Prolog

467 Words
Matahari pagi menyinari jendela kamar kami, membuat kami harus membuka mata dan mengakhiri malam nikmat yang telah kami lalui. "Pagi, Sayang," sapa om Hans dengan suara serak khasnya "Pagi, Om ... ," jawabku yang akhirnya di balas dengan ciuman tepat di bibir sexyku "Hari ini Om mau ke Singapura, ada kerjaan disana. Jadi mungkin om ga bisa ketemu kamu selama seminggu," ujarnya "Yaaa ... Om ... Kalo aku kangen gimana?" "Kalau kamu mau datang ke sana, aku akan dengan senang hati memuaskan rasa kangenmu itu sayang." Perkataannya membuatku tersipu malu. Wajahku pasti nampak seperti tomat merah saat ini. "Aku antar ke bandara ya?" tawarku. "Tidak perlu sayang, lagipula kamu ada kuliahkan hari ini?" "Hmm, ya udah ...." "Jangan nakal selama aku tak ada! Ingat, tubuhmu milikku! Jangan sampai di sentuh orang lain selain aku!" "Tentu saja Om ... aku cuma cinta dan sayang sama Om Hans, ga mungkin aku nyeleweng sama yang lain!! Om Hans tu yang selalu didekati sama cewek cantik kemanapun om pergi." "Hahahaha ... kau manis sekali jika cemburu!" Setelah merapikan diri, tiba saatnya om Hans pergi. Meninggalkan beberapa lembar uang untuk jajanku selama di tinggalnya. "Aku pergi dulu, baik-baik di apartemen!" Cup ... "Hati-hati dijalan, om." Om Hans tersenyum, dan sekarang ia benar-benar sudah pergi. *** Namaku Belinda Charlotte, seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah universitas ternama di Jakarta. Orang tuaku adalah pengusaha ternama dulu, kini aku hanya seorang diri, mereka meninggal karena di bunuh rekan bisnisnya. Memang tragis dan saat itu aku masih duduk di bangku SMA. Dan jika bukan karena om Hans yang menyelamatkan aku, mungkin aku juga sudah mengikuti jejak kedua orang tuaku. Om Hans, atau lebih lengkapnya Hansel Raymond Tungka. Dia adalah seorang duda beranak satu, anaknya bernama Chris Raymond. Seumuran denganku. Ia mengikuti jejak papanya, menjadi seorang pengusaha dan memegang perusahaan di Bali. Saat mengenal om Hans, aku masih duduk di bangku SMA. Ia membawaku bersamanya untuk tinggal di Apartemen nya yang saat ini aku tinggali. Om Hans memegang perusahaan milik papaku, ia berkata bahwa kelak perusahaan itu harus aku pimpin dengan baik. Maka dari itu ia membuatku bersekolah di jurusan Bisnis. Setiap senin hingga kamis, aku harus kuliah. Sedangkan jum'at hingga minggu, biasanya om Hans mengajakku pergi berlibur atau hanya sekedar jalan-jalan. Selama ini Chris juga tau tentang hubunganku dengan om Hans. Tapi ia tak pernah mau ikut campur dengan urusan papanya. "Ahh ... Malas banget kuliah ..." gumamku Drrtt ...  Ddrrtt ...  Femmy is calling ... 'Ya Fem?' jawabku malas. 'Bel, nebeng dong! Lo jemput gue ya?!' 'Hmm iya ... aku mandi dulu!' 'What? Lo belum mandi? Gila! Hari ini dosennya killer tau Bel!!' 'Iya tau bawel, ya udah aku mandi bentar.' Tut. 'Dasar tu anak! Nebeng terus maunya!' batinku. Aku masuk kedalam kamar mandi, membersihkan diri. Membersihkan sisa persetubuhan panas ku dengan om Hans semalam. Aku merasa masih bisa merasakan setiap sentuhan dan belaiannya. Om Hans selalu bisa memuaskanku, dan akupun selalu berusaha membuat om Hans puas di atas ranjang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD