Mataku mengerjap sempurna ketika mendengar suara berisik dari luar kamar yang kutempati. Aku memang memutuskan untuk istirahat beberapa jam sebelum memutuskan untuk pulang ke rumah. Itu suara Maya dan seseorang yang beradu argumen di depan pintu. Tak lama, pintu berhasil terbuka dan menampilkan Mas Bian yang menatapku dengan sorotan tajam dari dekat pintu. "Tolong jangan buat keributan di sini, Bian. Kau mengganggu pasien lain," cetus Maya dari belakang. "Diam kau, May. Tinggalkan saja kami!" Mas Bian menghardik. Setelah menggebrak pintu dengan kasar, pria itu mendekat ke arahku dengan tatapan mengintimidasi. "Sedang apa kau di sini, dan siapa yang menemanimu tadi?!" ujarnya emosi. Pria itu bukan menanyakan bagaimana keadaanku yang lemah akibat perbuatannya ini, malah kecemburuan

