Di kediaman mewah keluarga Chandrawinata, suasana sore tampak lebih hidup dari biasanya. Kristal duduk bersilang kaki di sofa panjang ruang keluarga, mengenakan gaun rumah satin berwarna lilac lembut, sembari memeriksa kuku-kukunya yang baru saja dipoles. Papanya muncul lalu Kristal membuang napas kasar menatap papanya masih jengkel. "Kenapa papa kesini? Percuma kalau papa mau minta aku sabar, aku ngga terima kalau pertunanganku batal sama Kak Arsen!" Papa Kristal menggeleng. "Kenapa langsung marah-marah begitu, hem? Papa bahkan belum bicara apa-apa." Kristal mendengkus. Ia kesal karna masih menunggu kabar dari orang suruhannya, kenapa belum juga mengabarkan padanya tentang misi menghancurkan Mikayla. “Kristal, Arsenio ingin makan malam bersama keluarga malam ini. Dia yang meminta l

