Pernyataan Fian bahwa telah mematenkan si janda benar-benar terjadi. Minggu pagi saat matahari saja belum merangkak naik, laki-laki itu sudah mengetuk pintu rumah Ivan dan Gadis. Padahal dua makhluk Tuhan itu masih berpelukan mesra di atas ranjang yang hangat. Fian datang bersama dua anaknya. Ingin bersiap-siap ke rumah si janda. Kalau diizinkan, mereka akan menikah dalam waktu dekat. "Astaga, Fian! Gila, ya. Ini masih gelap. Kami aja belum bangun, kenapa kamu sudah datang ke sini? Lihat tuh muka anak-anak masih ngantuk." "Jangan ngaco, deh. Mereka sudah mandi. Mereka sama semangatnya seperti aku. Pen punya Mama. Iya kan, Sayang?" Jania merengut. Bibirnya mengerucut beberapa centi ke depan. Melirik sinis pada papanya yang begitu bahagia hingga tak peduli kalau anak-anaknya masi

