Sial

1123 Words

Tepat pukul sembilan malam, Ivan tiba di rumahnya yang sepi, gelap, dan tentu saja menyedihkan. Sekarang dia sebatang kara. Tak ada mama dan Gadis yang selalu cerewet mengingat dirinya tentang hal-hal kecil. Sesak kembali menggelinding, tapi ingatan bahwa orang suruhannya pernah melihat Gadis memintas rasa sakit itu. Dia punya harapan besar. Sekarang tak ingin memikirkan apa pun lagi. Dia akan tidur dan bangun lebih pagi agar mencari Gadis dengan tenaga yang segar dan penuh energik. Saat hendak membuka pintu kamar, dirasakan suasana berbeda. Ada yang aneh. Pintu kamarnya tidak tertutup rapat. Padahal seingatnya, saat memutuskan pergi ke Kalimantan, pintunya sudah dia kunci. Harapan kalau di dalam kamar ada Gadis yang berbaring nyenyak membuatnya bersemangat membuka pintu. Namun

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD