BANTUAN MOMOY

1432 Words
Ketika akan masuk ke kelasnya Aqilla harus melewati kantor administrasi kampusnya. Seperti sudah diduga Aqilah, dirinya pun dihentikan langkah kakinya oleh staf administrasi. staff administrasi kemudian menjelaskan kepada Aqila, Berapa banyak yg harus dibayar Aqila, juga mengingatkan Aqila untuk segera cepat membayar uang semesteran agar tidak menumpuk saat ujian tengah semester nanti. Pembayaran ujian tengah semester harus dibayar full tanpa harus dicicil. Langkah kaki Aqila kembali terhenti ketika Momoy tiba-tiba sudah berada di samping Aqilla dan bertanya kepada dirinya, Mengapa dirinya berada di kantor administrasi. Aqilla pun menceritakan kesulitannya kepada Momoy karena Aqilla merasa sepertinya Momoy bisa membantunya. Entah kenapa, sejak kemarin, ketika Aqilla butuh bantuan Momoy berada di dekatnya seperti saat ini. Belum sempat Mereka menyelesaikan perbincangannya tiba-tiba saja tangan Momoy ditarik oleh seseorang. Mereka pun berpisah. Aqila pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas mereka dengan memilih di tempat yang dirasa cocok dan pas untuk mendengarkan penjelasan dari dosen pagi ini. seseorang yang menarik tangan Momoy tersebut tak lain adalah Aretha sahabat dekatnya Momoy. "Udah deh Moy, jangan sok baik ngurusin orang. Lo mau nolongin, ntar malah lo yang ribetnya," areta mengingatkan. "dari sekian banyak orang Di kampus Ini, dari sekian puluh orang yang ada di kelas kita kenapa mesti Rossi yang perhatian sama dia? lo lihat sendiri kan dia itu nggak bisa bergaul bahkan nggak punya temen sama sekali dan lu mau maunya bantuin dia tanda tanya aneh banget deh Apalagi masukan atau lagi salah obat? ngapain sih nolongin dia yang ada ntar lo yang ikut susah gara-gara dia. aku rasa dia tuh sebenernya lagi punya banyak masalah kok bisa-bisanya tiba-tiba aja beasiswa dia dicabut gitu aja? jangan-jangan dia itu aduh hantang lah nggak usah lama nggak usah sok baik dengan bantuan orang lain begini. " ar eta mengingatkan "bukan kayak gitu Areta, Gue cuman berfikir Gimana kalau gue di posisi kayak Aqila sekarang. mengingatkan gue pertama mau kuliah dulu kayak gimana? bokap gue sakit nggak kerja, nyokap gue nggak kerja. gue dapat duit dari mana mau kuliah? gue bener-bener mau kuliah dan nggak ada 1% pun uang. Di Jakarta hidup sendiri. nggak lama udah bisa kuliah. bokap gue ini nggak ngerti perasaan gue gimana. Gue cuman kasihan aja sama Si Aqila. Gue cuman pengen Aqila buat bisa gapai cita-citanya. Lagian Aqila kan pinter. dia pasti bisa dapetin cita-cita dia. dia pasti bakal hidup lebih baik, Kalau di kuliah, karena itu gue pengen bantuin dia. gue cuman ingat sama masa lalu gue aja. seandainya aja bokap gue masih hidup. pasti dia bakal bahagia banget lihat gue sekarang udah bisa kayak gini."Ujar Momoy kepada Areta yang terlihat masih saja kesal. "Itu sih terserah lu Moy. gue cuman ngingetin aja kalau emang lo niat bantu ,sekalian aja tuh lo kasi dia uang saku, kayak dia kemarin dapat beasiswa. Terus lu juga kasih tu, dia bayar buat kosannya, bayaran kuliahnya, semua-semuanya. Jangan cuman sekali doang lu Bantuin dia, sekalian kasih dia kerjaan yang lebih layak, biar dia nggak ngemis ngemis terus setiap hari sama orang lain. Gue cuman ngingetin, nolong ya jangan setengah-setengah. sekalian sama yang lain-lainnya juga." ujar Areta berlalu dengan pergi meninggalkan Momoy. "kok Areta jadinya ini Kesel banget ya aku bantuin aqilaa ? Kenapa sih? Ada apa emangnya apa aku salah menolong dia? aku juga pernah ngerasain kesusahannya nyari uang buat bayar kosan buat makan aja susah apalagi buat kuliah. mau mikir besok mau makan aja aku udah nggak berani lagi apalagi ngarepin orang lain. Siapa yang bisa dihadapin apalagi kayak Aqila orangnya pemalu nggak bisa bergaul makan nggak ada temennya di kampus ini. padahal udah bertahun-tahun dia ngampus di sini masa iya nggak ada temen satu sama sekali pun. aneh banget tuh orang. aku kan jadinya merasa kasihan banget itu artinya kalau temen aja nggak punya apalagi orang yang mau bantuin dia pasti enggak ada pikir," momoi gelisah Momoy hanya diam saja. dirinya pun menyusul areta yang bergegas menuju kelasnya, karena memang sang dosen killer sudah berjalan menuju arah kelas mereka. sepanjang perkuliahan itu pun, Momoy banyak berpikir tentang perkataan Areta barusan. jika ingin menolong Aqila, ada baiknya memang dirinya bukan hanya menolong setengah-setengah, ataupun saat ini saja. ada baiknya juga dirinya menolong hingga selesai dan memberikan pekerjaan yang lebih layak kepada Aqila. tetapi pekerjaan seperti apa yang mampu diberikan kepada Aqila. sementara dirinya saja kerjanya bukanlah sesuatu pekerjaan yang baik. Andaikan Aqila diajak serta bekerja seperti momoi, Apakah Aqila nantinya akan mau ikut bekerja seperti yang momoi lakukan? itulah yang bermain dalam benak Momoi sepanjang perkuliahan pagi itu hingga akhirnya kuliah pun selesai pukul 10. "apa yang diomongin Areta tadi ada bener juga aku nolongin nggak usah setengah-setengah kalian aja semuanya tapi masa iya kau harus ngajakin Dia kerja kaya aku? enggak mungkin banget deh Walaupun dia kayaknya cupu dan nggak bisa bergaul kalau tiba-tiba jadi bongkar rahasiaku dan membuat aku karena masalah Bagaimana? kalau nggak mungkin deh Terus apa gimana nih? dia pasti mikirnya langsung jauh-jauh deh kalau aku cerita terus tangan pekerjaan aku ke dia. Mungkin dia pikir kerjaan kayak gini gampang apa kan itu teh lagian ngapain juga bisa bisanya beasiswa di sampe dicabut apa nilai berkurang? Kenapa memangnya Aneh banget nggak ada penjelasan sama sekali dan sekarang malah kayaknya dibully sama dosen dosen di kampus. Memangnya salah dia apa sih sama dosen dosen di kampus sampai di harus di kayak giniin? Ada apa sih sama sama anak itu?" tanya momoi dalam benaknya "Bengong aja lo selama di kelas tadi, diajak ngomong juga nggak denger-denger. aneh banget loh. "keluh aretha di samping Momoy, setelah dosen killer pergi meninggalkan kelas mereka dengan setumpuk tugas yang harus segera diselesaikan. "bukannya gitu ta. gue cuma mikirin yang elu bilang tadi sebelum kita masuk kelas tadi. kalau gue mesti nolong Aqilah, Mending jangan setengah-setengah, sekalian sama yang lainnya juga. gue jadinya mikir gimana kalau kita ajak Aqila kerja aja kayak kita. Menurut lo dia bakal mau nggak ya?"Tanya Momoy. "apa Moy? mau ngajakin Aqila kerja kayak kita? jangan gila deh lo. Denger baik-baik ya Moy, bantuin ya bantuin, Tapi enggak juga buka kedok kita. Lo kira Aqilla mau kerja kayak kita? aneh lo! jangan gila Moy. jangan rusak dan hancurin hidup lo sendiri. Kalau akhirnya kampus tahu kerjaan kita, kerjaan lo, kerja gue, kita berdua itu bisa di D.O dari kampus. ngerti nggak sih lo."Ujar Aretha makin kesal. Momoy jadi makin pusing memikirkan langkah apa yang harus dirinya tempuh untuk menolong Aqila, karena jujur saja dirinya sama sekali tidak ingin Aqilah putus kuliah. Apa lagi kehilangan masa depannya. dirinya menginginkan Aqila terus kuliah karena menurut Momoy, Aqila adalah seseorang yang sangat berprestasi dan bisa saja suatu hari nanti Aqulla akan menjadi seorang yang sukses di masa depan Jika dia terus saja berkuliah. "Udah deh enggak usah sok perhatian sama orang lain di cari masalah buat diri lo sendiri kan nanti apalagi kalau sampai mengungkapkan rahasia kita sangat dia terhenti Emang lu pikir dia itu bisa jaga rahasia? Kalau lihat deh orang satu kelas ini ada Banyak. Ada 25 orang kenapa dari sekian banyak orang itu cuman Lu aja yang kepikiran buat bantu biaya kuliah dia? Kenapa nggak sih ah kenapa nggak sih dia aja? Lu tahu nggak sih dia itu nggak bisa bergaul karena itu mending nggak usah ngajak dia bergaul sama orang," Reta mengingatkan lagi tapi momoi hanya diam saja bukannya menjawab perkataan dari Areta. Bahkan ancaman dari Areta terrsebut dirinya hanya diam saja sambil berpikir Langkah apa yang harus ditempuh untuk dari Ari tadi seolah hanya angin lalu di telinga memuai bahkan sepertinya Mama tidak mendengar hal apapun dari Areta. Aretha pun menjadi kesal, apa yang kwluar dari mukutnya seolah tak pernah masuk ke telinga Momoi. "mending lo pinjamin duit aja sama Si Aqila. enggak usah lah bongkar-bongkar kerjaan kita. awas aja ya. gue enggak mau tahu, lo enggak boleh bongkarin semua hal rahasia kita. ngerti nggak lo!" ancam Areta sebelum pergi. Momoy itu makin lesu begitu mendengar perkataan dan ancaman dari seorang aretha tersebut. Jujur saja baginya Areta adalah sahabat yang juga saudaranya. Ancaman Aretha tersebut bukan main-main itu juga berarti dirinya terancam akan di DO dari kampus jika rahasia mereka terbongkar. tetapi sebenarnya, Apa pekerjaan Areta dan Momoy yang mengakibatkan mereka akan di D.O jika sampai kampus mengetahui pekerjaan apa yang mereka lakoni? Momoi melihat Aqila kan keluar dari kelas dirinya pun mengikuti Aqila dan ingin berbicara sekali lagi dengan Aqila. "Qilah sini sebentar deh gue mau bicara sama lo ada yang gue mau sampaikan sama Lo!" panggil Momiy ketika Akila akan pergi ke kantin. Aqila pun langsung mengikuti langkah kaki momoi. Mereka pun duduk di sisi kelas yang memang ada sebuah taman kecilnya. mereka pun duduk berdua di sebuah bangku kecil di taman tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD