Part 03

1230 Words
Setiap wanita ingin memiliki suami yang mencintainya dengan sepenuh hati dengan berjuta cinta dan kasih sayang yang tidak terbatas. Memiliki pernikahan yang harmonis adalah impian semua wanita. Serin juga seperti itu. Memiliki impian mempunyai suami yang mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati, dan menjadi tempatnya bersandar, baik suka maupun duka. Sampai menua bersama. Entah kenapa semenjak Serin bertemu dengan Michel, hati Serin begitu gundah gulana. Serin merasa seperti ada yang ditutup-tutupi oleh Michel. Serin cuma bisa berdoa, semoga saja itu cuma perasaannya saja. Tiba-tiba Serin tersadar akan lamunannya saat mendengar pintu apartemennya terbuka dari luar. Saat hendak berdiri melihat, tiba-tiba Michel muncul dari belakang pintu. “Sudah pulang sayang,” ucap Serin pada Michel dengan tersenyum manis. “Oh, iya sayang,” jawab Michel dengan tenang. “Aku mau mandi dulu ya, sayang,” ucap Michel pada Serin. “Ya sudah. Akan aku siapkan dulu air hangatnya,” ucap Serin pada Michel. Meskipun Serin sedikit merasa Michel menghindarinya. “Tidak usah sayang, biar aku sendiri saja,” ucap Michel sambil berjalan ke kamar mandi. Tak berselang beberapa lama ponsel Michel berbunyi. “Kring...Kring...” Bunyi ponsel Michel. Tanpa ada pikiran yang jelek dikepala Serin. Panggilan itu pun diangkat oleh Serin. Sebelum Serin bersuara, suara si pemanggil sudah lebih dulu berbicara. Pada saat itu dunia Serin telah hancur. Pria yang sangat Serin cintai dengan sepenuh hati, tega mengkhianati Serin. “Sayang, nanti jangan lupa kita ke butik untuk melihat gaun pernikahan kita,” ucap sang penelfon dengan nada manja. Serin cuma bisa diam tanpa kata memandangi ponsel Michel yang ada dalam genggamannya. Seperti ada petir disiang bolong yang menyambar tubuh Serin pada saat itu juga. Air mata tak terbendung di mata Serin. Serin berlari keluar dari Apartemennya setelah mengambil dompet dan kunci mobilnya. Serin meninggalkan Michel sendiri di Apartemen tanpa memberi pesan. Hati Serin hancur dengan pengkhianatan yang di lakukan Michel kepadanya. Setelah memasuki mobil, Serin melajukan mobilnya tak tentu arah. Hati Serin hancur mendengar kenyataan yang barusan dia dengar. kalo Michel telah menghianati Serin. Suami yang Serin cintai dengan sepenuh hati, tega menyakiti hati Serin. **** “Tuhan...Apa kesalahan ku. Sampai Tuhan menghukumku seperti ini...” “Hati ini terlalu sakit untuk menerima kenyataan ini...” Teriak Serin di dalam mobil dengan tangisan yang histeris. Mobil melaju menuju ke arah puncak. Untuk saat ini Serin cuma ingin sendiri. Menenangkan dirinya yang sedang hancur. Memikirkan jalan keluar yang akan Serin ambil setelah ini. “Kesetiaanku dan cintaku ternyata tak cukup untuk membuatmu setia pada ku,” ucap Serin dengan getir. Sekitar 2 jam perjalanan Serin sampai di rumah yang Serin beli satu tahun yang lalu. Tanpa sepengetahuan siapa pun. Serin memasuki rumahnya dan memarkirkan mobilnya ke dalam garasi rumah. Rumah yang bergaya Classis elegant, yang terletak di wilayah puncak Bandung. Dengan suasana yang asri dengan halaman yang luas. Rumah Serin tampak terawat meskipun dia jarang menempatinya. Dua penjaga rumahnya yang sepasang suami istri, Pak Man dan Bu Wati yang merawat rumah Serin. Kedua pasangan suami istri itu begitu khawatir saat melihat Serin keluar dari dalam mobil dengan wajah kusut dan berantakan. Dan masih tersisa bekas air mata di pelupuk mata Serin. “Apa Nona membutuhkan sesuatu?” tanya Bu Wati dengan sopan sambil menghampiri Serin yang masih berdiri menghadap jendela rumahnya. “Bu, tolong beresin kamar saya. Karena untuk beberapa saat saya akan tinggal di sini,” ucap Serin dengan sopan. “Baik Nona.” Setelah Bu Wati pergi, Serin masuk ke dalam ruang kerjanya. Serin menguncinya dari dalam. Untuk beberapa saat Serin tidak ingin ada yang mengganggunya. Termasuk Michel suaminya. **** Michel keluar dari kamar mandi tidak melihat Serin. Setelah memakai pakaian, Michel keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Serin. Serin tidak ada dimana-mana saat Michel mencari keberadaannya. Tiba-tiba perasaan Michel tidak enak. Michel mengambil ponselnya dan mengecek riwayat panggilan masuk. Ternyata dugaan Michel benar. Serin mengangkat telefon dari Karena. Michel langsung menelefon balik Karena. “Hallo Honey,” ucap Karneta dengan manja. “Honey, kamu tadi di telefon bicara apa saja? Apa ada yang menerimanya tadi?” tanya Michel dengan sedikit khawatir. “Iya Honey, aku kira itu kamu. Aku telefon malahan diam saja. Aku cuma mau mengingatkan kamu, kalau kita harus ke butik untuk lihat baju pernikahan kita,” ucap Karneta tanpa rasa bersalah. “Oh ya sudah honey, aku tutup dulu yah, aku ada urusan sebentar. Bye, Honey” tutup Reyhan mengakhir panggilannya. “Ya Tuhan, Serin sudah mengetahuinya,” ucap Michel dengan gusar. “Maafkan aku Serin...maafkan aku,” ucap Michel lirih. Michel menghubungi Serin. Namun ponsel Serin tidak aktif. Michel menghubungi teman-teman-temannya semua tidak ada yang tahu keberadaan Serin di mana pun. Pikiran Michel kalut takut Serin terjadi apa-apa. Setelah tidak ada kabar dari Serin, Michel akhirnya memutuskan untuk mencari Serin dengan dibantu anak buahnya. Mereka semua berpencar mencari Serin. Sudah tiga jam lebih mencari Serin, semua tidak ada yang menemukannya. Serin seperti ditelan bumi. Tidak ada yang mengetahui keberadaan Serin. Sampai ahli IT yang disewa Michel pun tidak bisa menemukan keberadaan Serin. Michel hampir putus asa mencari Serin, ingin dia meminta maaf dan menjelaskan semuanya pada Serin. Karena Michel memang merasa kalo memang dirinya yang salah. Tidak bisa tegas dalam mengambil keputusan. Dan sekarang malah menghancurkan hati Serin. Michel tidak bisa membayangkan bagaimana Serin sekarang. Cuma bisa menyesalinya. Menyakiti wanita yang sudah tulus mencintainya. Cuma karena Michel tidak bisa menampik rasa cintanya kepada wanita masa lalunya. **** “Ana tolong persiapkan kepergian saya ke Swiss,” ucap Serin pada sekretarisnya. “Baik Bu,” ucap Ana dengan sopan. Dan dia pamit kembali ke ruangannya. Sudah sebulan Serin pergi dari Apartemennya. Setelah menyelesaikan tugasnya di Aditama Corporation. Serin menyerahkan surat pengunduran dirinya. Dan Serin fokus untuk pengembangan usahanya sendiri di bisnis kuliner. Sebelum keberangkatannya ke Swiss, Serin mengirimkan surat gugatan cerai dan cincin pernikahannya yang pernah diberikan Michel pada Serin, surat dan cincin itu di kirimkan ke Michel yang sudah ditanda tangani oleh Serin. Serin memilih mundur karena dia sudah merasa benar-benar hancur dan di khianati. Semenjak kejadian itu, sosok Serin berubah. Dari wanita yang ceria sekarang menjadi wanita yang sangat dingin, dan jarang sekali untuk berbicara. Menjadi sosok yang sulit untuk tersentuh oleh siapa pun. Prinsip hidupnya untuk saat ini cuma ingin mengembangkan usahanya sampai Manca negara. Dan menjadi orang yang sukses, yang tak dipandang sebelah mata lagi oleh orang-orang yang pernah menyakiti hatinya. *** Tokkk....Toookkk..Tookkk.... Suara pintu diketuk dari luar ruangan Michel, Michel mempersilahkan untuk masuk. “Masuk...” Sekretarisnya pun masuk ke dalam ruangannya dan menghampiri meja kerjanya. “Maaf Pak ada titipan surat dan barang, tadi utusan Bu Serin kesini,” ucap sekretaris itu dengan sopan. Michel menerima barang itu dan menyuruh sekretarisnya untuk keluar. Setelah sekretarisnya keluar, Michel membuka surat yang dikirim Serin. Michel sangat terkejut ternyata surat yang dikirim Serin adalah surat perceraiannya yang sudah ditanda tangani oleh Serin sendiri. Michel menyesali apa yang sudah dia perbuat pada Serin. Michel tidak bisa bertemu dengan Serin dan meminta maaf. Serin seperti sudah benar-benar menutup pintu maafnya untuk Michel. Tanpa penjelasan dari Serin. Serin sudah mengirimkan surat perceraiannya. Yang benar-benar Serin ingin berpisah dengan Michel dan mengakhiri rumah tangganya. Setelah membaca surat cerainya, Michel pun membuka barang yang dikirim Serin. Yang tidak lain adalah cincin pernikahannya. Michel menggenggam cincin itu dengan erat berharap yang di genggam itu adalah tangan Serin. Wanita yang pernah ada di hidupnya. yang mengisi hari-harinya dengan cinta yang tulus. Semua itu tinggal sebuah kenangan yang tidak akan pernah bisa kembali lagi. Sebuah penyesalan dalam hati Michel yang tidak bisa dia pungkur sama sekali. Michel cuma bisa berharap dikemudian hari dia bisa bertemu dengan Serin dan meminta maaf pada Serin. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD