[1] Married

1181 Words
' Agatha menangis disana, duduk didepan Harry dan Anne, dan ibunya disampingnya. Anne menggenggam tangannya, sedangkan ibunya mengelus punggungnya. "Beri tahu aku yang terjadi, Agatha. Jangan takut." Ujar Anne, sedangkan Agatha hanya menangis. Dia melihat lelaki bertatapan tajam disana, tulang pipinya yang sangat tampak akibat wajahnya terlalu datar, tatapannya lurus kedepan. Tapi, Agatha masih dapat merasakan kemarahan dari Harry, seolah-olah Harry mengirimnya sinyal untuk tidak membocorkan rahahia itu. "Harry, Agatha tidak pernah keluar dari Rumah ini. Dan, hanya kau disini yang lelaki--" ujar Anne, tapi terputus oleh Harry sendiri. "Lalu, Mom mencurigai aku? Kau pikir, dengan dia tidak keluar dari Rumah ini, dia tidak bisa bertemu dengan lelaki lain. Dia itu Wanita jal—" Plak!! Tangan Anne yang tadi menggenggam hangat tangan Agatha terlepas dan beralih menampar pipi putra bungsunya itu. Agatha menangis melihat itu, bingung apa yang harus dia lakukan. Dia malu, dia juga sangat kecewa pada Dirinya sendiri. Pasti, ibunya sangat malu dan kecewa padanya. "An-anne, sudah--" "Kau tak usah pura-pura membela-ku, penjilat!" Harry memukul meja didepannya dengan kepalan tangannya, dia langsung berdiri dan keluar dari rumah itu. Agatha hanya bisa menatap sendu punggung Harry, antara tidak percaya dan tidak yakin bahwa dirinya sekarang sedang menggandung anak lelaki itu. Dia menunduk melihat perut datarnya, dadanya semakin sesak. Dadanya sesak saat membayangkan wajah tampan Harry. Relung hati-nya serasa dicubit-cubit serasa nyeri membuat air matanya kembali bercucuran. Rasanya dia ingin memanggil Harry, tapi dia tak sanggup, dia bahkan tak tahu apa alasannya dia tak sanggup. "Agatha, dear. Beri tahu aku apa yang terjadi, aku sudah menganggap kau anakku sendiri, sayang." Agatha melihat sekeliling, tak ada Harry disana lagi. Dia menggembuskan nafasnya, berusaha tenang dan air matanya sudah mulai reda. Dia menunduk, tak ingin menatap wajah Anne dan ibunya. Dia takut. Dia malu. "Harry...." Dua wanita paruh baya itu terhentak mendengar cicitan kecil dari Agatha, suaranya serak, sangat kecil. Tapi, mereka masih benar-benar bisa mendengar dengan jelas jika nama Harry baru saja disebut oleh Agatha. Agatha merasakan tangan Anne meremas tangannya, Anne menunjukan raut marah nya dan kecewa. Sedangkan-Joanna Ibunya, dia bahkan tidak berani malihat wajah itu. "Kenapa dengan bujang itu? Apa yang ia lakukan? Ceritakan, Agatha." Agatha menunduk, suara berat milik Harry kembaku bergaung ditelinganya. Dia menggeleng, "ma-maksudk---" "Kau pasti diancam oleh Harry, kan? Beri tahu aku, Agatha. Harry tidak akan berani padaku." Agatha menunduk pasrah. "Ha-harry memperkos--" "Oh My God," lirih Anne, sudah tau kelanjutan kata-kata itu. "Kapan terjadi, Agatha? Beri tahu aku, kumohon." Anne menyucurkan air matanya. Membuat Agatha tak tega. Dia meremas tangan Anne, menyalurkan sisa kekuatan yang ada pada dirinya, walaupun dia tau, kekuatan pada dirinya-pun sudah tidak ada lagi. "Sa-saat ia mabuk, sebulan yang lalu," lirihnya menunduk kembali. Dia ingin mengakhiri hidupnya, tak menyangka dia akan seperti ini sebelumnya. Dia hanya gadis lulusan High School dan langsung ikut ibunya bekerja, tak ada satupun terbesit dalam pikirannya dia akan seperti ini dulu. "Berapa kali dia melakukannya?" Tanya Anne. "Hanya sekali itu saja, Anne." Agatha merasa hina, didepan Anne dan ibunya. Dia merasa tak punya harga lagi. "Kenapa kau tak bilang, sayang?" lirih Joanna-ibu Agatha yang sedari tadi hanya diam. Perkataannya yang lirih membuat Anne semakin berasa bersalah. Agatha hanya menggeleng, "H-harry melarangku...." lirihnya lagi. "Anne, Mom, tolong jangan beri tahu Harry tentang ini. Biarkan dia mengira bahwa aku h-hamil anak orang lain, bukan dia. Bi-bilang sa---" "Tidak, Harry harus bertanggung jawab. Apapun masalahnya, itu tetap cucuku," ucap Anne dengan tegas. Agatha kembali menelan salivanya dengan susah, dia bingung ingin melakukan apa sekarang. Dia menggeleng lagi, "H-har--" "Apalagi Agatha? Kau mau melihat anakmu lahir tanpa seorang ayah? Siapa yang akan mengurusnya nanti?" Ucap Anne membuat Agatha berpikir kembali. Iya, juga. Tapi, aku tak mau merusak hubungan Harry dengan Angelica, mereka sudah ditahap serius. Terlalu jahat jika aku memutuskan harapan mereka, gadis batinnya berpikir. "Ang-angelica?" Tanya Agatha lagi, membuat Anne tersenyum kecil. "Aku tak pernah dan tidak akan merestui hubungan mereka berdua," ujarnya membuat hati Agatha sedikit tenang, walaupun Ia tidak berharap jika hubungan Harry dan Angelica rusak karena dirinya. ------------ Harry tersenyum senang saat memasuki rumahnya itu, penghuni rumah tampaknya sudah terlelap. Kilat cahaya dari mata hijau-nya terpancar menyinari ruangan gelap itu. "Dari mana kau?" Suara ibunya memecahkan keheningan yang sudah dia buat agar tidak ada yang menyadari dia sudah pulang. Dia memutar bola matanya, "ayolah, Mom. Aku sudah dewasa, aku sudah memegang kendali perusahaan, kenapa kau mengkekangku seperti anak Kecil?" Anne tergelak, "pernahkah aku mengkekangmu selama ini?" Ujarnya sakrastik, "dari mana kau?" "Rumah Angel, pernikahan kami akan dilaksanakan nulan depan dan aku mohon untuk mom merestui kami. Jika tidakpun, aku akan tetap melaksanakan pernikahan itu." Ujarnya. Anne tercengang, cukup terkejut dengan apa yang dikatakan Putra-nya itu, secepat itu? "Kau menganggap aku ini apa? Diberi apa kau oleh wanita itu, huh? Lebih menuruti katanya dari pada kata orang tua-mu sendiri, Harry Edmund Shane ?" Tanya Ibu-nya dengan menekan nama Harry. "Aku mencintainya. Lagipula, dulu ibu menyuruhku segera mencari istri kan?" Ucap Harry membuat Ibunya terkekeh sakras. "Tidak dengan seorang w***********g, Harry!" Sentaknya. Harry mengeraskan rahang tegasnya, "Dia bukan jalang." Harry lalu berjalan melewati ibunya, "Aku tak peduli, pernikahan kami akan dilaksanakan bulan depan. Ibu Angel sudah setuju." "Pernikahan mu dengan Agatha dua minggu lagi," ujar Ibunya membuat Harry mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras menunjukan seberapa marah dan kesalnya lelaki itu. "Mom, apa mak---" "Maksudku? Apa maksudku? Aku hanya ingin kau bertanggung jawab atas bayi yang di kandung Agatha, itu saja. Kau sudah dewasa, nah bersikaplah dewasa." Ujar Anne lalu naik ke Lantai dua rumah megah milik anaknya tersebut. "Batalkan pernikahan mu dengan Angel, atau kau bisa menikah dengan Angel, tapi beristri dua." "Apa-apaan, Mom?!" Tanya Harry membuat Anne terkekeh. "Kau anak yang cerdas, Harry. Aku tau itu, jadi kupikir kau pasti mengerti." Ujar Anne lalu melenggang menuju kamarnya. ------------------- Agatha melihat Harry yang sedang sarapan di meja makan, dia berada ditangga dan mengintip Harry dari sana. Tak bisa dielakkan jika Agatha memang memiliki perasaan terhadap Harry yang memiliki wajah tampan itu. Sikapnya yang arogan dan terlalu dingin menarik bagi Agatha. Padahal, sikap Agatha yang pendiam dan lugu itu sama sekali tidak cocok untuk menyukai lelaki seperti Harry. Dia selalu suka memandang Harry dari kejauhan, tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya, dia seakan merasakan dunia miliknya seorang. "Apakah Harry sudah tau jika kami akan menikah?" Gumamnya kecil ketika melihat Harry tersenyum manis saat menatap Ponselnya. Agatha sedikit sakit melihat Harry tersenyum karena Ponselnya, pasti dengan Angelica, ujar batinnya bersedih. Dia tak pernah berbicara pada Harry, kecuali ada yang Harry butuhkan dan itu benar-benar penting. Harry sama sekali tidak pernah menganggapnya ada di rumah itu. Dia ingin rasanya dekat dengan Harry, tertawa, dan bercanda. Tapi apalah daya jika Harry bahkan menatapnya saja tidak. Dia tersenyum kecil dan kilatan bahagia menusuk hstinya melihat Harry meminum jus jeruk buatannya tadi, dia bagaikan penggemar rahasia! Ponsel Harry berbunyi, membuat Harry harus mengangkatnya dan senyumammya melebar saat melihat ponselnya. "Hallo, Babe?" "Ya, nanti setelah aku pulang dari kantor kita memilih gaun yang cantik untukmu." Hati Agatha yang tadinya hangat dan meremang, hatinya serasa diperas. "Apakah pernikahan kami di batalkan?" Gumamnya kecil menatap perutnya dari ekor matanya. Tidak pernah merasa sakit hati sebesar ini sebelumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD