setalah seminggu persiapan undangan pun sudah di sebarkan, dan tak main - main tamu yang akan datang bukanlah tamu biasa melihat Jeremy begitu terkenal sebagai pengusaha muda sekaligus millyader, Reina pun tak heran akan hal itu mungkin dia akan sangat kelelahan untuk menyambut tamu-tamu besar yang akan datang ke pernikahannya nanti.
" ayah tak menyangka, berita pernikahanmu di muat di media, dan menjadi trending topik terhangat di media sosial" seru ayahnya yang kelihatan sangat bangga ini benar - benar menjadi keuntungan untuk kita, karena dari berita ini keluarga kita jadi terkenal" serunya yang senang sekali
" apakah itu yang ayah inginkan?" seru Reina " apakah ayah sudah lupa dengan perusahaan ibu yang di ambil alih oleh JR group" seru Reina yang tiba - tiba marah dia merasa kecewa karena ayahnya hanya mementingkan popularitas keluarga seolah-olah dia tidak perduli dengan apa yang terjadi terutama dengan Reina "tentu tidak, mana mungkin ayah melupakan itu, tapi berkat JR group akhirnya permasalahan hutang ayah teratasi benarkan" katanya tanpa rasa bersalah "ternyata ayah hanya memikirkan keuntungan ayah sendiri!" seru Reina yang sangat kecewa dengan ayahnya itu dan diapun pergi begitu saja.
tepatnya ayahnya Sama sekali tidak memikirkan Reina sedikitpun dia menjodohkan Reina hanya untuk kepentingannya semata, dan tidak pernah merasa bersalah dia sama sekali tidak meminta maaf dengan putrinya itu yang sudah menolongnya dari ambang kehancuran.
"ada apa kelihatannya ayah senang sekali" tanya Merry yang tiba-tiba menghampiri ayahnya di ruang tamu" kau lihat ini akhirnya keluarga kita jadi terkenal dan di sorot di media" seru ayahnya Merry penasaran dan melihat artikel tersebut dia terkejut melihat foto yang ada di artikel itu "apakah pria ini yang akan menikah dengan Reina" tanya Merry pada ayahnya "iya benar" jawab ayahnya
Merry terlihat begitu cemburu dalam hatinya dia berkata tak disangka pria yang akan dinikahi reina setampan itu,bila dia tau dia mungkin tak akan menolak perjodohannya waktu itu,dia begitu kesal pada dirinya sendiri dan mengatakan "bodoh! bodoh! berkali - kali "kenapa ayah tidak memberi tahuku kalau dia masih muda dan tampan!" seru Merry yang tiba-tiba marah " apa yang kau katakan Merry? ayah juga sama sekali tidak mengenalnya, wajahnya saja aku juga baru tau sekarang" serunya "benarkah?! jawab Merry ayahnya tidak habis pikir akan di marahin oleh anak tirinya itu, Merry baru ingat rumor yang beredar di publik tentang pria itu, memang tidak akan ada yang akan percaya, diapun termakan oleh rumornya, siapa yang tidak percaya dengan rumor itu kalau dia menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya, dan baru pertama kali wajahnya terpampang jelas di publik saat dia akan menikah ini benar - benar sangat mengecewakan pikir Merry yang makin frustasi dia yang haus dengan uang dan wajah tampan membuatnya semakin terbakar rasa cemburu oleh adik tirinya itu.
Reina melihat Merry datang menghampirinya " mau apa dia kesini, pasti dia ingin cari ribut lagi" pikir Reina
"wow! aku tak menyangka ya calon suamimu itu sangat luar biasa, kau harusnya berterima kasih padaku,kalau saja aku tak menolaknya mungkin dia sudah jadi milikku seru Merry yang mulai memprovokasinya " apa? dia benar-benar sudah gila, dia bilang miliknya" kata Reina dalam hati "apakah sekarang kau merasa menyesal? tanya Reina dengan nada menyindir mendengar sindiran itu Merry terlihat marah sekaligus malu " a..apa maksudmu menyesal," seru Merry yang berusaha menutupinya " baguslah kalau kau tidak merasa menyesal" kata Reina sambil pergi mengabaikannya
"hei!! tunggu aku belum selesai bicara,!dasar perempuan jahat!" kata Merry sambil berteriak memaki Reina yang meninggalkan dirinya.
" dia itu benar - benar tidak tau tempatnya,padahal jelas-jelas dia yang sudah berbuat jahat padaku" Reina berkata sendiri
kemudian tiba-tiba Lidya datang menghampiri putrinya yang berteriak-teriak di koridor " ada apa Merry kenapa kau histeris begitu" tanya ibunya " siapa lagi yang membuatku seperti ini kalau bukan perempuan sialan itu!" seru Merry makin kesal " tenanglah, kau terlihat kacau sekali,seharusnya kau tidak memperlihatkan kelemahan mu,ibu sudah menasehati mu,untuk menghadapinya kita harus tenang dan berkepala dingin" jawab Lidya " apa ibu tau kalau pria yang akan menikah dengannya,pria itu tipe ku sekali Bu..,bagaimana aku tidak kesal,akhirnya dia yang mendapatkannya!" seru Merry
ibu mengerti,tapi,semua sudah terjadi dan itu juga salahmu yang menolak dari awal"kata Lidya pada anaknya "ibu benar, " jawabnya "kau bisa mendapatkannya kembali anakku" seru ibunya " tapi tidak mudah Bu, sepertinya dia bukan pria yang mudah di rayu" kata Mery " kita belum tau kalau belum mencobanya,tenang saja ibu akan membantumu" seru Lidya dengan penuh percaya diri merry menanggapinya dengan senyum jahatnya dia puas karena mendapatkan dukungan dari ibunya.