15. Ancaman Dimas

1024 Words

Pagi itu, di saat matahari mulai meninggi di langit, bel rumah berbunyi dengan cukup keras, Mawar yang tengah berdiam diri di kamar pun menengok ke kanan dan kiri, bingung, haruskah ia membuka pintu tersebut? Tapi bahkan sejak kemarin, Mawar tidak diijinkan untuk mendekat ke arah depan oleh Dimas. Seolah ia adalah tahanan yang harus dipastikan keberadaanya agar tidak kabur. Tapi, bel di luar terus berbunyi. Mawar mengembuskan napas, memberanikan diri untuk akhirnya turun ke lantai utama dan membuka pintu, menemui seorang wanita yang sangat amat ia kenal. Mbak Lily. "Kamu menikmati hidup sama Dimas kah, Mawar?" Tersentak kaget dengan pertanyaan yang tidak sama sekali diharapkan itu, Mawar pun mundur selangkah. "Mbak kenapa?" "Kamu bahkan enggak bisa dihubungin, enggak bales chat Mbak.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD