Part 8

2226 Words

Cassie terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa pening. Yang ia ingat ketika ia terbangun, suntikan-suntikan sudah siap menyentuh lengannya. Hanya itu. Entah sudah berapa kali suntikan itu menyerangnya. Sakit, sakit sekali. Tapi rasa sakit di hatinya jauh lebih sakit. Jika seribu suntikan bisa menggantikan sakit di hatinya, itu jauh lebih baik. Cassie membuang pandangannya ke arah jendela, menatap fokus pada gelapnya malam di balik gorden. Tepatnya sudah tengah malam. Dilihatnya Mason yang sedang tertidur di sofa, terlihat tenang. Namun, Cassie hanya menampilkan tatapan kebencian. Gara-gara orang yang di depannya ini, Nathannya pergi. Kali ini Cassie tidak terbangung dengan amukan. Ia diam, mulutnya terkunci, dadanya begitu sesak, hanya bulir-bulir anak sungai yang membludak menjadi lau

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD