JENGGALA SENJA : Kembalinya Sang Tuan Muda

1178 Words
Alantra Karen Andersson, putra kedua dari pemilik Andersson Company—Javier Andersson—menjadi pusat perhatian ketika wajahnya kembali dimunculkan di media setelah tidak pernah muncul lagi selama sepuluh tahun belakangan ini. Karen, begitu sapaan akrabnya, kembali ke tanah air setelah menetap di luar negeri selama sepuluh tahun dan memilih melanjutkan studinya di negara kelahirannya. Ketika pindah ke luar negeri, media seperti sulit untuk mencari tahu tentang sosok putra kedua dari Javier Andersson yang konon katanya akan menjadi pewaris dari perusahaan besar milik sang Ayah. Namun hari ini, di gedung milik keluarga Andersson, Karen kembali diperkenalkan dengan sosoknya yang sudah mulai tumbuh dewasa. Karen yang terakhir dilihat media sekitar umur 10 tahun, sudah menjadi pria dewasa dengan umur 20 tahun dan sangat tampan tentunya. Namanya menjadi trending topik hampir di seluruh media sosial setelah resmi diperkenalkan kembali malam ini. Dengan mengundang seluruh media di negeri ini, Karen maju ke mimbar dan menampakkan pesonanya yang mungkin akan segera menjadi idola bagi gadis-gadis diluaran sana. Sayangnya, harapan para gadis di luaran sana akan pupus begitu saja karena malam ini tidak hanya untuk memberitahu bahwasanya Karen kembali, namun untuk memberikan pengumuman bahwa sang pria akan segera menggelar pertunangan dengan seorang gadis cantik nan anggun yang beberapa tahun belakangan ini menjadi daya tarik bagi banyak pria. Gadis beruntung itu adalah Vailla Anara Gamamentra, putri dari seorang pengacara kondang—Eldas Gamamentra. Seperti kombinasi yang seimbang, putra pemilik perusahaan besar bertunangan dengan putri seorang pengacara hebat. Tidak hanya itu, keduanya memiliki kecerdasan yang bisa dikatakan hampir sama. Karen yang selalu menjadi lulusan terbaik ketika sekolah di luar negeri, sama dengan calon tunangannya yang selalu menduduki peringkat satu di sekolahnya (sekolah terbaik di negeri ini). Maka dari itu, media mengatakan bahwa pertunangan ini adalah pertunangan sempurna. Orang tua yang berpengaruh dan kedua anaknya yang sangat berdedikasi tinggi. Pesta pertunangan itu digelar sangat megah. Banyak sekali yang datang—termasuk orang-orang penting yang ada di pemerintahan. Semua orang yang datang adalah tamu-tamu VVIP dan kaya raya seperti mereka. Lalu ada banyak media yang berusaha untuk meliput dengan baik karena mereka tahu bahwa kabar tentang kehadiran Karen akan menjadi sebuah daya tarik untuk artikel atau berita mereka. Ditambah lagi dengan hasil foto dan video akan sangat menentukan sekali. Terlihat Karen dan Nara saling bertatapan lalu memasang cincin dengan harga fantastis karena salah satu koleksi langka di sebuah toko perhiasan yang ada di luar negeri. Setelah saling memasangkan cincin pada jari pasangannya, keduanya berbalik badan untuk difoto. Tidak ada yang bisa mengalahkan pesta pertunangan ini, sangat megah dan mewah. Pasangan yang melakukan pertunangan pun sangat serasi dengan pakaian rancangan dari Giocan—designer kelas atas—yang membuatkan satu-satunya pakaian untuk dikenakan oleh Karen dan Nara. Banyak sekali kamera yang tertuju kepada mereka berdua, mengambil gambar sebanyak-banyaknya untuk dijadikan dokumentasi media dan tentunya disebar luaskan. Untuk menghormati pihak media yang sudah datang, mereka sekaligus mengadakan konferensi pers di gedung sebelah, yang telah mereka sediakan untuk sesi tanya jawab setelah acara pertunangan selesai. Karen dan Nara duduk di tengah didampingi dengan Javier Andersson yang sangat tampan dengan setelan jas warna hitam. Javier menatap ke arah sang putra yang menampakkan senyuman tipisnya ke arah kamera sambil menundukkan kepalanya setiap kali ada yang menyapanya. Mungkin itulah mengapa seorang Karen selalu dianggap sebagai putra mahkota yang sesungguhnya pada jaman modern karena mempunyai attitude yang jarang dimiliki oleh orang kaya pada jaman sekarang. Beberapa bodyguard berjaga dan meminta para wartawan untuk duduk di kursi yang disediakan. Mereka pun diberikan waktu untuk bertanya kepada Karen maupun Nara sebagai bintang malam ini. Setelah suasana menjadi kondusif, sesi tanya jawab pun dimulai. Dimulai dari seorang wartawan wanita yang mengacungkan tangannya ke udara. "Silakan," ucap Karen yang memberi kesempatan wartawan itu untuk bertanya kepadanya. Wartawan itu tersenyum tipis setelah mengucapkan kata terimakasih karena diijinkan untuk bertanya. "Tuan Muda Karen, saya sempat mendengar kabar bahwasanya Anda akan melanjutkan studi perguruan tinggi Anda di sini. Kira-kira, kampus mana yang beruntung mendapatkan mahasiswa seperti Tuan Muda? Terimakasih." Tanya wartawan itu dan membungkukkan tubuhnya setelah itu. Karen tersenyum tipis ke arah semua orang, "hm ... sepertinya rumornya sangat berkembang cepat di negara ini." Semua orang tertawa pelan karena mendengar ucapan Karen. Mereka memang tidak salah mengatakan bahwa Karen sangat humble dan ceria, hampir tidak jauh beda ketika pria itu masih anak-anak. "Sebenarnya saya sudah banyak melihat website kampus yang ada di negara kita. Saya mencari banyak sekali referensi tentang beberapa kampus yang mempunyai jurusan yang saat ini ingin menjadi jurusan favorit saya. Karena banyak sekali kerabat-kerabat saya yang langsung merekomendasikan kampus ini, saya menjadi tertarik untuk masuk kesana. Jadi ... saya memutuskan untuk kuliah di Universitas Emerald dengan mengambil jurusan Manajemen Bisnis." Jawab Karen dengan mantap. Semua orang tampak terpesona dengan wajah Karen dan senyum manisnya yang tidak pernah luntur dari wajahnya. "Untuk pertanyaan pertama, saya sudah menjawabnya. Jadi ... silakan untuk yang ingin bertanya lagi. Hari ini, biarkan saya yang memimpin acara. Tidak perlu menggunakan pemandu acara." Ucap Karen agar segera menyelesaikan semua acara ini dan kembali ke kamarnya untuk istirahat. Setelah itu, tentu saja ada banyak sekali yang mengacungkan tangan. Mereka berlomba-lomba untuk bisa berkomunikasi dengan Karen dan bertanya tentang hal yang sangat ingin mereka tanyakan. Sayangnya sesi tanya jawab ini dibatasi sekali. Hanya lima pertanyaan dan tersisa penanya terakhir. Karen menunjuk seorang pria dengan dasi warna biru yang duduk di bagian paling belakang. "Sebelumnya, terimakasih karena sudah memilih saya, Tuan Muda." Ucap salah satu wartawan itu dengan tersenyum. "Mungkin pertanyaan yang akan saya tanyakan kali ini adalah pertanyaan yang sangat ingin ditanyakan oleh banyak orang dan mungkin sangat ditunggu-tunggu. Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah Andersson Company akan jatuh di tangan Tuan Muda Karen? Benarkan Tuan Muda yang akan menjadi direktur utama yang akan menggantikan posisi Tuan Javier Andersson? Lalu jika benar begitu, mengapa bukan Tuan Muda Kerla sebagai anak pertama yang pantas menjadi Direktur utama Andersson Company? Dan—" ucapan seorang wartawan itu terhenti ketika mendengar suara Javier. "Hai ... ini bukan acara tentang perusahaan. Ini adalah acara untuk menyambut kepulangan Karen dan pertunangannya. Acara ini bukan tentang perusahaan. Seharusnya Anda tahu tentang itu dan paham dengan batasan yang tak seharusnya Anda langgar." Tegas Javier yang tampak sangat terganggu dengan pertanyaan itu. Karen memegang lengan Javier, meminta ayahnya untuk duduk kembali. Dengan terpaksa Javier menurut, kembali duduk dengan wajah kesal. Karen pun mengambil alih acara, berusaha sebisa mungkin untuk mencairkan suasana yang tegang ini. "Baik! Rupanya pembahasan perusahaan, direktur utama, selalu menjadi topik penting dalam setiap acara keluarga kami. Namun untuk saat ini, Daddy saya masih bisa dan mampu memimpin perusahaan. Baik saya maupun Kakak saya akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan tentunya. Namun, secara personal, kami berdua belum dan tidak akan membahas masalah siapa yang akan menjadi direktur utama menggantikan Daddy kami dalam waktu dekat ini. Pergantian pemimpin itu pasti, namun membutuhkan perencanaan yang matang. Jika kami bisa memimpin perusahaan berdua dengan cara berkerjasama. Mengapa harus salah satunya?" Karena ungkapan tersebut, Karen semakin dikenal sebagai pria yang pandai dan dapat berkomunikasi dengan baik. Setelah hari itu ... kehidupan Karen berubah menjadi layaknya selebritis. Dikenal, menjadi sorotan, dan akhirnya ... menemukan sesuatu yang baru. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD