Gadis memberontak. Berusaha melepaskan cengkeram tangan si orang asing. Dia melihat ke arah mobil Ivan yang letaknya lumayan jauh. Berharap laki-laki itu menghampiri dan membuat orang asing ini tak lagi mengganggu. Namun, harapan itu tidak akan pernah terwujud. Ivan mungkin melihat ini, tapi apa pedulinya. Laki-laki itu tidak ingin repot mengurus perempuan yang disebut manja. Sebenarnya Gadis kesal atas tuduhan tak berdasar itu. Belum tentu orang yang mudah menangis itu manja dan tidak mandiri. Seperti Gadis, menangis bukan karena manja atau cengeng. Sedih saja sebab impiannya dicabut paksa oleh takdir. Dia pernah mendengar para penasihat agama mengatakan, takdir baik dan buruk itu ketetapan Tuhan yang terbaik. Karena Dia tahu segalanya. Sementara pengetahuan manusia terbatas.

