Episode 1

985 Words
 "Kelvin!!!!" Suara teriakan seorang wanita menggema di setiap sudut rumah, namanya Raisya. Pagi-pagi dia buat kesal oleh suaminya sendiri, Kelvin Pradijaya. Yang membuat Raisya geram yaitu karena suaminya dengan seenak jidatnya meninggalkan kiss mark di leher. Tadi malam adalah malam pengantin untuk mereka berdua. Saat itu Raisya sudah mewanti wanti suaminya agar tidak meninggalkan jejak apapun di sekitar lehernya. Tapi sekarang dia melihat jejak merah keunguan itu berjejeran di sekitar lehernya. Mungkin kalo di sekitar dadanya dia tidak masalah. Toh itu bisa ketutup dengan bajunya. Tapi ini di lehernya? Oh My God Bagaimana dia bisa menutupi jejak itu saat bertemu temannya nanti? Raisya sudah berjanji untuk menemui sahabatnya, tetapi Kelvin seakan mengacaukan semuanya. Lagi pula besok mereka sudah berangkat sekolah, dan Raisya tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk menutup jejak itu. Di depan cermin Raisya masih memperhatikan bekas bibir suaminya itu. Andai saja dia masih sadar saat Kelvin menggigit lehernya pasti semua itu tidak terjadi. Bukannya Raisya menyesal, tetapi dia marah karena suaminya tidak menepati janjinya. Padahal Raisya sudah bicara berulang kali tetapi Kelvin menghiraukannya dan bodohnya Raisya sangat menikmati itu. Aih. Dan sekarang suaminya itu pergi entah kemana. Dia harus segera berhadapan dengan Kelvin. Raisya pasti akan memarahi Kelvin habis habisan. Pasti! "Kelvin!" Teriak Raisya sekali lagi. "Ya sayang." Dan yang di panggil pun datang. Kelvin sekarang sudah dibelakang Raisya. Dia melihat istrinya dari balik kaca, melihat ekspresi Raisya, sepertinya istrinya itu sedang marah. Sebenarnya Kelvin sudah mengira kalo ini akan terjadi, istri tercintanya akan marah karena perbuatannya. Raisya membalikkan badan menghadap Kelvin. Raisya tersenyum membuat Kelvin nyengir lebar memperlihatkan deretan giginya seakan ia tidak punya rasa bersalah. Harusnya Raisya marah kan? Kenapa sekarang senyum? Ada yang tidak beres. Batin Kelvin tidak tenang. Detik berikutnya wajah Raisya berubah yang tadi senyum sekarang menatap tajam Kelvin. Melihat wajah suaminya, Raisya semakin merasa kesal. Lantas dia mendekatinya dan lalu menarik telinga Kelvin dengan kasar. "Aduh sayang, kamu kenapa tarik kuping aku? Aku salah apa sayang?" Kelvin meringis kesakitan, telinganya bahkan sudah sangat perih akibat tarikan istrinya yang kuat. "Kenapa? Kamu bilang kenapa Kelvin?" Raisya menekankan suaranya. Kelvin mengangguk polos. "Kamu nggak liat ? Ini, ini, dan ini?" Raisya menunjukkan jarinya ke arah lehernya, dari sebelah kanan kiri dan tengah. Mata Kelvin mengikuti arah tangan istrinya, dia melihat warna merah keunguan berjejeran di leher istrinya. Kelvin nyengir lebar, dia juga tidak sadar kalo dia kan membuat tanda sebanyak itu. Melihat itu, Kelvin yakin, istrinya pasti akan mengomel sepanjang hari ini. Dia lupa kalo Raisya tidak suka dengan tanda tanda seperti itu. Karena itu akan membuatnya risih. "Nggak papa yang, kamu tetep cantik kok walaupun leher kamu merah merah gitu." Kata Kelvin dengan wajah tanpa dosa. "Cantik ndasmu. Kamu nggak inget kalo nanti aku ada ketemu sama Reina. Besok juga kita harus sekolah kan? Gimana aku bisa nyembunyiin tanda merah ini Vin." Raisya menangis, hal itu membuat Kelvin merasa bersalah. Kelvin merengkuh tubuh Raisya ke dalam pelukannya untuk mencoba menenangkan nya. "Udah yang jangan nangis. Aku minta maaf deh. Kamu mau apa? Aku bakal turutin asal kamu mau maafin aku, hm?'' "Aku nggak mau apa apa." Raisya menggelengkan kepalanya dalam pelukan Kelvin. Raisya semakin mengeratkan pelukannya pada Kelvin. Kelvin terkekeh geli, padahal baru saja Raisya memarahinya tapi sekarang dia justru melihat istrinya sangat manja padanya. Kelvin menjauhkan tubuhnya sedikit, tangan Raisya berada di pinggang Kelvin. Kelvin menangkup pipi Raisya dan menghapus air matanya. "Jangan nangis lagi. Kamu jelek kalo lagi nangis." Raisya memukul pelan d**a Kelvin,"Lagian kamu si. Aku kan udah bilang jangan bikin tanda di leher aku." Raisya mengerucutkan bibirnya. Baru tadi manja, kini Raisya terlihat kesal lagi. Labil emang. Kelvin menyentil pelan kening Raisya "Kamu juga menikmati kan?" Pertanyaan Kelvin barusan justru malah membuat Raisya malu. Malam pertamanya dengan Kelvin seakan membuat Raisya lupa segalanya. Raisya memang sangat menikmati sampai dia tidak sadar kalo Kelvin meninggalkan jejak di lehernya. Raisya bahkan tidak melarangnya, dia malah menikmati semua sentuhan Kelvin. Dan sekarang, Raisya tidak bisa berbuat apa apa lagi selain berada di rumah. Dia pasti akan sangat bosan. Acaranya dengan Reina pun dengan terpaksa ia gagalkan. Semoga saja Reina tidak bertanya-tanya kenapa dia membatalkan acara dengannya. Raisya hanya menghembuskan nafas kasar. Dia juga tidak bisa menyalahkan Kelvin sepenuhnya. Karena dia pun sangat menikmati malam panjangnya itu. "Hei?" Kelvin menjentikkan jarinya di depan wajah Raisya, "Kok bengong? Lagu mikirin soal tadi malam ya?" "Apaan si. Udah ah, kamu ini bikin mood aku buruk aja." Raisya memanyunkan bibirnya. Kelvin yang gemas pun menarik bibir tipis milik Raisya yang sudah membuatnya tergoda untuk mencicipinya lagi. "Kelvin, sakit tau." Rengek Raisya, namun terdengar menggemaskan di telinga Kelvin. "Makanya bibirnya nggak usah maju maju gitu. Pengen di cium lagi ya? Yang kayak tadi malem? Mau? Ayuk?" "Ciuman aja tuh sama bebek. Wleek." Raisya meledek, lalu dia pergi meninggalkan Kelvin yang terkekeh melihatnya. *** "Kamu masak apa sayang." Saat Raisya sedang memasak, Kelvin datang langsung memeluk Raisya dari belakang. Kelvin tidak memakai baju, dia bertelanjang d**a memperlihatkan bentuk tubuhnya yang proporsional. Kelvin juga memakai celana pendek saja. Sedangkan Raisya, dia memakai daster yang kemarin baru saja di belinya. "Masak capcay sama ayam goreng." Raisya masih sibuk mengaduk-aduk masakannya. Kelvin mengangguk lalu beralih mengendus rahang istrinya, lalu menciumnya "Wangi. Kamu udah mandi yang?" Raisya melenguh pelan, "Engh, Udah lah. Kamu mandi sana, udah siang juga." "Yahhh... Kok kamu mandi nggak ngajak aku yang. Harusnya kalo pengantin baru itu habis malam pertama trus paginya ya mandi bareng." "Enak aja. Mandi sendiri aja sana" "Temenin dong?." Kelvin menatap Raisya dengan puppy eyes nya, berharap Raisya mau menemaninya mandi. Seketika, pikiran kotor mendominasi pikiran Kelvin. "Nggak. Kalo mandi bareng sama kamu, aku yakin kita bakal kelamaan di kamar mandi. Kamu pasti nggak bakal biarin aku mandi. Bilang aja kamu mau grepe-grepe aku lagi kan?" Ucap Kelvin seakan tau pikiran kotoran suaminya. "Alah semalem aja kamu nikmatin banget kok. Sampai mendesah gitu." Kelvin menggoda Raisya. "Berisik kamu. Udah sana kamu mandi. Bau tau!" "Iya yang." Kelvin pasrah. Dia berjalan lemas ke arah kamar mandi. Rencana mandi bersama istrinya itu gagal total. Padahal dia sudah menyiapkan rencana untuk membuat Raisya mengingat malam pertama mereka. Kelvin hanya bisa pasrah. Mungkin nanti malam dia akan mendapatkannya lagi. To be continued.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD