Sepanjang perjalanan menuju ke toko kuenya. Kanaya tak banyak bicara. Ia hanya menjawab apa yang di tanyakan oleh Andi. Selebihnya wanita hamil itu hanya akan diam seraya memandang ramainya para pengendara kendaraan bermotor yang berlalu lalang di jalanan. Mengingat ini memang masih pagi. Dan tentu saja di penuhi oleh para pengguna jalan yang ingin secepatnya mencapai ke tempat tujuannya setiap harinya. Entah untuk menimba ilmu atau bahkan mencari rezeki. Lyra pun hanya bisa melirik sekilas raut wajah Kanaya yang masih tampak sama seperti tadi. Datar dan dingin. Seolah terlihat sangat jelas jika dia sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Bahkan moodnya buruk pagi ini. Membuat Lyra dan Andi tak berani mengusiknya barang sedikit pun. Karena kemarahan Kanaya sangat menakutkan bagi kedu

