinald. “Ma, sebentar ya. Ada telepon dari teman Andhini.” Andhini berlalu ke kamarnya untuk menerima panggilan suara dari kekasihnya. “Halo, Mas. Ada apa?” “Hai, Sayang. Bagaimana keadaanmu sekarang? Pipimu masih sakit?” Reinald begitu perhatian terhadap Andhini. Pria itu mengkhawatirkan keadaan Andhini. “Baik, Mas. Masih agak perih sedikit, tapi tidak masalah, sudah Andhini oles obat memar. Oiya, tadi Dhini lihat mbak Mira pergi mas, rapi sekali tapi dia tidak bilang mau kemana.” “Biarkan saja, mas tidak peduli.” “Kok mas seperti itu? Mbak Mira’kan istri mas?” “Secara status iya, tapi hati sudah tidak. Mas Cuma peduli sama kamu, Sayang.” Perkataan Reinald membuat getaran hebat di hati Andhini. Betapa inginnya wanita itu berada di dekapan Reinald saat ini. “Dhini kangen sama mas.” Tiba-tiba Andhini mengatakan hal itu. Perkataan Andhini tentu saja membuat Reinald melambung. “Tadikan sudah ketemu, masa kangen lagi?” Reinald mencoba menggoda Andhini. Wanita itu memang mampu membuat hàsratnya bergejolàk. Andai saja Mira bisa bersikap manis seperti itu kepadaku. Andai saja Mira bisa mengerti aku sedikit saja, Reinald membatin. Tapi sayang, hal itu hanya halusinasi Reinald. Karena selama ini Mira tidak pernah bersikap manis terhadapnya. Kalau pun ada, pasti ada maunya. “Maaf, Mas. Andhini lancang sekali ya mengatakan hal itu?” “Tidak, Sayang. Justru mas senang sekali kalau Dhini memang kangen sama mas. Sabar ya, nanti malam mas susul kamu ke kamar.” “Eh, apaan sich mas. Nggak gitu juga mas. Nanti kalau ketahuan bisa hancur semuanya.” Andhini tahu Reinald orang yang nekat. Reinald tidak akan segan menghampiri dirinya ke dalam kamar. “Dhin, mas kepikiran ingin bawa Mira keluar dari rumah itu. Mas ingin ngontrak saja sampai rumah mas selesai, tapi dengan begitu tentu jadi sulit untuk ketemu kamu.” “Dhini juga pikirnya gitu mas, tapi kalau mas pindah ...?” Perkataan Andhini terhenti yang tentu saja Reinald tau apa maksudnya. “Jadi gimana, Sayang?” “Dhini akan coba sedikit bersabar, Mas. Seperti yang mas katakan, Dhini akan coba mulai melawan mbak Mira. Atau lebih baik Dhini hindari saja. Kita lihat saja dulu, Mas.” “Ya, itu lebih baik.“ “Tapi Dhini kasihan sama mama mas.” “Sabar dulu ya, mas akan tetap mencoba menasehati Mira. Walau sebenarnya mas tidak yakin akan berhasil.“ “Oiya mas, mbak Mira’kan belum lama keluar dari rumah sakit, apa tidak masalah mbak Mira keluar sendiri seperti itu? Coba mas hubungi dia, bagaimana pun mbak Mira adalah istri mas.” “Mas malàs, biarkan saja. Sebentar lagi mas pulang, kamu sudah masak’kan, Sayang?” “Sudah, Mas.” “Baiklah, mas nggak sabar pengen makan masakan kamu. Mas sayang kamu Dhini.” “Dhini juga mas, udah ya mas udah mau magrib.” “Yah, mas sebentar lagi akan pulang. Semakin hari hubungan Andhini dan Reinald semakin intìm. Mereka begitu piawai menyimpan hubungan mereka. Di depan keluarga, mereka selalu tampak biasa saja. Namun ketika ada kesempatan, Reinald akan langsung mendekap adik iparnya itu. *** *** *** Hai, Kesayangan ... Makasih lho buat yang udah mampir dan baca cerita ini. Buat teman-teman yang mampir ke sini, jangan lupa ya, intip ceritaku yang lainnya juga ... jangan lupa FOLLOW agar teman-teman dapat notifikasi setiap aku up cerita baru atau Up bab baru. Ada banyak pilihan cerita lho. #Romance (Mas Rei Series) 1. Hubungan Terlarang (Best Seller) (TAMAT) 2. [Bukan] Hubungan Terlarang (Sekuel Hubungan Terlarang) - TAMAT 3. Bukan Hubungan Terlarang 2 (Coming Soon) #Romance (Cinta beda agama) 1. Mentari Untuk Azzam (TAMAT) #Komedi Romantis Asyik 1. When Juleha Meets Bambang (On Going) #Romance (Kekuatan Cinta & perselingkuhan) 1. Bukan Mauku (TAMAT) 2. Bukan Mauku 2 (Sekuel Bukan Mauku) - Coming Soon 3. Menikahi Mantan Suami (TAMAT) 4. Putrimu Bukan Anakmu (TAMAT) 5. CEO'S Secret Marriage (Coming Soon) #Thriller (seru & mendebarkan) 1. EYES (TAMAT) 2. TERROR & OBSESSION (coming soon) #Fantasy 1. Pandora Kingdom (Coming Soon) Salam Sayang Penuh Cinta, KISS ... ## Vhie ##
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD