Episode 2

955 Words
"Itu si Raisya kan? kenapa panas panas gini pake syal." "Ke sekolah pake syal? Tapi muka dia kelihatan baik baik aja tuh. Nggak kayak orang sakit." "Alah paling dia cuman mau nutupin sesuatu di balik lehernya. Hahaha" Disepanjang perjalanan menuju kelasnya. Raisya merasa kupingnya sangat panas mendengar komentar teman temannya tentang penampilannya hari ini. Tapi Raisya bersikap acuh tak acuh. Walaupun sebenarnya dia juga tidak tahan dengan semua omongan negatif tentangnya,  Dia tidak perduli orang mau beragumen seperti apa. Yang jelas sekarang dia harus cepat cepat sampai di kelasnya dan menghiraukan komentar pedas yang mereka katakan. Dia harus tetap sabar jangan sampai dia terbawa emosi. Raisya bernafas lega saat dirinya sudah sampai di kelas. Raisya menuju tempat duduknya namun dia melihat Reina yang sedang memicingkan mata ke arahnya. Mungkin Reina juga bingung kenapa Raisya memakai syal padahal dia tidak terlihat seperti orang sakit. Di luar juga sangat panas. Huft Raisya yakin Reina pasti akan sangat kepo. Raisya harus bersiap siap mendengarkan berbagai pertanyaan yang di berikan dari sahabatnya itu. "Sya Lo sakit?" "Nggak." "Lo dingin?" "Nggak." "Kenapa Lo pakai syal?" Tanya Reina penasaran. "Nggak papa Na." Jawab Raisya berbohong. "Lo bisa bohongin semua orang tapi Lo nggak bisa bohongin gue." Reina menaikkan sebelah alisnya. Sebenarnya Reina memang tidak perlu menanyakan itu, karena dia sendiri sudah tau jawabannya. Mengingat tadi malam adalah malam pertama Raisya dengan Kelvin. "Gue tau kok apa yang ada di pikiran Lo. Lagian lo nggak usah nanya lagi kan? Gue tau kalo sebenarnya lo udah tau apa jawabannya." Raisya merasa kesal sekaligus malu. Reina pasti akan mengejeknya. Reina terkekeh geli,"Hm. Tenang kali. Gue emang udah tau kok. Ini pasti ulah Kelvin kan?" Tebakan Reina sangat benar. Raisya mengangguk, dia berkacak pinggang, "Gue tuh sebel sama Kelvin. Dia itu ya selalu aja bikin gue naik darah. Dari pacaran ampe sekarang udah sah aja masih kek gitu." Raisya membanting tasnya ke meja, lalu duduk di samping Reina dengan wajah kesal. Tangannya ia letakkan di depan d**a. Fyi. Reina itu sahabat Kelvin dari kecil sampai sekarang. Mereka sangat akrab. Bahkan ada yang mengira kalo mereka berpacaran. Tapi itu tidak benar. Mereka sudah mengatakan kalo hubungan mereka hanya sebatas sahabat nggak lebih. Hingga Kelvin bertemu dengan Raisya, dan entah mengapa mereka sama sama jatuh cinta pada pandangan pertama. Reina berdecak, "Gitu gitu juga suami Lo juga kali. Bukan sahabat gue doang." "Sumpah Na. Lo tau? Dari ujung sana sampai ujung sini. Semua orang ngelihatin gue terus. " "Ya iyalah. Penampilan Lo yang bikin semua orang jadi ngelihatin Lo terus. Btw, Kelvin kemana?" Raisya menghembuskan nafasnya kasar. "Dia bolos." "Lah? Kok bisa?" Flashback Setelah Raisya selesai mandi. Dia melihat Kelvin yang masih tertidur di ranjang. Dengan memeluk bantal guling bergambar doraemon miliknya. "Kelvin. Ayo bangun! Kebo banget sih!" Raisya mengguncang tubuh suaminya. "Hm." Kelvin hanya menjawab dengan deheman saja. "Ayo cepet bangun. Kita bisa terlambat sekolah." "Vin. Kamu b***k ya? Ayo bangun! " Prilly menarik lengan kekar suaminya. Tapi karena tubuhnya yang kecil. Alhasil dirinya lah yang jatuh di atas d**a Kelvin. Kelvin tersenyum tapi masih menutup matanya. "Aww. Kelvin kamu apa apaan si? Awas aku mau bangun" "Hm. Nggak." "Kelvin! Lepasin aku ih." "Morning kiss dulu." Raisya buru buru mencium bibir Kelvin. Kalo tidak segera dicium, ngalamat dia tidak bisa berangkat sekolah dan harus berdebat dengan suaminya. "Udah. Sekarang lepasin aku." Kelvin melepaskan tubuh Raisya lalu membalikan badan menjadi tengkurap. Raisya berdecak sebal. "Kelvin kamu berangkat sekolah nggak sih?" "Nggak. Aku masih capek." "Terserah." Raisya hanya menghela nafasnya. Lalu pergi meninggalkan Kelvin. Ia bisa saja menyeret suaminya ataupun mengguyur suaminya dengan air dingin, tapi jam sudah menunjukkan pukul 06:30, Raisya tidak punya waktu untuk melakukan itu semuanya, karena dia bisa saja terlambat ke sekolah. Flashback off "Lo udah ngelakuin itu sya?" Tanya Reina dengan nada pelan. "Itu apaan?" "Itu loh." Kata Reina menaik-turunkan alisnya "Apaan si Na? Ambigu banget pertanyaan Lo" Ucap Raisya yang mulai kesal. "Ya ampun sya. Nggak usah sok polos gitu deh. Maksud gue Lo udah ena ena belum sama Kelvin?" Kata Reina sambil berbisik di depan wajah Raisya "Hm." Raisya tersenyum malu,"Lo tau kan Na? Gimana sifat Kelvin? Dia itu selain badboy dia juga cowok m***m. Dulu gue juga pernah tuh mau dicabulin sama dia di rumahnya. Tapi gue bersyukur banget. Tante Keana dateng. Jadi gue aman. Dan sekarang kan kita udah resmi menikah. Bukan nggak mungkin Kelvin ngelakuin hal kayak gitu lagi. Ya jadi gue nggak bisa apa-apa lagi lah. Gue pasrah." Raisya senyum-senyum sendiri mengingat bagaimana malam pertamanya dengan Kelvin. Ugh. Panas membara. "Oi" Reina menjitak kepala Raisya. Raisya meringis,"Aw. Apaan si Na? Kok Lo malah jitak pala Gue. Nggak sopan." "Lo yang apaan. Pasrah apanya? Lo aja kayak nikmatin gitu kok. Sebenernya Lo juga mau kan. Lo sama Kelvin emang nggak ada bedanya. Sama sama mesum." "Hehe. Namanya juga udah nikah Na. Wajar lah." Raisya nyengir. "Btw, gimana hubungan Lo Sama Vano?" Pertanyaan Raisya membuat Reina seketika diam. "Gue sama Vano? Baik." Reina menjawab seadanya. "Baik doang?" "Maksud Lo?" Reina mengernyitkan dahinya tidak mengerti maksud dari pertanyaan Raisya. "Ck. Lo kaya bocah aja Na nggak ngerti omongan Gue. Maksud gue udah berapa jauh hubungan lo sama Vano? Udah jadian kah? Atau gimana gitu." Ucap Raisya sewot. "Yang jelas hubungan Gue sama Vano cuman teman nggak lebih. Lagian Vano itu udah punya pacar kali sya." "Hah? Serius Lo? Lo tau darimana Vano udah punya pacar." Raisya sedikit kaget juga bingung. Setau dia Revano itu nggak punya pacar Revano hanya suka sama Reina. "Gue pernah liat dia jalan sama cewek. Mereka akrab banget. Dan gue pikir mereka pacaran." "No!" Raisya menggoyangkan telunjuknya,"Gue nggak yakin kalo cewek itu pacar Vano. Lo udah tanya sama Vano?" Reina menggeleng "Tuh kan? Belum tentu dia cewek Vano. Ntar gue tanya deh sama Vano." Reina mengendikkan bahunya. Dan saat itu juga Bu Nina datang. Semua siswa hening. "Selamat pagi!" "Pagi bu!" Jawab semua murid serentak. Raisya melihat bu Nina melihat semua muridnya dari depan. Dalam hati, Raisya berharap kalo Bu Nina tidak menyuruhnya untuk- "Raisya. Itu syalnya Tolong di lepas ya." Skakmat. Mampus! Kelvin pokoknya Lo yang harus tanggung jawab! Batin Raisya berteriak. To Be continued.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD