Rasa Sakit

1073 Words
Hati keduanya masih terasa begitu sakit, namun dua petugas keamanan ini, harus tetap konsisten tak mencampur adukan urusan pribadi dan pekerjaan. Walaupun hati Bintang dan Vanila merasakan sakit yang teramat dalam hati keduanya. Mereka tetap melaksanakan tugas yang diberikan oleh Jendral Marisa. Bintang mengenal Selia tiga tahun yang lalu, saat ia menyelamatkannya dari moster Kalajengking yang menculiknya karna, paras cantiknya. Selia seorang yatim piatu orang tuanya tewas dalam kecelakaan pabrik bahan bakar sepuluh tahun yang lalu. Gadis itu, hidup sendiri dengan mengandalkan kepintarannya untuk menghajar mahluk-mahluk kecil itu, untuk mengendalikan kekuatan mereka yang masih belum terlatih. Selia mengajarkan mantra-mantra ringan untuk mahluk-mahluk kecil di sini. Tak ada yang istimewa darinya. Selain kecantikannya yang alami dan sempurna. Dunia lain ini, hampir sama dengan dunia manusia moster dan manusia super hidup berdampingan di sini. Tak ada yang berbeda dari semua mahluk di bumi dan di dunia lain. Namun akhir-akhir banyak kejahatan yang terjadi di dunia lain. Membuat pemerintah membuat tim khusus untuk mencegah kejahatan tersebut. Tim khusus terdiri dari Bintang, Lionil dan Vanila. Ketiganya semakin dekat, namun hanya Lionil dan Vanila yang terlibat cinta lokasi. Awalnya keduanya sering bertengkar, karna hal-hal sepele. Hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk berpacaran. Pangkat Bintang satu lebih tinggi dari Lionil dan Vanila. Bintang seorang komandan keamanan di dunia lain, ia paling di segani oleh semuanya sifatnya yang tegas dan juga berani. Laki-laki itu, menguasai mantra-mantra dan juga ilmu bela diri yang tinggi ia juga mahir mengendalikan kekuatan dalam dirinya. Tak ada yang berani melawannya, kecuali Marisa. Hanya Jendral Marisa yang dapat mengendalikan kekuatan Bintang. Apapun yang Marisa perintah Bintang selalu menurutinya. Membuat Bintang menjadi anak emas Marisa. Hanya Marisa yang tau asal usul Bintang, tak pernah ada yang tau Bintang dari mana. Sudah hampir dua puluh tahun ia berada di dunia lain hidup bersama Jendral Marisa yang sudah ia anggap ibu kandungnya sendiri. Jendral Marisa, tak pernah memceritan tentang asal usul Bintang. Lama-lama pun laki-laki itu tak pernah menanyakan tentang masa lalunya kepada Jendral Marisa. Baik Bintang atau pun Vanila, tak tau sejak kapan Selia dan Lionil menjalin hubungan gelap. Sampai hari ini, baru terungkap kisah gelap mereka, menyiksanya luka yang paling dalam untuk Bintang dan juga Vanila. Bintang dan Vanila sampai di dasar jurang Kazan. Sudah ada Malika dan Alma yang menjaga tempat itu, tempat paling penting di dunia lain, sebagai jembatan penghubung antara dunia lain dan dunia lainnya. "Mau kemana sekarang?" tanya Alma saat Bintang dan Vanila sampai di dasar jurang. "Dunia manusia," jawab Vanila. Malika dan Alma mengerutkan keningnya, mengingat dua puluh tahun yang lalu tentang, Bintang yang berasal dari dunia itu. "Alma bisanya kita masuk sekarang," tanya Bintang membuyarkan kedua mahluk moster berbentuk macan putih. Alma dan Malika mengangguk, keduanya membaca mantra-mantra pembuka portal penghubung antar dimensi. Sampai keluar cahaya berwarna ungu kemerahan dari dasar jurang Kazan. Cahaya itu, semakin memakin membesar, ingat bila kalian ingin kembali ke sini, "Yah ucapkan Skala kazan," ucap Vanila dan Bintang secara bersamaan, Alma dan Malika tesenyum mendengar ucapan dua petugas keamanan itu, Vanila dan Bintang pun melompat masuk portal cahaya berwarna ungu kemerahan itu, keduanya hilang seketika tertelan masuk ke dalam. Setelah itu portal tertutup rapat. "Apa tak apa-apa Bintang kembali ke dunia asalnya?" tanya Alma mulai khawatir. "Entahlah, kita hanya seorang penjaga portal tak boleh mencampuri urusan mereka," jawab Malika. Setelah semua warga pergi, ia pun menghapus air matanya, ia masuk ke dalam rumahnya. Di dalam rumahnya sudah menunggu dua moster Kalajengking hitam. "Anak manusia itu sudah pergi," tanyanya pelan. "Yah mereka sudah pergi, mungkin dalam waktu yang lama," jawab gadis itu. "Tujuan mereka kemana?" "Ke dunia manusia." "Waw, menarik!" Duar. Suara ledakan itu, keluar dari dalam tanah. Kedua mahluk pun muncul, Bintang dan Vanila muncul dari asap itu. Tiga manusia sudah berdiri menunggu dua petugas keamanan dari dunia lain. Bintang dan Vanila berjalan ke arah tiga manusia itu, "Selamat malam," sapanya pada Bintang dan Vanila, memberi hormat kepada dua mahluk itu. "Malam, saya Vanila dan ini rekan saya Bintang," ucap Vanila. "Saya, Arcid, Eva dan Afdhal, kita yang bertugas membantu agen Bintang dan Vanila," ucap Arcid. "Ke mana kita sekarang?" tanya Bintang serius. "Kita ke markas kepolisian terlebih dahulu pak, setelah itu kita akan mengantar bapak dan Ibu ke apartemen kalian," ucap Arcid lagi. "Tunggu, aku tak suka di panggil ibu, panggil saja aku Vanila dan ia Bintang, kita pun bisa memanggil kalian dengan sebutan nama!" seru gadis itu merasa risih dengan panggilan mereka. "Baiklah, Bu eh Vanila," ucap Arcid sambil tersenyum. Sedari tadi petugas Eva memperhatikan Laki-laki itu yang berasal dari dunia lain. Laki-laki itu membuatnya tertarik. Polwan Eva begitu cantik dengan tubuh sexy-nya dengan ukuran p******a yang cukup besar mengantung di dadanya. Eva Polwan paling cantik di divisi kriminal. Tak hanya cantik Eva juga jago bela diri membuatnya semakin terdepan di antara yang Polwan lainnya. Namun laki-laki itu, masih dingin tak memperhatikan gadis manusia itu. Hatinya terlalu sakit untuk bisa memulai kembali kisah cintanya. Untunglah Jendral Marisa menugaskannya ke sini, setidaknya ia bisa sedikit melupakan sakit dalam hatinya. Vanila, gadis dari dunia lain ini paling pintar menyembunyikan perasaannya sendiri. Ia selalu bersikap santai dan kalem. Gadis itu, tak pernah memperlihatkan kelemahannya kepada siapapun, selain kepada dirinya sendiri. Ia tak ingin terlarut-larut menangisi kisah cintanya yang kandas di tengah jalan. Belum lama, ia memutuskan menerima Lionil menjadi kekasihnya. Gadis itu melihat kesungguhan dari seorang Lionil yang mengejarnya tanpa lelah, mendekati orang tua dari Vanila. Namun apa yang terjadi? Semuanya hanya kamuflase saja, untuk membodohinya dengan kesungguhan cintanya yang dianggap main-main oleh laki-laki itu. Hatinya sakit bila ia melihat semua itu, hanya sebuah kepalsuan. Untuk saat ini, gadis itu, tak akan pernah bisa melupakan rasa sakit hatinya. Yang gadis ini inginkan hanya melupakannya dengan datang ke sini bersama Bintang. Tak ada yang tau, sesakit apa hati kedua mahluk ini. Hanya semesta yang tau. Bintang dan Vanila melangkah maju menuju dunia baru. Untuk sebuah perintah Jendral mereka, entah apa yang akan terjadi selanjutnya? Yang jelas ada sesuatu yang menunggu mereka di sana. Entah apa yang menunggu Bintang dan Vanila di sana yang jelas sesuatu yang tak pernah bisa dibayangkan oleh Bintang maupun Vanila. Keduanya hanya bersiap saja dengan harapan Bintang dan Vanila bisa melupakan sakit hati mereka yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Keduanya sudah terlanjur sakit hati namun, baik Bintang dan Vanila tak boleh memcampur adukan urusan pribadi dan pekerjaannya yang paling utama dari pada urusan pribadinya. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD