2-You Belong With Me

1610 Words
If you can see I'm the one who understands you Been here all along so why can't you see You belong with me You Belong With Me By Taylor Swift  >>>>> Kenapa harus aku ,Tuhan? Pertanyaan itu yang selalu terngiang di dalam hatiku. Kayaknya teman-temanku yang lain kehidupan cintanya lurus-lurus saja. Hanya aku yang drama banget. Ah, pengin rasanya memaki Tuhan! Astagfirullah. Jujur saja, aku tuh nggak pernah menghapus obrolan di aplikasi w******p-ku dengan Rama. Bila sedang ingin menyadarkan diri sendiri bahwa aku hanya sekadar teman bagi Rama, aku akan membuka kembali ruang obrolanku di aplikasi w******p dengan dia dan mencari obrolan yang berisi obrolan seperti yang ia kirimkan beberapa saat yang lalu. Semua history obrolan masih tersimpan rapi di ponselku. Kalau perlu aku akan mencetak dan melaminating obrolan-obrolan yang aku anggap sejarah selama aku berkomunikasi melalui aplikasi w******p dengan dia. Jadi aku menjaga sebaik mungkin ponsel dan akun-akun media sosialku supaya tidak terblokir dengan alasan apa pun.   Uda Rama: Makasi ya, Upik. Yaaa...Meski cuma mie instan. Kamu tetap sahabat terbaik Uda kok.   Tidak jauh-jauh dari seperti itu lah obrolannya. Menyedihkan sekali bukan? 11 tahun terjebak friendzone dan tahun ini aku merayakan anniversary friendzone yang ke dua belas. Lama sekali? Bagaimana ceritanya? Jadi, aku kenal Rama sejak aku kelas 4 SD, sedangkan Rama kelas 6 SD. Rama adalah anak pindahan dari Bandung, tapi Mamanya asli orang Padang. Anak laki-laki introvert dan sombong menurutku, waktu itu. Namun seiring berjalannya waktu kami menjadi dekat. Lok kok bisa? Meski beda kelas, aku bisa akrab dengan Rama. Selain karena rumah kami berdekatan, Rama juga sering mengajakku naik mobil mewah Mamanya untuk mengantar dan menjemput ke sekolah, setiap hari. Rama akan ngambek dan muring-muring, bahkan mogok sekolah kalau aku menolak ajakannya untuk berangkat maupun pulang bareng. Segitunya banget dia memang. Selain itu, aku dan Rama juga sering belajar bareng di rumah. Rama itu anak yang cerdas, ingatannya tajam. Dia sering banget membantuku mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan aku lebih menyukai seni apa pun itu, musik, teater dan melukis. Namun yang paling aku suka seni menggambar, terutama gambar anime. Nah, sebaliknya aku lah yang selalu membantu Rama mengerjakan tugas seni dan prakaryanya dulu. Kalau ditanya sejak kapan aku mulai merasa 'baper' dengan hubungan persahabatan kami? Sepertinya mulai SMP, tapi aku nggak nyadar kelas berapanya. Aku merasa seperti lama-lama ketergantungan gitu lah. Pernah dengar pepatah Jawa yang mengatakan ‘witing tresno jalaran saka kulina’, cinta ada karena terbiasa. Itulah yang menjadi awal mula timbulnya perasaan lain di hatiku selain persahabatan. Pokoknya kalau butuh apa pun aku pasti mencari Rama. Tugas tidak bisa? Rama yang mengerjakan. Berangkat dan pulang sekolah masih tetap bareng. Bedanya sejak Rama SMP kelas dua, dia nggak diantar jemput lagi, karena sudah diizinkan mengendarai motor sendiri oleh Mamanya. Kadang juga kalau butuh sesuatu untuk tugas sekolah, pergi belinya selalu diantar Rama. Ya semacam itulah bentuk kedekatan kami saat itu. Rama, Rama dan Rama yang selalu mengisi setiap hari-hariku. Ada sebuah cerita yang bikin aku 'ngeuh' kalau aku 'baper' dalam hubungan persahabatan kami. Sejak aku masuk SMP di tempat Rama sekolah juga, saat aku mati-matian belajar siang malam supaya bisa diterima di SMP terbaik dan standar internasional kota Padang demi sekolah bareng Rama, aku dengar kalau dia dekat dengan teman sekelasnya. Nah di situ aku mulai merasa namanya sakit hati. Mungkin itu awal mula aku sadar kalau ada rasa lebih pada Rama. Padiah hati denai mancaliak Uda basamo gadih lain. Hiks... Rama dulu pernah memarahiku habis-habisan karena naksir-naksiran sama teman sekelas dan berdampak nilaiku anjlok parah dan membuatku gagal mendapatkan beasiswa prestasi dan kuliah gratis di Universitas Jember selama 8 semester. Aku ingat banget dia pernah mengatakan, “padahal aku berharap banget kamu bisa kuliah di sini. Aku kesepian, aku butuh kamu untuk nemenin hari-hariku, aku nggak menemukan teman seperti kamu, aku butuh sahabatku nggak butuh yang lain.” Meski dia hanya mengatakan 'aku butuh sahabatku dan nggak butuh yang lain', tapi itu menjadi cambuk bagiku untuk belajar lebih giat supaya lolos SMPTN. Aku sampai memilih ilmu campuran saat itu, yang biaya pendaftarannya lebih mahal dari IPA maupun IPS. Supaya peluang untuk lolos SMPTN lebih besar. Ketiga fakultas yang aku pilih semuanya di Universitas Negeri Jember, tempat Rama kuliah juga. Dari tiga fakultas, aku lolos di pilihan ketiga. Nggak apa-apa deh nggak kuliah di ITB, yang penting bisa ketemu Rama terus. Hubungan yang erat antara dua orang berbeda jenis kelamin memang tak melulu tentang romansa kasih sayang atau cinta. Keakraban perempuan dan laki-laki banyak yang berdasarkan hubungan pertemanan atau persahabatan. Ketika komunikasi lancar dan nyambung, berarti chemistry antara keduanya telah terbangun. Hubungan seperti ini kemudian akan meningkat menjadi saling percaya dan butuh antara keduanya. Sayangnya, hubungan yang sudah harmonis ini kadang susah bertahan, perasaan yang sudah terlanjur nyaman akan berkembang menjadi benih-benih cinta untuk memiliki. Kenyamanan dan saling membutuhkan menumbuhkan rasa untuk memiliki. Seperti itulah rasa yang kini terselip di hatiku untuk Rama. Lelah menatap foto-foto terakhirku dengan Rama saat kami liburan ke Bromo tahun lalu, aku menghubungi beberapa orang teman magangku waktu KKM dan mencari informasi freelance yang bisa aku kerjakan yang hasilnya bisa untuk menutupi kekurangan pelunasan registrasi akademik. Sayangnya, setelah menghubungi beberapa orang teman, ternyata aku tidak mendapatkan informasi apa pun. Teman yang sudah lulus saja pada sibuk mencari lowongan pekerjaan, apa kabar aku yang mengajukan judul skripsi saja belum. Aku masuk ruang group obrolan trio kwek-kwek, teman-teman terbaikku semenjak kuliah selain Rama. Aku memberi nama kwek-kwek karena jika sudah berkumpul pasti ramai seperti bebek siap masuk kandang. Trio itu terdiri dari aku, Tita dan Franda. Kami sama-sama perantauan di kota ini. Tita dari Jakarta dan Franda dari Semarang. Kami sama-sama menjadi mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Niaga atau yang biasa disingkat Adni. Dua orang temanku itu sudah mulai menyusun proposal skripsi sejak semester 7. Nah aku, semester itu masih sibuk sama laporan magang. Onde mandeh...   Me: gue butuh freelance Adetita Smith: buat apa? Lu dr kpn hari udah freelance mulu. Me: registrasi akademik. Adetita Smith: duit hasil freelance lo dikemanain sih? Kok bisa abis Me: mamah dedeh...bukan waktunya curhat. Jd jng ksh ceramah dong.ksh sy freelance aja. Adetita Smith: knp ngga coba ke tempat magang km aja Me: hah? Showroom neraka?hell yeah. Franda Trisia: tapi ex bos km itu nggak pelit loh.jng lupa.km bisa makan siang gratis selama 3 bln magang disana. Me: iyaaa tapi gue jadi babunya selama magang, sis. Adetita Smith: gpp lah. Cakep ini juragannya. Itung2 refreshing mata. Lol... Me: refreshing pale lo pitak. Adetita Smith: ugh...Kita rela deh nganter eonni ke sana. Hari ini gimana? Franda Trisia: gercep ya cin kalo liat yg bening2. hajar bleeeh... Me: kanciaaanng.bnr2 teman j*****m kalian. Jam berapa ini woy????udah tutup Adetita Smith: apalagi kalo liat dia misuh2. Pengen gue cipok deh itu bibir Adetita Smith: ke rmhnya aja.gue anter deh Me: vangkeee... gue ngakak jiiir.nanti gue dikira debt collector lg,maen nyamper ke rmhnya malem begindang. Adetita Smith: gue masih nyimpen tuh video yg lo kasih pas si mamas lg misuh gara2 lo biarin kecoak nongkrong di bawah meja kerjanya Me: dan gara2 itu matkul KKM gue dapet (B-) mamasnya tegaaa.cakepnya ilang sumveh.pengen gue jadiin jus rasanya itu hidung bangirnya Franda Trisia: kebangetan sih kamu. Btw km msh ada kuliah? Me: bukan akuuuh. Titit tuh yang punya ide ngerjain mamasnya.  Me: adaaa....ngulang matkul Pemasaran. Tue bangke ksh gue C. b**o bgt rasanya ank adni lah pemasaran dpt C Franda Trisia: tuh nyadar. Fr mulu sih km Me: demi keberlangsungan hidup seluruh umat Franda Trisia: umat apa?umat Valak? Adetita Smith: hahahaha...itu mah Franda bgt kalo ngamuk kek Valak. Adetita Smith: Gue cerdas yeee bisa bikin bos bangir itu pucet pasi cuma gara2 binatang yg ukurannya cuma segede jempol kaki   Aku mempertimbangkan saran Tita Sutita. Namun, apa bos showroom itu masih mau menerima aku setelah aku kerjain habis-habisan saat hari terakhirku magang di sana? Mengingat tatapan mata horor dan mulut nyinyirnya saja sudah keder duluan. Lutut Barbie kan jadi lemas ini.   Uda Rama: aku mau makan. #elus2peyut   Yailah Uda, kasih upik modal saja deh nggak perlu kuliah. Kita buka warung Padang biar Uda bisa makan sepuasnya. Namun rentetan kalimat itu hanya mampu terucap di dalam hati.   Me: 15 menit lg yaaaa   Itu yang berhasil terkirim beberapa detik kemudian. Ingin mengasuransikan hati ini rasanya, jadi kalau mati rasa bisa diklaim dan jadi duit. Oiiii...Mandeeeh tengoklah anakmu ini, marano bana nasib cintonyooo... Benar saja, 15 menit kemudian Rama sudah nongol di depan pintu kamar kosku. “Nih,” Rama menyodorkan roti bakar Bandung kesukaanku. Lengkap rasa keju cokelat favoritku. Gimana upik bisa move on coba??? “Makasih Uda. Bawain ya.” Rama mengangguk lalu membawa mangkuk besar berisi sop ceker buatanku ke gazebo tempat kami biasa makan. Aku menyusulnya dengan membawa piring dan peralatan makan yang lainnya. “Jadi freelance apa?” tanya Rama setelah menghabiskan makan dua kali nambahnya. “Uda nggak makan dari kapan?” alih-alih menjawab pertanyaannya, aku lebih tergelitik bertanya hal seperti itu pada Rama. “Dari sarapan tadi. Abis sarapan langsung tidur. Solat trus tidur lagi. Trus sorean nganter pakaian kotor ke laundry, solat, tidur lagi. Abis ini jaga malem lagi. Makanya tangki kudu full.” “Kalo udah kenyang emang nggak ngantuk?” “Ngantuk, tapi kan nggak lemes.” Rama nyengir kuda setelah menjawab. “Buat aku ya.” Rama mengambil tempe goreng tepung yang sisa sepotong di piring. Aku tertawa geli melihat ekspresi kekanakan laki-laki tampan itu “Kamu belum jawab pertanyaan aku.” “Oh itu. Aku mau coba ke showroom tempat magang waktu itu. Kapan hari lewat sana ada tulisan butuh marketing gitu.” “Hah? Yakin?” Aku mengangguk lemas. Nggak yakin sih sebenarnya. Bukan nggak yakin bisa bertahan bekerja di bawah tekanan titisan Nazi, tapi nggak yakin bos galak itu mau menerimaku atau justru malah mengusirku dari showroom-nya. Rama membantuku membereskan piring dan mangkok kotor. Kemudian, kami mengobrol sebentar lalu Rama pamit untuk jaga malam di rumah sakit umum. ~~~ ^vee^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD