part 9

743 Words
maaf typo.. Leka devan memerhatikan seseorang. dia melangkah menghampiri pemuda tersebut apabila yakin dia tidak salah lihat orang. “Assalamualikum . sendirian aja?" ujar Devan “walikumssalam... ya sendirian aja." Alden menyambut huluran tangan Devan “bisa gue duduk?" “bisa silakan." “Errr, lo udah lama nikah dengan Adel?" “Alhamdulillah udah hampir dua mingguan." masing-masing mendiamkan diri. “Boleh gue tanya nggak? tanya Alden pengen tahu. Devan mengangguk tanda mengiakan.“ lo ada apa-apa dengan Adel dulu?" Alden mengutarakan pertanyaan Devan mengangguk. “Dia pacar gue dulu. gue sayang sayang banget dengan dia..." “Sekarang?" “kalo bisa jujur masih ada sih sayang gue sama Adel," jawab Devan . Alden tersentak. mukanya merah menahan marah. tanpa menunggu lama Alden Ijin pamit ke Devan . lebih lama Alden di situ Alden takut kalo kelelakiannya tercabar. Alden nggak betah mendengar pengakuan mantan pacar isterinya yang masih menyayangi dan mencintai Adel. Alden nggak bisa menerima kenyataan itu. Devan tersenyum senang . ‘gue baru bicara sayang, dia udah nggak tentu arah.' Devan nggak berselindung. dia memang masih sayangi Adel dan masih berharap Adel bakal pulang ke pangkuannya. Devan yakin pengakuannya kepada Alden dapat menimbulkan rasa curiga Alden ke Adel. dia yakin nggak lama lagi Adel bakal kembali kepadanya dan cinta mereka akan bersemi kembali. udah dua hari Alden nggak bicara dengan Adel. Adel resah memikirkan perubahan Alden. setiap kali pulang ngantor, Alden terus masuk kamar. kadangkala Adel merasa hanya sendiri sahaja penghuni di rumah mereka. Adel mula nggak sedap hati. memikir kesalahannya atau apakah dia ada membuat kesalahan? kenapa suaminya berubah mendadak? persoalan demi persoalan mulai timbul dalam benak fikiran Adel. Alden tidak pernah begini. selalunya Alden akan cerita setiap kali Adel menyambut kepulangannya dari langit. sebelum ke kantor Alden nggak pernah lupa untuk mencium keningnya. namun dalam tempoh dua hari , kebiasaannya seolah-olah hilang begitu saja. “Mas udah makan?" Adel memberanikan diri menegur Alden “Mas udah kenyang," ujar Alden “Kenyang? Mas makan di mana... ayok makan sikit. Adel udah masak makanan kegemaran mas," Adel menarik tangan Alden menghampiri meja makan. tiba-tiba Alden menepis tangan Adel. “Kamu nggak faham ngomong mas, mas bilang kalo mS udah kenyang? huh!" Alden lantas berlalu meninggalkan Adel yang terpinga-pinga. “Kok kasar sih? sejak kapan Mas Alden udah jadi 3P ? pemalu, pendiam, pemarah? sekuat hati gue ada perasaan tau nggak. huhu , sentap gumam Adel sambil melap pinggir mata. Adel udah mau pulang ke kampus. sehingga sekarang Alden masih mendiamkan diri dan nggak mahu berbual bersama Adel. Adel pun ya udah, terus melancarkan mogok sejak kejadian pada hari itu. Adel menyalami tangan Alden. mogok-mogok dia pun,Adel masih meminta ijin sebelum bertolak ke kampus Alden menghantar Adel dengan pandangan sayu. “Alhamdulillah. sampe juga akhirnya." perjalanan yang memakan masa empat jam benar-benar memenatkan Adel. Adel memilih untuk tinggal di luar kampus bersama temannya, Liza memandangkan udah memiliki kenderaan sendiri memudahkan dia berulang-alik ke sekolah ketika latihan mengajar dulu. di pejabat, Alden nggak dapat membuat kerja. segala-galanya masih terpampang jelas di layar fikiran. banyak persoalan yang nggak dapat diselesaikan oleh alden. hubungan dengan Adel mulai renggang dan nggak ada lagi usikan nakal isterinya disebabkan sikap dinginnya ke Adel. lama Alden memegang kepalanya. tiba-tiba dia menjerit. “Argh!!! Alden menjerit melepaskan tekanannya. Kevin bergegas masuk ke ruangan Alden lantas duduk di kerusi. “den, lo kenapa?" Kevin bingung melihat keadaan temennya. nggak terurus. Alden menceritakan tentang pertemuannya dengan Devan ke Kevin. "Oh, kalo aku kata lo sengal, nanti lo marah," degus Kevin. “Yang kata masih sayang itu c Devan, ada nggak c Adel ngomong gitu?" laju Alden menggeleng “ Ha, itu masalah lo . lo dengar dari sebelah pihak aja . lo nggak tanya Adel kalo dia masih sayang Devan atau nggak? itukan kisah lalu Adel. kenapa juga lo pening-pening fikir?" “iya juga ya." Alden sedikit tenang mendengar nasihat Kevin. “ jadi sekarang gue perlu buat apa?" “Loh, masih mau Nanya gue? ya pujuk laaaaaa Alden." “jogja?" “ya!" pantas Kevin menjawab. Alden berasa lega. Alden membuat keputusan untuk memujuk Adel hujung minggu . Alden kembali tersenyum. “Makasih ya , vin. kalo lo nggak ada, boleh gila gue." “itu gunanya temen bro, lain kali kau jangan cuba buat perangai macam ini. kesian bini lo terpaksa berdepan dengan perangai aneh lo." “Tapi gue yakin yang bini lo punya perasaan yang sama dengan lo. lo nggak bertepuk sebelah tangan kok." Kevin cuba meyakinkan sahabatnya. dia yakin kalo Adel dijodohkan untuk Alden.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD