Part 04

1037 Words
5 Tahun Kemudian Sebuah kehidupan tidak akan berarti tanpa adanya perjuangan dan tekat yang kuat. Menghadapi segala macam badai kehidupan yang menimpa dengan perjuangan yang benar-benar dimulai dari titik yang paling bawah sampai mencapai titik kesuksesan. Kerasnya kehidupan membuat Serin menjadi sosok pribadi yang tangguh, hati yang pernah hancur karena pengkhianatan dari orang yang sangat dicintainya, membuat Serin membangun dinding yang tak kasat mata oleh siapa pun yang mendekatinya. Hati yang membeku layaknya bongkahan es, membuat Serin menjadi sosok yang dingin dan cenderung pendiam. Tidak ada lagi senyum manis di wajah Serin, senyum yang menghangatkan siapa saja orang yang melihatnya. Semenjak kejadian lima tahun yang lalu. Tak pernah pun Serin terlihat tersenyum. Semua orang yang kenal dekat dengan Serin terlihat prihatin melihat keadaan Serin saat ini. Pengkhianatan yang menenggelamkan sosok Serin yang ceria. Semenjak pindah ke Swiss, Serin mulai merintis usahanya di bidang kuliner. Serin membuka restoran dan cafe. Yang mana di dalamnya juga menyediakan berbagai macam oleh-oleh khas setiap Negara. Tidak butuh waktu lama Serin mengembangkan usahanya dalam kurun waktu lima tahun, Serin bisa membuka beberapa cabang restoran dan cafenya di Swiss. Restoran dan cafe yang diberi nama “The Greatest” Konsep restoran dan cafe yang cozy dan mengusung gaya anak muda membuat “ The Greatest” menjadi tempat makan dan nongkrong favorit nomer satu di kota Swiss. Derrrt...derrrttt...derrttt... Ponsel Serin tiba-tiba bergetar, saat melihat siapa yang menghubunginya, Serin segera mengangkat telponnya. “Iya Bu,” jawab Serin sopan. Tidak biasanya Ibu panti menelpon Serin. Entah kenapa perasaan Serin tiba-tiba tidak enak, pasti ada sesuatu yang terjadi di panti asuhan. "Rin, panti asuhan kita mau digusur, pemilik lahan sudah menjualnya. Ibu takut Rin, bagaimana nasib anak-anak panti?” ucap ibu Ami dengan sedih. “Ibu jangan khawatir, masih ada Serin. Selagi Serin masih hidup, Ibu dan anak-anak panti tidak akan kenapa-kenapa, itu janji Serin pada ibu,” ucap Serin meyakinkan Bu Ami. Serin tidak ingin melihat Bu Ami sedih. karena buat Serin, Bu Ami adalah orang tuanya, yang merawat Serin sejak bayi. Yang memberikan kasih sayang dan cinta yang tidak pernah diberikan oleh orang tuanya sendiri. “Iya Nak, Ibu percaya sama Serin,” ucap Bu Ami. “Ibu jaga diri baik-baik bersama adik-adik, kalo ada apa-apa hubungi Serin. Besok Serin pulang ke Indonesia,” ucap Serin dengan sopan. Panggilan pun diakhiri oleh Serin. Serin menghubungi orang kepercayaannya yang berada di Indonesia untuk mencari tau siapa yang mau menggusur panti asuhannya. “Hallo Carlos,” ucap Serin dengan tegas. “Iya Nona,” ucap Carlos dengan sopan. “Tolong cari tahu siapa yang ingin menggusur Panti Asuhan dan cari tahu motif apa yang mendasari penggusuran itu. Besok aku akan ke Indonesia. Laporan aku tunggu di meja kerjaku besok," ucap Serin. “Siap Nona.” Tidak menunggu lama Serin bertindak. Meskipun Serin beberapa tahun ini menetap di Swiss. Serin tetap memantau perkembangan usahanya yang ada di Indonesia. Dan selalu memenuhi kebutuhan panti asuhannya. Setelah menyelesaikan semua urusannya di Swiss, Serin bersiap-siap menuju Bandara dengan menggunakan helikopter pribadinya. Serin terasa sesak karena harus kembali ke Negaranya. Di tempat di mana hatinya pernah hancur tidak tersisa. Meskipun mencoba melupakan rasa sakit itu, butuh perjuangan seorang Serin sampai berada dititik sekarang ini. Menjadi wanita yang tertutup. Yang tidak ingin lagi mengenal namanya cinta. Serin turun dari helikopter langsung di landasan bandara internasional Zurich. Tempat dimana jet pribadinya berada. Setelah turun dari helikopter, Serin langsung memasuki pesawat jet yang akan membawanya ke Indonesia, yang merupakan miliknya sendiri. Kekayaan dan kemewahan yang dinikmati oleh Serin saat ini adalah berkat kerja kerasnya selama ini. Kerajaan bisnisnya dalam bidang kuliner sukses pesat. Semua produk yang dijual Serin untuk saat ini mempunyai hak paten tersendiri dari perusahaan Serin. Blink Corporation. Perusahaan yang ia bangun tiga tahun yang lalu. Yang menaungi restaurant, cafe, hotel dan pusat perbelanjaan milik Serin. **** Bandara Soekarno Hatta,Jakarta,Indonesia Setelah menempuh perjalanan panjang yang sedikit menyita waktu, akhirnya pesawat yang dinaiki Serin sampai di landasan Bandara Soekarno Hatta. Serin bersiap-siap turun dari pesawat dan menuju lobby sambil menunggu jemputan sopirnya. Serin mampir untuk membeli coklat hangat. Setelah ke luar dari kedai coklat, Serin melanjutkan perjalanannya menuju loby tunggu untuk penjemputan. Di tengah-tengah perjalanan, Serin tidak sengaja menabrak seorang pria, seketika coklat panas yang dibawa Serin tumpah di baju pria tersebut. Brukk!!! “Apa anda jalan tidak memakai mata?” ucap pria tersebut dengan ketus kepada Serin. “Maaf...” jawab Serin singkat dengan dingin dan menampilkan ekspresi yang datar di wajahnya. “Apa cuma permintaan maaf saja yang bisa kamu ucapkan? Apa kamu tidak bisa lihat jasku kotor terkena minumanmu,” ucap pria tersebut dengan sinis. “Terus maumu apa? Aku harus ganti rugi dan membelikanmu jas baru untuk gantinya?” ucap Serin tidak kalah sinis dan berlalu pergi meninggalkan pria itu yang masih diam di tempat. “Wanita yang unik,” ucap laki-laki yang bernama Adrian. *** Serin melakukan panggilan telepon kepada sopir yang menjemputnya di Bandara. Dia sangat kesal karena kejadian di loby bandara tadi. Bawaannya sekarang Serin ingin marah - marah. “Hallo, Pak Karjo, sudah sampai di Bandara belum?” tanya Serin kepada sopirnya. “Sudah, Bu. Saya ada di depan pintu masuk Bandara,” ucap Pak Karjo dengan sopan. “Baik saya segera ke sana Pak Karjo,” ucap Serin. “Baik, Bu,” jawab pak Karjo dengan sopan. Serin berjalan menuju sopir yang sudah menunggunya di pintu masuk Bandara. Setelah bertemu dengan sopirnya, Serin langsung memasuki mobilnya. “ Maaf, Bu, kita langsung ke rumah apa langsung ke perusahaan?” tanya Pak Karjo dengan sopan. “Kita langsung ke perusahaan saja Pak Karjo, karena saya ada urusan sedikit di perusahaan.” “Baik Bu,” ucap pak Karjo. Serin menghubungi Carlos, kaki tangannya yang ia tugaskan untuk mencari informasi tentang penggusuran panti asuhannya. “Hallo Carlos,” “Iya, Nona.” “Apa Informasi yang saya inginkan sudah kamu dapatkan?” tanya Serin. “Sudah Nona.” “Ok! Saya tunggu kamu di perusahaan, saya sekarang perjalanan menuju ke sana.” “Baik Nona.” Serin memutuskan panggilannya dengan Carlos. Dan kembali fokus dengan pemikirannya sendiri. “Kota yang penuh kenangan masa lalu yang menyakitkan untuk Serin. Entah bagaimana diriku saat waktu dengan sengaja mempertemukanku kembali dengan Michel. "Apa aku bisa kuat dengan rasa sakit hatiku. Melihat wajah laki-laki yang tega menyakiti hatiku dan membuatku hancur," batin Serin “Semoga aku kuat Tuhan.” Batin Serin. **** Tidak akan pernah ada yang tau cinta itu datang. Cinta datang dari ketidaksengajaan. Cinta yang membawa luka. Dan cinta sendiri yang menyembuhkan luka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD