Jeremy : "Apakah kau merasa keberatan dengan lamaran ini bukannya secara tidak langsung kau sebagai jaminan ayahmu untuk membayar hutangnya"
Reina : "Sejujurnya iya,saya belum melakukan apapun untuk diri saya, dan tiba-tiba saya harus menikah dengan anda"
Jeremy :"Aku mengerti, aku tidak akan mengekang kebebasanmu,aku hanya perlu eksistensimu sebagai perisaiku. untuk bisa menghalau kabar miring tentangku yang beredar di media, kau pastinya sudah tau"
Reina : "Ah, jadi begitu,saya ini sebagai perisai anda"
ia berkata setengah bergumam yang tak sadar dengan apa yang di ucapkannya
"Argh! tidak! apa apaan ini ,
memangnya apa yang aku harapkan"
ia berteriak dalam benaknya
Reina sedang bergumul dengan hatinya ia berpikir sangat di sayangkan karena hanya menjadi tamengnya saja.
Reina sudah terjerat oleh ketampanan Jeremy dan juga Andy yang menawan
mendengar ucapan Jeremy Reina seperti dijatuhkan dari puncak menara
Jeremy : "Iya, memang seperti itu yang saya katakan"
serunya dengan santainya
Reina : "Saya mengerti, anda pasti sangat terganggu dengan gosip itu hemm.. mungkin ini sangat tidak sopan untuk dikatakan"
ia berkata yang merasa ragu -ragu untuk bertanya
Jeremy : "Ada apa? katakan saja"
dengan terbata - bata Reina berkata
Maaf "Apakah benar kalau anda penyuka sesama jenis? ka,. karena bagaimanapun juga kita akan jadi pasangan dan harus saling tau kepribadian masing-masing bukanya begitu,sa- saya hanya mau memastikannya saja"
ekspresi Jeremy tiba-tiba berubah menjadi serius dan menatap Reina dengan tajam
"argh!! Aku sudah mengatakannya,bagaimana ini, sepertinya dia akan marah"
Reina berteriak lagi dalam hatinya
tiba-tiba Jeremy maju,melangkah menuju kearah Reina yang sedang duduk di sofa itu. Reina terpaku melihatnya yang datang menghampirinya
Reina berpikir Jeremi akan memukul atau menamparnya. wajahnya tampak tegang dan pucat,saat Jeremy mulai mendekat dan menyondongkan wajahnya kearah Reina yang hanya beberapa inci saja seketika mata Reina terpejam bibirnya hampir saja menyentuh wajah halusnya
lalu Dia berkata sambil membuka kancing kerah di bajunya
Jeremy : "Apakah kau ingin ku buktikan disini"
mendengar ucapan Jeremy Reina perlahan membuka matanya ia merasa bingung, pikirannya mulai kosong yang melihat pria itu begitu dekat dengan dirinya
Reina bisa merasakan nafas pria itu yang berhembus diwajahnya terasa hangat. jantungnya mulai berdegup kencang,dia pikir akan dicium olehnya tanpa sadar Reina memejamkan matanya
seketika itu Jeremi tersenyum simpul, dengan santainya dia berbalik dan tak lama dia sudah duduk di kursinya semula.
Reina membuka matanya tak disangka ia sedang dipermainkan dengan cara seperti itu,ia sangat malu sekaligus kecewa
"apakah tadi anda mempermainkan saya"
Jeremi "aku tidak mempermainkan mu,itu sungguhan"
Reina langsung malu dan wajahnya langsung merah
Jeremy : "Aku membuktikan padamu bahwa aku juga pria normal yang menyukai lawan jenis"
Reina : "Ba..baiklah saya percaya dengan anda,tapi tolong jangan lakukan seperti itu lagi"
ia menjawab dengan gugup,detak jantungnya masih belum berhenti.
bagaiman aku bisa punya pikiran yang kotor tadi, benar -benar deh, pria ini sangat berbahaya untuk jantungku"
ia berkata dalam benaknya
Reina: "ada yang ingin saya katakan"
Jeremy : "apa itu katakan saja"
sejenak Reina terdiam dia tampak ragu
untuk mengatakannya tapi Reina perlu mendapatkan persetujuan dari Jeremy
Reina : "bolehkah saya yang mengelola perusahaan ayah saya nanti, tolong beri saya kuasa untuk itu"
Jeremy : "tentu saja,tidak masalah
apakah ada lagi yang kamu inginkan katakan saja"
Reina : "tidak, saya rasa sudah cukup"
pada saat itu Andy datang memberitahu Jeremy bahwa ia masih ada jadwal pertemuan hari ini.
Jeremy : " baiklah Reina, sepertinya pertemuan kita sampai disini dulu,senang bisa bertemu denganmu"
Reina : "saya juga begitu"
setelah itu Andy mengantar Reina keluar dari rumah itu
Andy : "saya akan mengantarkan anda untuk pulang"
Reina : "terima kasih tuan andy"
setelah itu Reina pulang dan menaiki mobil yang sama
Andy : " nona Reina apakah ada yang ingin anda tanyakan, sepertinya raut wajah anda ingin mengatakan sesuatu"
Reina : "benarkah,? apakah terlihat sejelas itu"
jawabnya sambil tersenyum
Reina : " Hem. saya hanya penasaran saja apakah anda sudah lama bekerja menjadi asisten tuan Jeremy"
Andy berkata sambil tersenyum
"Iya,saya sudah cukup lama ikut beliau, sebelumnya saya adalah mantan inspektur kepolisian di Canada"
Reina : "Ah, jadi begitu rupanya pantas saja anda begitu pintar dalam melihat orang"
Andy : "begitulah,pekerjaan saya dulu suka mengamati dan mengintrogasi orang jadi saya sangat tahu dan mengerti"
Reina :"oh begitu, ternyata anda mantan orang hebat ya'
Andy : " hahaha.. terima kasih atas pujiannya nona"
mereka berbincang sambil tertawa,Reina sangat senang bicara dengan Andy dia sangat humoris dan membuatnya nyaman berada di dekatnya.