Episode 1

223 Words
Yolanda akhirnya menghentikan kegiatan gilanya mondar-mandir tak jelas di seputar area kamarnya yang sangat besar, dia bahkan mengabaikan ketukan-ketukan pembantunya dari luar. Dia benar-benar merasa frustasi. Beberapa kali dia terlihat mengusap kepalanya dengan kasar sehingga membuat rambut ikal panjangnya acak-acakan, meski begitu yolanda yang berbalut evening gown tanpa lengan berbahan velvet marun dan make up minimalis itu tetap terlihat cantik. Selama 25 tahun masa hidupnya, barulah kali ini Yolanda merasakan kebingungan yang membuatnya merasa tidak menemukan jalan untuk keluar dari putaran masalah yang sedang dia hadapi. Dia menghela nafas, seolah tidak percaya begitu cepat roda berputar dalam hidupnya. Dia sangat kecewa dan seolah dikhianati oleh kedua orantuanya. Bagaimana dia tidak terkejut, jika tanpa mendung tiba-tiba hujan deras turun. Kira-kira begitulah perasaan Yolanda. Tanpa pembicaraan dan peringatan, malam ini kedua orangtuanya mengumumkan pertunangannya dengan seorang pria asing yang bahkan namanya saja belum pernah disebutkan dalam obrolan-obrolan makan malam. Pesta yang setahunya adalah perayaan perusahaan ternyata adalah pesta pertunangannya. Shock, marah, kecewa, dan bingung. Begitulah yang sekarang sedang dia rasakan. Sebab dia tahu apa yang telah diucapkan daddynya di depan koleganya merupakan keputusan final. Yolanda hampir saja menyerah pada dirinya sendiri, dia berniat akan menanggis dan menanggis. Tapi kemudian dia ingat prinsipnya bahwa menangis tidak akan bisa merubah apapun, menanggis hanya akan meredam sedikit perasaan tapi tidak memberikan penyelesaian. Dia berfikir keras untuk menemukan jalan keluar agar bisa membatalkan pertunangannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD