"Saya bawain kamu makanan." Mawar menatap kotak mewah yang ada di hadapannya, pemberian dari Dimas yang baru saja pulang dari rumah sakit. Sedikit telat mungkin karena mampir dulu ke tempat sushi premium di hadapannya. "Aku gak minta." "Memang Sayang," ujar Dimas sembari menjatuhkan diri untuk duduk di samping Mawar. Tangannya kemudian dengan enteng merangkul Mawar. "tapi kan sebagai suami yang pengertian, akuninget istri di rumah, lagi nunggu Mas-nya pulang, dan mau aja ngasih ini. Emang enggak boleh ya?" "Aku lagi enggak mau dan males makan, jadi buat kamu aja." Mawar menggeserkan tangan Dimas agar tidak lagi merangkulnya. Tapi dengan santai, Dimas kembali merangkul, tak peduli dengan wajah Mawar yang merenggut dengan mata melotot marah. "Makan aja, satu suap, buat ngerhargain usaha

