Pagi harinya. Reynand terbangun karena suara berisik dari alarm yang ia pasang di ponselnya. Pasalnya pagi ini ada meeting penting dengan salah satu klien besar dari Amerika Serikat. Dan klien tersebut tidak ingin bertemu dengan perwakilan perusahaan Reynand. Orang tersebut meminta harus Reynand sendiri yang menemuinya. Sebab ini adalah proyek besar yang bernilai milyaran rupiah. Kepalanya menoleh ke samping setelah mematikan alarm. Senyum lega dan bahagianya pun menghiasai wajah tampannya pagi ini. Reynand masih tak percaya. Jika sekarang Kanaya ada di ranjang yang sama dengannya. Ingatannya berputar ke kejadian semalam. Dimana ia ‘menghajar habis’ Kanaya hingga tak berdaya. Perlahan ia terkekeh geli. Mengingat wajah kesal Kanaya yang marah karena digempur habis-habisan olehnya. Reyna

