Bab 20. Telepon Misterius

1018 Words

Malam itu terasa hangat di rumah kecil mereka. Mira, Hanum, dan Nurul duduk bersama di meja makan sederhana, menikmati hidangan hangat buatan Hanum. Suasana makan malam kali ini begitu penuh kehangatan, terutama dengan cerita-cerita masa lalu yang dibagikan oleh Hanum. "Ingat nggak waktu kalian masih kecil?" Hanum memulai sambil menyendokkan sayur ke piringnya. "Mira itu selalu menangis setiap kali Nurul mengambil bonekanya. Sampai-sampai tetangga sebelah datang karena dikira ada apa-apa." Mira tersenyum malu, sementara Nurul tertawa kecil. "Tapi kan itu gara-gara Mbak Mira terlalu pelit, Bu. Bonekanya selalu disimpan di lemari, nggak boleh disentuh," balas Nurul dengan nada bercanda. Mira memutar mata, tapi tak bisa menahan senyum. "Kalau aku nggak pelit, bonekanya pasti sudah rusak ka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD