Part 16

1990 Words

Nathan meremas rambutnya. Ia tidak tahu bagaimana caranya meyakinkan Cassie. Demi Tuhan, ia rela melakukan apa pun agar belahan jiwanya mau memaafkan dan mendengarkannya. Setelah perdebatan kecil yang terjadi di antara mereka, Cassie langsung masuk kamar sebelah gara-gara ia masih berdiri menghalangi di depan kamarnya. Sudah dua jam sejak kepulangan Cassie. Dilihatnya kini jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Jujur saja Nathan terus gelisah dan tidak bisa tidur. Namun, kamar di sebelahnya ini terasa sepi. Mungkinkah Cassie sudah tidur? "Aww! Cassie! Cassie! Tolong aku. Aku mohon. Cassie! Cassie! Cepat keluar. Argh ... rasanya sakit sekali. Cassie! Tolong! Aku mohon tolong. Aarghh ...," jerit Nathan sambil sesekali meringis kesakitan dan memukul-mukul pintu kamar yang sedang Cassi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD