“Mas, aku masuk ke dalam ya.” Reinald mengangguk. Pria itu melepas Andhini masuk ke dalam rumah sakit dengan perasaan tidak senang. Andhini berjalan menuju bangsal tempat Soni di rawat. Wanita itu membawa beberapa kantong yang berisi makanan ringan dan minuman untuk dirinya. Sesampai di Bangsal, Andhini melihat Soni sudah terbangun dan sedang asyik berdzikir menggunakan jari-jemarinya. “Mas ....” Andhini menghampirinya suaminya. “Dhini, dari mana saja? Kenapa sangat lama?” Soni masih lemah, pria itu bahkan belum makan apapun sedari tadi malam. “Maaf mas, tadi aku pergi mencari sarapan dan membeli beberapa makanan ringan untuk kita. Tadi pak Dion juga mengajakku berbincang sebentar.” Andhini mengambil kursi dan duduk di sebelah Soni. Andhini menatap Soni dengan perasaan hiba dan juga

