“Kenapa dia?” tanya Dito santai. Ia sudah tahu sebenarnya. Hanya saja ingin mendengar langsung dari bibir Keysa. “Biasa. Udah ditolak mentah-mentah. Masih saja keras kepala. Masa dia mau nyium aku? Ya, aku tampar lah!” cerita Keysa menggebu-gebu dan terselip nada kesalnya. “Kamu tahu nggak? Susah banget lho, mau buat janji sama dia. Tapi kamu.....haish! Sudahlah! Biar om Erlangga yang turun tangan nanti.” Tukas Dito menyerah pada akhirnya. Karena tidak mungkin baginya untuk memarahi Keysa perihal sikapnya tadi. Walaupun hanya untuk membela dirinya. Dan Dito juga yakin jika Om Erlangga pasti akan lebih mempercayai anaknya sendiri. Daripada kliennya yang memang Dito tahu tidak sopan. Ia tahu jika Keysa sangat ingin menjaga dirinya saja. Hanya saja, emosinya kini tak seperti dulu

