Reina melihat wajah Jeremy tidak seperti biasanya, ekspresinya menandakan dia sudah tidak bisa menikmati pesta itu dan akhirnya dia pargi meninggalkan pesta kemudian reina mengikutinya dari belakang dia berusaha untuk mengejar langkah Jeremy yang semakin jauh meninggalkan dirinya Reina bertanya tanya dalam benaknya " ada apa sebenarnya antaraJeremy dan jhonathan, kenapa sikap mereka begitu aneh, mereka seperti menyimpan sekam api satu sama lain," pikirnya
Reina melihat Jeremy akan memasuki mobilnya lalu Reina pun mengikutinya Reina melihatnya menarik dasi kupu-kupunya dengan kasar sebelum masuk kedalam mobil
"apa kita akan pulang,apa tidak apa - apa kita meninggalkan pestanya?" tanya Reina
" kita pulang saja, aku lelah" jawab Jeremy
"ada apa ini, anda kelihatan kacau sekali" Reina bertanya
Jeremy hanya diam seribu bahasa Reina masih menunggu Jeremy menjawab
"apa yang dia katakan padamu tentangku" serunya lirih " maksud mu jhonathan?" jawab Reina Jeremy hanya mengedipkan matanya " dia tidak mengatakan apapun tentangmu,kami hanya mengobrol sebentar lalu anda datang" jawab Reina
" jadi begitu" jawabnya singkat sambil masuk kedalam mobil, dan diapun tidak berkomentar apapun lagi, Andy yg duduk di depan mobil mendapatkan isyarat untuk menyalakan mesin dan dia mengerti untuk menjalankan mobilnya,
sepanjang perjalanan Reina hanya diam, dan tak lama diapun sampai dirumahnya Andy membukakan pintu mobil untuk Reina " terima kasih" jawab reina sambil keluar dari pintu mobil " selamat malam nona Reina semoga mimpi indah, saya minta maaf karena tuan tiba-tiba mengajak nona pulang " tidak apa - apa,saya juga kurang begitu nyaman berada di pesta" jawab Reina "baiklah saya pamit dulu" seru Andy, Reina melihat kedalam mobil dan mendapatkan Jeremy yang duduk dibelakang mobil tanpa menatap dan berpamitan padanya
"baiklah hati-hati" jawab Reina
setelah mobil itu pergi reina masuk kedalam rumah, dan tidak menyangka dia melihat Merry yang sengaja menunggunya dari tadi, Reina pura -pura tidak melihatnya dan hendak melewatinya "berhenti!" seru Merry
seketika, lalu diapun menghentikan langkahnya " apakah kau ada urusan denganku" seru reina
Merry menatapnya dari atas sampai bawah " wow! hebat sekali sekarang kau sudah mulai menerimanya ya, apakah laki-laki itu yang memberikan barang - barang branded itu padamu" seru Mery dengan nada sinis " kalau ada yang mau kau katakan cepat katakan, aku lelah dan tidak ingin bertengkar" kata Reina dengan dingin
" sombong sekali! aku tau kau dan Juan bertengkar, sebaiknya kau tak perlu mendengarkan Juan dia sama sekali sudah tidak menyukaimu lagi" ujar Mery Reina hanya menghela nafas dan dia merasa tidak perlu menanggapinya " apa hanya itu yang ingin kau katakan,baiklah, aku juga sudah tidak peduli lagi padanya, kalau kau suka ambil saja!" jawab Reina dengan nada acuh dan diapun pergi begitu saja meninggalkan Mery
"apa! apa - apaan sikapnya itu,dia seperti membicarakan barang saja" kata Merry yang tidak mengejarnya dia begitu penasaran dengan laki-laki yang dijodohkan untuk adik tirinya itu,dia hanya tau dari rumor saja,kalau laki - laki itu sangat buruk dari rupa maupun sifatnya tapi rasa iri nya mulai muncul saat melihat Reina yang mengenakan gaun pesta mahal dan aksesorisnya.ia tak menyangka bahwa dia begitu kaya raya pikir Merry.
Reina duduk ditempat tidurnya perasaanya begitu lelah, dan dia sepintas teringat bayangan wajah Jeremy yang tiba-tiba berubah sikapnya setelah bertemu dengan Jonathan di pesta,apakah mereka punya kekasih yang sama dan sedang di rebutkan"? pikir Reina mereka mempunyai wajah yang sempurna,wajar saja kalau mereka menjadi rival pikir Reina tapi seketika perasaannya menjadi tidak nyaman ketika dia berpikir bahwa Jeremy mempunyai kekasih,
ya ampun! ada apa denganku,kenapa perasaanku ini, aku kan hanya pasangan palsunya, .. " serunya sendiri sambil geleng -geleng seraya menyemburkan nafasnya seperti orang yang habis lari maraton dan tiba- tiba wajahnya manjadi panas tanpa sadar Reina mengipas -kipas wajahnya dengan tangannya sendiri
di pesta Reina sama sekali belum sempat menyantap makanan apapun padahal makanan disana terlihat lezat - lezat semua, tapi saat dipesta dia sangat sibuk mengobrol dengan nyonya-nyonya dipesta itu,sampai lelah rasanya,dia hanya tidak ingin membuat Jeremy menjadi malu karena dirinya, " aku begitu berusaha keras sampai - sampai aku kelaparan disana" serunya sendiri
setelah selesai membersihkan diri Reina turun kebawah dia hendak kedapur dan melihat meylin yang sedang membersihkan dapur
" halo nona, ada apa nona datang kedapur?" kata meylin
" ah.. aku lapar tadi di pesta aku sama sekali tidak makan apapun" kata Reina " ahh.. begitu,baiklah saya akan buatkan sesuatu untuk nona" kata meylin "terima kasih meylin jawab Reina dengan senang " ya ampun nona, saya minta maaf,sepertinya nyonya menyuruh palayan Mirna untuk membuang sisa makan malam tadi, kalau tau saya pasti akan menghentikannya untuk membuang sisa makanan itu," jawab meylin dengan wajah sedih
" tidak apa - apa, kalau begitu aku akan naik ke atas saja," seru Reina seraya memegang pundak meylin
" tunggu sebentar nona, saya punya mie instan, apa nona mau saya akan buatkan" kata meylin yang tiba - Tiba saja membuka laci pribadinya
" wah, banyak sekali, bukannya ibu melarang untuk menyimpan makanan instan ya"seru Reina " hehehe.. nona tenang saja,ini berangkas pribadi saya, nyonya tidak akan tau tempat ini, saya menyimpan ini untuk jaga - jaga sewaktu waktu saya lapar lagi saya bisa masak mie" kata meylin " hehehe.. kamu ini ya, benar - benar makannya banyak" kata Reina sambil mencubit pipinya meylin membalasnya dengan tersenyum ia memang mempunyai tubuh yang agak gemuk wajahnya bulat, bikin orang gemas ingin mencubitnya reina sudah menganggap meylin seperti saudaranya sendiri
baiklah, tolong buat yang enak ya," seru Reina sambil tersenyum " siap non" jawab meylin