“Gue masih di kantor. Pas ini orang hubungi gue. Katanya Lo udah bangun. Makanya kita segera kesini. Gimana sekarang keadaan Lo? Udah lebih baik atau......makin buruk?” tanya Devan sambil mencibir Reynand yang terlihat jelas sehabis menangis. Ia terkekeh kecil lalu melangkah menuju ke lemari es kecil di sudut ruangan. Mengambil air mineral dan menegaknya hingga tandas. Sedangkan Reynand hanya menatap sinis sepupunya yang menjengkelkan itu. “Gue cuman pengen cepet sembuh dan segera ke rumah bunda. Gue harus menjelaskan kepada bunda. Kalau itu semua nggak benar. Gue nggak pernah sekalipun nyentuh wanita gila itu. Lantas bagaimana bisa dia hamil anak gue? Mama bohong soal itu. Supaya Kanaya sakit hati sama gue. Dan terus memilih untuk pergi.” Jelas Reynand mengenai apa yang akan ia lak

